NovelToon NovelToon
ARCANUM: Perjalanan Menuju Takhta Bintang

ARCANUM: Perjalanan Menuju Takhta Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Romansa Fantasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Transmigrasi
Popularitas:636
Nilai: 5
Nama Author: Ilhamkn

Tema cerita: Fantasi, Petualangan, Pedang dan Sihir

Update 1-2 Bab/hari, setiap jam 20:00 WIB.

Caelum Aurelius adalah seorang penyihir dan peneliti dari sebuah organisasi bernama Arcana, sebuah organisasi sihir yang telah berdiri sejak abad pertengahan di bumi dan merupakan salah satu organisasi sihir tertua.

Pada suatu malam Caelum mencoba melakukan penelitian untuk "melintasi dinding realitas". Namun percobaan tersebut mengalami kegagalan yang mengakibatkan Caelum terlempar dalam dimensi hampa.

Saat Caelum tersadar dia melihat pemandangan asing disekitarnya.

"Berdasarkan pengamatan awal, lokasi ini tidak identik dengan satupun wilayah yang ada di bumi, terutama bulannya" sambil menatap ke arah langit, Caelum melihat 2 Bulan yang bersinar berdampingan.

Dan semuanya dimulai dari sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilhamkn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17: Blue Lake

Catatan demi catatan perlahan memenuhi meja dan lantai kamar, Caelum dengan semangat mencatat serta membuat kerangka hipotesis untuk penelitian terkait magic circle, dia yakin bahwa metode yang digunakan para penyihir saat ini memiliki banyak batasan dan risiko, metode pembentukan inti mana dengan tujuan untuk mengasimilasi mana dan menyimpannya memiliki risiko seperti ledakan mana jika ada masalah pada inti mana tersebut, dan ada batasan berapa banyak mana yang dapat di simpan, bukan hanya itu tapi proses pembentukan inti mana juga berbahaya karena memiliki kemungkinan mana tidak stabil dan lepas kendali.

"Bisa disimpulkan bahwa para penyihir selama beberapa abad terkahir pasti telah menyempurnakan metode penggunaan inti mana namun tetap saja terdapat banyak batasan, ini juga yang menjadi alasan kenapa jumlah Archon bisa di hitung dengan jari tangan yang membuat penyihir lebih lemah dibandingkan dengan Knight ataupun Awakens" Caelum mengelus sikunya dengan tangan kiri dan menggosok dagunya menggunakan tangan kanan.

Jadi sesuai kesimpulan awal bahwa dibandingkan mencoba mengendalikan mana yang terbatas untuk memudahkan proses perapalan dan konstruksi sihir, metode magic circle lebih sederhana dan efisien, karena metode ini memungkinkan tubuh menjadi katalis untuk menjembatani sihir dan circle berfungsi sebagai terminal untuk menyelaraskan kehendak perapal dan mantra sihir.

"Yang menjadi masalah adalah bagaimana mengukir rune pada tubuh manusia? apakah seseorang akan menjadi seperti Yakuza yang dipenuhi tatto" Caelum hanya bisa tertawa membayangkan kemungkinan tersebut.

Menurut catatan ini rune-rune ini merupakan bahasa yang sangat tua dan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi mana, model tiap mantra di dasarkan pada penyederhanaan bahasa rune yang digunakan oleh para elf dan itulah bagaimana bahasa Elvis ditemukan.

"Apakah kita bisa mengukir rune menggunakan mana?"

Caelum menulis sebaris kata dalam catatannya dan menutup buku tersebut.

"Sudah hampir pagi, sebaiknya aku istirahat" menggunakan Blue membuat Caelum bisa tetap fokus meskipun telah bekerja semalaman, dia merasa nilai blue sangat berharga dan sekali lagi merasa berterima kasih di lubuk hatinya pada teman-temannya.

Caelum merapikan catatannya dan bergegas untuk berbaring di kasur, sambil berbaring Caelum mengangkat tangan kanannya dan berbisik pelan.

"Revolusi sihir, pasti sangat luar biasa" tenggelam dalam khayalannya Caelum perlahan menutup matanya dan tertidur.

Dalam kegelapan Caelum tiba-tiba tersadar namun seakan kehilangan persepsinya dia tidak bisa merasakan arah, tidak ada suara, tidak ada cahaya dalam kegelapan total tersebut perasaan panik mulai menguasai pikirannya, namun sebelum kepanikan itu menguasai dirinya sepenuhnya sebuah sosok bercahaya dengan lembut perlahan mendekat sembari mengulurkan kedua tangannya seakan-akan hendak memeluknya, ketika sosok bercahaya itu semakin dekat dan memeluknya, sensasi hangat dan damai segera menghilangkan semua perasaan tidak nyaman yang baru saja dia rasakan.

Tiba-tiba berbagai gambar muncul di hadapannya, pemandangan yang nampak dalam gambar-gambar tersebut merupakan sesuatu yang sangat dikenal oleh Caelum, sesuatu yang sangat dia rindukan yaitu bumi tempat asalnya, saat gambar-gambar tersebut berputar di sekelilingnya memperlihatkan ruangan yang dia kenal, laboratorium tempat dia melakukan penelitian serta sosok yang tidak asing dan sangat dia rindukan. Masternya nampak semakin tua namun dari sorot matanya dia sangat bertekad, gambar bergeser memperlihatkan sebuah benda di tengah tempat pengujian Artefak.

"Apakah master mencoba untuk mencari cara memulangkanku?" Meskipun gambaran itu tidak terlalu jelas namun dia bisa membuat tebakan kasar mengenai apa yang sedang dilakukan oleh Masternya.

Seketika gambar-gambar yang mengelilinginya pecah bagaikan kaca dan menghilang bagai butiran cahaya, dan sosok bercahaya yang memeluknya nampak muncul kembali dan bergerak menjauh, sebuah suara yang terasa jauh dan luar biasa terdengar lembut di telinganya.

"Kau adalah salah satu bintangku dan aku selalu ada untukmu"

Setelah mendengar kalimat itu, tiba-tiba sebuah cahaya melesat dari arah belakang Caelum dan seakan menariknya ke kenyataan.

Caelum membuka matanya dan terbangun dengan panik, sinar matahari telah merangkak masuk dan hembusan angin pagi menyadarkannya.

"Mimpi yang terasa sangat nyata, dan sosok itu entah kenapa aku merasa seperti pernah melihatnya sebelumnya". Caelum menenangkan pikirannya dan mencoba untuk mengumpulkan namun sebagaimana mimpi, ingatan itu dengan cepat memudar dan hanya menyisakan perasaan seakan sesuatu yang penting telah menghilang.

Tidak ingin terganggu dengan mimpi samar tersebut Caelum memutuskan bahwa ada hal yang lebih penting yang harus dia lakukan saat ini.

Bangun dari kasurnya dan berjalan ke arah meja dimana tumpukan buku dan catatan penelitiannya, caelum menulis dalam sebuah catatan sebaris kalimat.

"Memanfaatkan kehendak mana untuk menciptakan memori fisik dalam sistem lingkaran Mana Circle"

Setelah menulis, Caelum segera keluar dari kamar dan berjalan ke ruang makan untuk sarapan, saat dia tiba di ruang sarapan dia melihat Nina, Lin, dan Syla.

"Kamu sedikit terlambat Cael, apakah kamu begadang lagi?" tanya Syla, namun matanya melihat liontin yang dia kenakan, melihat tatapan Syla, Lin juga melihat liontin di leher Caelum.

Melihat tatapan keduanya Caelum menelusuri tatapan itu dan mengetahui bahwa liontin yang dia kenakan adalah yang mereka perhatikan, karena semalam dia terburu-buru untuk tidur dia tidak sempat melepas liontin tersebut. Melihat tatapan aneh keduanya Caelum hanya mengangkat kedua alisnya.

"Blue lake" gumam Syla dan Lin bersamaan sambil bertukar pandang dan memasang tatapan curiga.

"Cael apakah kamu membeli liontin itu?" Tanya Syla, Nina hanya memperhatikan tanpa berkomentar sedikitpun namun dari tatapannya dia tahu kalau Nina juga penasaran.

"Tidak, temanku memberikan ini saat perayaan semalam, dan ini memiliki efek yang bagus untuk belajar jadi aku memakainya semalam dan lupa melepasnya" mendengar itu mereka berdua kembali berbisik

"Cael, apakah liontin itu diberikan oleh seorang gadis?" Lin bertanya dengan nada menyelidik, mendengar pertanyaan itu dan tingkah mereka Caelum merasa ada sesuatu jadi untuk memastikan dia hanya mengangguk.

"Sudah kuduga, kau itu playboy saat tuan putri tidak ada" Lin sontak berseru melihat respon Caelum.

"Lin apa maksudnya aku tidak mengerti" Caelum memasang wajah bingung namun dia sedikit memiliki gambaran tentang topik ini.

"Cael, jika sebuah cincin dengan blue lake di berikan oleh sorang pria kepada gadis itu menandakan bahwa pria itu ingin mengakui perasaannya kepada seorang gadis dan ketikan sebuah liontin dengan blue lake diberikan oleh seorang gadis kepada seorang pria maka... " Nina hanya melanjutkan percakapannya dengan memberikan isyarat tangan dengan membentuk love.

"Aku tidak tahu tentang hal itu sungguh" Caelum hanya menggelengkan kepala karena dia sama sekali bingung dengan tradisi para elf bagaimanapun itu berbeda dengan di bumi.

"Jika pemberi tidak menuntut lebih jauh dan hanya memberikan liontin itu secara cuma-cuma mungkin itu memang hanya sebuah hadiah" Nina menjelaskan secara singkat dan segera meninggalkan ruang makan sambil mendecakkan lidah.

"Mungkin seperti yang dikatakan oleh Nina" Caelum hanya mengangkat bahu dan tidak membahas lebih jauh, saat ini dia tidak memiliki satupun fantasi romantis sejak dia berfokus pada penelitian barunya.

Syla dan Lin pun tidak membahas lebih jauh dan meninggalkan ruang makan sambil melanjutkan tugas mereka.

Caelum makan dengan tenang, tanpa sadar tangannya menyentuh liontin di lehernya dan bergumam pelan.

"Seandainya jiwaku sedikit lebih muda"

Caelum hanya menggelengkan kepala dan menertawakan pikirannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!