Shela... Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan laki-laki yang belum ia kenal demi mendapatkan uang dari ibu laki-laki itu untuk biaya operasi adik satu satunya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akahkah dia mendapatkan cinta Zevan yang sama sekali tidak mencintainya atau dia harus pergi dan mengakhiri pernikahannya dengan Zevan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Kesepakatan
Malam perlahan bergerak digantikan pagi, dan matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya.
Shela sudah bangun dan berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan. Dia tau walaupun pernikahan nya tidak seperti yang diinginkan, tapi dia tetap harus melakukan tanggung jawabnya sebagai istri pada laki-laki yang sudah menjadi suami nya.
Ceklek.... pintu kamar terbuka, muncul Zevan dari arah kamarnya sudah rapi memakai jas kerjanya, lengkap dengan dasi menyempurnakan ketampanan nya.
"Kamu ngapain pagi-pagi udah di dapur?" Tegur Zevan
"Aku buat sarapan, tapi cuma nasi goreng sama telur dadar. Soalnya cuma ini stok yang ada di dapur. Jawab Shela sambil tertunduk.
"Aku buru-buru dan aku ingatkan gak usah sibuk nyiapin sarapan buat aku. Aku sarapan dikantor aja. Makan aja buat kamu sendiri". Shela masih terdiam enggan menjawab kata-kata yang menusuk hatinya. Kemudian dia mengeluarkan kartu dari dompetnya lalu diserahkan pada Shela. Yang diberi diam tak menjawab ataupun mengambil kartu itu. "Ambil ini jangan sok jual mahal. Tujuan kamu mau nikah denganku kan memang karena uang"
Bagai disambar petir Shela mendengar kata-kata tajam Zevan "Jaga bicaramu, aku gak serendah itu" jawab Shela emosi
Zevan tidak menjawab lagi tapi dia tetap meletakkan kartu itu dimeja, dia pun berlalu meninggalkan Shela menuju pintu untuk berangkat ke kantor.
Sepeninggal Zevan, Shela luruh terduduk dilantai sambil menangis. Sampai kapan ia akan sanggup menjalani pernikahan seperti ini. Menikah dengan laki-laki yang tidak menghargai nya. Kalau bukan karena orang yang dia sayangi, dia tidak akan mau menerima perjodohan ini.
"Ayah, ibu, Shela kangen kalian. Ucapnya disela isak tangis sambil mengusap air matanya.
Ayah dan ibu Shela sudah meninggal saat dia duduk di bangku SMP. Ayahnya meninggal karena kecelakaan, dan ibunya meninggal setahun setelah kepergian ayahnya karena sakit kanker rahim yang diderita. Shela mempunyai satu adik laki-laki bernama Reyhan yang selisih usia lima tahun darinya. Setelah kepergian kedua orang tuanya, kakak beradik itu tinggal bersama bibi dari sang ayah. Sebenarnya Shela ingin tinggal dirumahnya sendiri. Tapi bibi tidak tega melihat keponakannya hanya tinggal berdua. Bibi pun mengajak Shela tinggal dirumahnya, Shela pun menuruti keinginan bibinya. Bibi sangat senang karena dia tidak mempunyai anak.
Diperjalanan Zevan mengemudikan mobil sambil berfikir.
"Apa aku keterlaluan ya?" Batinnya. "Tapi memang kenyataan dia menerima uang dari mama sebelum kami menikah" Gumam nya
☘️☘️☘️☘️
Gedung Wira Utama
Zevan sampai di depan kantor perusahaannya.
Bergegas berjalan menuju lift untuk membawanya ke lantai 12 tempat ruang kerjanya berada. Sepanjang jalan menuju lift para karyawan menyapanya dan hanya ditanggapi dengan anggukan kepalanya.
Ting.... Pintu lift terbuka. Zevan keluar dari lift disambut sekretarisnya, yang meja kerjanya tepat disamping pintu ruangan Zevan.
"Selamat pagi pak" Nadya memberi salam sambil menundukkan kepalanya.
"Pagi. Apa agenda hari ini?" Tanya Zevan sambil memegang handle pintu sebelum masuk keruangan nya.
"Hari ini ada jadwal meeting dengan perusahaan Gema Nusantara terkait proyek yang ada di Bandung. Semua berkas sudah saya siapkan. Nanti Pak Dimas yang akan menemani bapak diruang meeting" Nadya menjelaskan
"Baik, antar berkasnya keruangan saya" titah Zevan lalu mendorong handle pintu dan berjalan memasuki ruangannya.
"Baik pak" jawab Nadya
Setelah duduk dikursi kerjanya, pintu diketuk
"Masuk" jawab Zevan
Nadya sekertaris Zevan masuk membawa berkas untuk meeting diikuti Dimas dibelakangnya.
Setelah sekertaris itu meletakkan berkas dia pun pamit keluar ruangan. Dimas duduk di depan meja kerja Zevan.
"Selamat pagi pengantin baru" ledek Dimas
" Apa sih Lu?" Kesal Zevan.
"Kok udah datang ke kantor? Emang gak bulan madu?" Tanya Dimas sambil tertawa.
Zevan hanya berdecak kesal dengan kelakuan asisten sekaligus sahabatnya itu.
Dimas adalah asisten sekaligus sahabat Zevan sejak SMA. Disaat jam kerja mereka layaknya partner kerja professional tapi disaat santai mereka saling ledek, sudah seperti Tom and Jerry.
"Ya ampun, masih pagi begini kenapa muka Lu ditekuk gitu? istri Lu datang bulan ya jadi gak dapat jatah malam pertama hahahaha..." Dimas pun terkekeh dengan ucapannya sendiri.
"Diem gak Lu!!! atau mau gue pecat" bentak Zevan
"Iya.. iya... Maaf yg mulia" ucap Dimas sambil menangkupkan kedua tangannya didepan dada sambil masih menahan tawanya.
"Jam berapa meeting hari ini dengan perusahaan Gema Nusantara? Tanya Zevan
"Jam 10 tapi pak Andika minta meeting di restoran Budaya sekalian makan siang bareng" jawab Dimas sambil melihat buku agenda nya.
"Ya udah sana balik keruangan Lu, ngapain masih disini?" usir Zevan pada Dimas
"Ceritain dulu gimana rasanya malam pertama?" Tanya Dimas masih dengan kekepoannya "Atau jangan jangan istri Lu beneran datang bulan ya? Hahaha" kembali menertawakan bos yang sedang tidak baik moodnya.
"Cckk" Devan berdecak kesal. "Lu tau kan gue gak cinta sama dia, jadi gak ada malam pertama. Kita tidur pisah kamar" jawab Zevan
"Apa???" Dimas kaget mendengar penjelasan Zevan
"Gue berencana mau ceraikan dia, tp setelah setahun biar mama gak curiga. Gue mau bilang kalo kita gak ada kecocokan" jelas Zevan
"Lu beneran Van? Kok gue jadi kasian sama bini Lu, kejam banget Lu" Baru ini ada bawahan memarahi atasannya "Lu tau dari mana gak ada kecocokan belum juga Lu jalani, takutnya ntar setelah setahun Lu yang bakal merengek gak mau cerai. Shela kan cantik, kalau Lu ceraikan pasti banyak yang ngantri" ucap Dimas memprovokasi.
Zevan melempar pulpen yang dipegangnya, langsung mendarat dikepala Dimas
"Aww....sakit van!!!
Zevan malah tertawa melihat drama temannya yang kesakitan.
"Makanya jangan sotoy jadi orang. Siapin mobil sebentar lagi kita berangkat ke restoran budaya"
"Siap boss!" jawabnya sambil masih memegangi kepalanya.
☘️☘️☘️
Pukul 22.30
Zevan masuk ke apartemennya, setelah membuka pintu Zevan melihat sekeliling tapi tak melihat keberadaan Shela, mungkin sudah tidur pikirnya. Zevan melangkah memasuki kamarnya. Sampai dikamar ia berfikir harus segera menyampaikan keputusannya pada Shela. Zevan bergegas menuju kamar mandi, setelah mandi dan berpakaian santai, ia keluar kamar dan mengetuk pintu kamar Shela.
Tok..tok..tok..
"Shela buka pintunya, ada yang mau aku omongin" seru Zevan
Tak lama pintu terbuka, keluar Shela dari kamar dengan mata sedikit sembab akibat dia banyak menangis hari ini.
"Ada apa?" Tanya Shela sambil mengikuti langkah Zevan menuju sofa diruang tamu.
"Aku mau buat kesepakatan" tanpa basa-basi
"Kesepakatan apa?" Tanya Shela bingung
"Kamu tau kan aku gak pernah menginginkan pernikahan ini, aku punya kekasih, aku punya pilihan sendiri untuk hidupku. Aku melakukan semua ini hanya terpaksa karena mama".
Shela masih diam tak menjawab, sambil berfikir kemana arah pembicaraan ini. Kemudian Zevan melanjutkan
"Aku mau kita bercerai setelah setahun, kita katakan pada mama kalau kita gak ada kecocokan" jelas Zevan
Shela terkejut mendengar permintaan Zevan sambil menahan air matanya. Diam beberapa saat.
"Kalau itu kemauan kamu oke... aku terima kesepakatan ini. Tapi aku mohon kamu ijinkan aku untuk bekerja, kamu jangan melarang apapun yang aku lakukan, aku juga gak melarang kamu berhubungan dengan siapapun dengan syarat jangan bawa perempuan kesini" ucap Shela dengan tegas.
"Oke aku ijinkan kamu bekerja, aku kasih kamu kebebasan tapi bukan berarti kamu bisa melewati batasmu. Ingat... setahun kedepan statusmu masih istriku, jadi kamu harus tau setiap hal yang kamu lakukan. Dan jangan sampai mama tau kesepakatan ini" pinta Zevan.
Shela menganggukkan kepalanya
"Oya, kamu mau kerja dimana?" Entah kenapa tiba-tiba Zevan ingin tau.
"Aku sudah membuat lamaran di perusahaan Mandiri Golden, tadi aku baca di sosial media ada lowongan disana. Besok aku mau antar lamaran langsung ke perusahaan" jelas Shela.
"Baiklah terserah kamu, aku masuk dulu" Zevan pergi meninggalkan Shela dan masuk ke kamarnya.
Shela tak menjawab hanya menganggukkan kepalanya.
"Semoga ini keputusan yang terbaik" gumam Shela kemudian dia pun beranjak dari duduknya dan masuk ke kamarnya. Sampai dikamar dia menangis menenggelamkan kepalanya di bantal untuk mencurahkan segala beban dihatinya, agar suara tangis nya tak sampai mengganggu penghuni kamar sebelah.
Di kamar Zevan
Ponselnya berdering. Meraih ponsel di atas nakas, dan menggeser layar.
"Hallo Vio! Ada apa?" Jawab Zevan panik sebab suara diseberang sana terdengar menangis.
"Aku kangen kamu Van, aku gak bisa pisah dari kamu" Ya dia Viona kekasih Zevan yang terpaksa dia putuskan karena dipaksa menikah dengan Shela.
"Aku juga kangen sama kamu, besok jam makam siang kita ketemuan di cafe biasa"
"Beneran? Tp aku takut istri kamu marah" Jawab viona masih dengan nada sedih.
"Udah kamu tenang aja biar aku yang atur, kamu gak usah pikirin yang macem-macem"
"Oke"
"Ya udah buruan tidur udah malam"
"Iya, sampai ketemu besok. Byeee..."
"Byeee"
Sambungan telpon terputus. Zevan meletakkan ponsel nya, dan duduk ditepian tempat tidur. Dia yakin dengan keputusannya ingin kembali menjalin hubungan dengan Viona.
☘️☘️☘️
Pagi hari
Shela sudah bersiap dengan pakaian semi formal untuk melamar kerja di perusahaan yang ia lihat di sosial media. Saat dia keluar kamar bersamaan dengan Zevan yang juga keluar dari kamarnya untuk berangkat ke kantor. Pandangan mereka sempat bertemu dan saling tatap, namun dengan cepat Shela mengalihkan pandangannya. Tak ada percakapan diantara kedua nya.
Shela berjalan ke dapur untuk membuat teh dan mengambil sepotong roti tawar, kemudian mengoleskan selai coklat diatasnya lalu menuju ke meja makan. Zevan hanya memperhatikan yang Shela lakukan. Dia duduk di sofa sambil memakai sepatunya.
"Mau berangkat bareng?" Tanya Zevan, dia sedikit melunak setelah Shela menerima kesepakatannya tadi malam. Dia berfikir tidak ada salahnya berteman.
"Gak usah aku naik ojek online aja, udah aku pesan sebentar lagi nyampe aku udah suruh nunggu di depan" jelas Shela
"Oke" Zevan keluar apartemennya meninggalkan Shela yang baru selesai sarapan.
Shela pun bergegas keluar karena ojek yang dipesan sudah menunggu didepan. Dengan semangat dia keluar dari apartemen sambil membawa map berisi berkas-berkas lamarannya.
Pagi yang cerah, matahari mulai terasa hangat di kulit. Shela tetap semangat dengan tekadnya. Sampai didepan perusahaan yang dituju. Kemudian dia turun dari motor, dan memberikan selembar uang kepada tukang ojek online.
"Makasih ya mas"
"Sama-sama mbak"
Shela pun berjalan memasuki gerbang perusahaan, dan bertanya pada satpam bahwa ia ingin mengantar lamaran kerja.
"Pak permisi, saya mau antar lamaran kerja. Saya dapat info dari sosial media katanya perusahaan ini lagi butuh karyawan.
"Oh iya mbak, silahkan tanya ke bagian resepsionis" jelas pak satpam sambil menunjuk ke bagian resepsionis.
"Makasih ya pak" Shela pun bergegas menuju bagian resepsionis.
"Selamat pagi mbak, ada yang bisa dibantu?" Sambut resepsionis itu ramah.
"Selamat pagi, saya mau mengantar lamaran kerja" Shela
"Tunggu ya mbak, saya telpon bagian HRD sebentar"
"Halo Pak Aldo, ada yang mengantar lamaran kerja. Apa bisa saya antar langsung keruangan bapak?" Setelah terdengar sahutan dari seberang telepon. "Baik Pak biar saya antar langsung keruangan bapak"
"Mari mbak saya antar ke ruangan HRD"
Bersambung
Jangan dibully ya gaess... Ini novel remahan mengisi kegabutan 😂😂😂
mampir
thor