Celine, seorang wanita pekerja keras, terpaksa menikah dengan Arjuna—pria yang bekerja sebagai tukang sapu jalanan untuk menghindari perjodohan. Selama pernikahan, Arjuna sering diremehkan dan dihina, bahkan oleh keluarga istrinya sendiri. Tapi siapa sangka, di balik penampilan sederhananya, Arjuna menyimpan identitas dan kekayaan yang luar biasa. Saat rahasia itu terbongkar, kehidupan mereka pun berubah drastis, dan mulailah babak balas dendam yang elegan dan penuh drama.
Siapakah Arjuna sebenarnya? dan apa yang akan terjadi jika semua orang mengetahui identitas Aslinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
Matanya liar mencari-cari. Langkah kakinya tergesa, hampir terantuk pintu masuk. Napasnya memburu, dada naik-turun cepat saat menghampiri meja informasi.
"Suster. Dimana pasien atas nama Gisela?" Suaranya parau, terbata saat menyebut nama orang yang ia cari.
"Ada di ruangan B2"
"Terimakasih" jawabnya. Lalu buru-buru pergi.
Sesampainya disana. Disebuah ruangan yang disebutkan. Pak Deri berhenti di depan sebuah ruangan, dimana anaknya di kabarkan dirawat di sana.
"Dok. Bagaimana keadaan anak saya?" tanya Pak Deri segera setelahnya sampai disana. Suaranya gemetar, nyaris tak terdengar saat ia bertanya tentang kondisi anaknya. Emosi mengambil alih, sulit mengontrol diri karena takut terjadi sesuatu kepada anaknya.
"Nak Gisela baik-baik saja saat ini. Hanya mengalami benturan sedikit. Besok sudah bisa pulang" jawab Dokter.
Pak Deri menghela nafas lega mendengar penjelasan Dokter.
"Pa. Om Arjuna yang mengantar ku ke rumah sakit ini. Dia sangat baik" Gisela sangat antusias memperkenalkan Arjuna kepada ayahnya.
Arjuna disampingnya hanya tersenyum tipis.
"Terimakasih sudah menyelamatkan anak saya" ucap Deri bersyukur.
Pak Deri menatap penampilan Arjuna yang hanya menggunakan baju petugas kebersihan, "Saya hanya punya uang kes segini. Silahkan di ambil. Dan ini kartu nama saya, kamu bisa datang kepada saya untuk mengambil sisanya. Sekali lagi terimakasih sudah menolong anak saya" ucap Pak Deri ramah.
Arjuna menolak uluran tangan Pak Deri yang ingin memberikan uang beserta kartu namanya.
"Terimakasih pak. Tapi maaf, saya tidak bisa menerima uang ini. Saya ikhlas menolong anak Bapak dan tidak meminta imbalan apapun." jawab Arjuna sopan.
"Tapi.... "
"Tidak apa Pak. Saya hanya kebetulan lewat dan melihat anak Bapak di jalan. Saya tidak bisa membiarkannya begitu saja di jalan. Jadi saya membawanya kesini. Sekali lagi mohon maaf, saya tidak bermaksud menolak niat baik bapak. Saya ikhlas menolong anak bapak" jelas Arjuna yang segera memotong ucapan Pak Deri.
Pak Deri tersenyum lebar, "Ternyata benar yang anak saya katakan. Kamu memang orang yang sangat baik. Terimakasih sudah menolong anak saya" ujar Pak Deri lagi. Jika tidak karena Arjuna, mungkin Pak Deri tidak akan tau bagaimana kondisi anaknya nanti.
"Ini kartu nama saya. Tolong jangan menolaknya! Jika kamu membutuhkan bantuan, datanglah! saya akan ada untuk membantu anda" sambung pak Deri lagi.
Arjuna tersenyum tipis sembari mengangguk pelan. Sebelah tangannya terulur dan mengambil kartu nama itu.
"Terimakasih, Pak. Kalau begitu saya permisi dulu" ucap Arjuna. kemudian berpamitan untuk pergi.
Setelah meninggalkan rumah sakit. Arjuna segera menuju kantor miliknya.
Sesampainya disana, Arjuna segera masuk dan sangat buru-buru, sebab ia sudah terlambat menghadiri rapat. Namun, belum sempat langkahnya memasuki kantor ia tidak sengaja menabrak seorang wanita cantik yang terlihat juga buru-buru ingin masuk.
"Sorry. Kamu tidak apa-apa?" tanya Arjuna.
Wanita itu menatap tajam, "Kamu gak punya mata ya?" maki wanita itu.
"Maaf, saya tadi buru-buru karena sudah terlambat" jawab Arjuna. Padahal ia tau, wanita itulah yang duluan menabraknya.
Setelahnya, Wanita menatap Arjuna setelah merapikan bajunya dan rambutnya yang berantakan.
"Arjuna? Haha? Ternyata kamu? Kamu masih tidak berubah ya? masih sama, menjadi pria miskin yang tidak berguna" Ujarnya lagi meremehkan Arjuna setelah melihat penampilan dan wajah laki-laki yang menabraknya.
"Sella?" Arjuna pun baru menyadari, siapa wanita di depannya. Dia adalah mantan kekasih Arjuna yang dulu meninggalkan Arjuna karena pria lain.
"Apa yang kamu lakukan disini? Jangan bilang kamu menjadi OB disini. Hahaha" ujar Sella tertawa meremehkan.
"Arjuna, Arjuna. Beruntung dulu aku pergi meninggalkan kamu, jika tidak hidupku akan menderita"
"Sekarang, aku sudah lulus dari Universitas terkenal dan akan bekerja sebagai Manager disini." Sella sangat bangga memamerkan pekerjaannya.
"Aku merasa kasihan kepada hidupmu Arjuna. Bahkan sejak sekolah hingga sekarang, kamu masih saja sebagai petugas kebersihan."
"Walau pun aku bekerja hanya sebagai petugas kebersihan, selama ini aku tidak menumpang hidup padamu. Jadi untuk apa merasa kasihan? Bahkan hidupku tidak meminta makan dari mu. Urus saja urusan mu! Jangan ikut campur dengan hidupku" jawab Arjuna tegas.
"Hidupmu memang tidak pantas di kasihani, tapi di rendahkan. Hidupmu sangat rendah dan jauh berbeda level dengan ku. Tentu saja, bahkan aku akan menjadi Manager, sedangkan kamu hanya petugas kebersihan" remeh Sella, menatap Arjuna dengan tatapan jijik.
"Kamu yakin bisa di terima disini? dengan penampilan kamu yang seperti wanita malam ini?" tanya Arjuna balik meremehkan Sella.
"Lancang" Teriak Sella marah.
"Jika aku diterima bekerja disini, sudah aku pecat dari tadi." sentak Sella lagi menunjuk wajah Arjuna dengan geram.
"Jangan Sombong ya kamu, Arjuna. Jika aku sudah menjadi Manager disini, aku pastikan kamu tidak memiliki pekerjaan lagi setelah ini" Kecam Sella mengancam.
Arjuna tersenyum miring, "Coba saja kalau bisa" tantang Arjuna. Kemudian pergi begitu saja meninggalkan Sella.
Sella menatap tajam, "Dasar pria tidak berguna. Tunggu saja, aku ingin lihat sampai mana kamu mempertahankan kesombongan mu dan bertahan di perusahaan ini" geram Sella yang menatap punggung Arjuna yang semakin menjauh.
"Awas kamu Arjuna. Jika aku berhasil menjadi Manager disini, aku akan membuatmu tidak memiliki pekerjaan lagi" geram Sella.
Dengan perasaan kesal, Sella melangkah masuk untuk melakukan interview pekerjaannya sebagai Manager.
"Heh, OB, Dimana ruangan untuk melakukan interview?" tanya Sella ketus kepada salah satu OB wanita disana.
"Itu! Silahkan duduk dan menunggu giliran" jawab OB itu. Sella melengos pergi begitu saja dengan gayanya yang sok kecentilan.
Disana sudah ada 2 orang yang ikut melamar. Sella langsung mengusir kedua orang itu dan duduk di kursi yang kedua orang tadi duduki.
"Hus Hus Hus pergi. Kalian tidak pantas bekerja disini. Dan jangan berpikir kalian akan diterima disini, karena aku lah yang akan di Terima. Secara, Aku adalah lulusan dari Universitas terbaik disini, jadi jangan berharap" Ucap Sella sombong.
"Dari pada menunggu sia-sia, lebih baik kalian pulang saja! Hus sana" usir Sella.
"Cih. Walaupun lulusan dari Universitas terkenal, tidak menjamin kamu yang akan di terima disini. Lagipula, bukan hak kamu menilai siapa yang akan diterima disini" jawab wanita itu yang membuat Sella menggertak geram.
"Kamu.... " Sella menunjuk wajah wanita itu.
"Nona Sella, silahkan masuk" ucap seorang pria tiba-tiba yang segera menghentikan perdebatan mereka.
"Urusan kita belum selesai. Awas saja kamu. Kamu lihat saja siapa yang akan diterima bekerja disini" kecam Sella tajam. Kemudian pergi menuju ruangan Interview.
.
.
.
Bersambung.