NovelToon NovelToon
Neophyte

Neophyte

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga
Popularitas:786
Nilai: 5
Nama Author: penpurple_

Ini kisah tentang sepasang saudara kembar yang terpisah dari keluarga kandung mereka, karena suatu kejadian yang tak diinginkan.

Sepasang saudara kembar yang terpaksa tinggal di Panti Asuhan dari usia mereka dua tahun. Akan tetapi, setelah menginjak usia remaja, mereka memutuskan untuk keluar dari Panti dan tinggal di kontrakan kecil. Tak lupa pula sambil berusaha mencari pekerjaan apa saja yang bisa mereka kerjakan.

Tapi tak berselang lama, nasib baik mereka dapatkan. Karena kejadian tanpa sengaja mereka menolong seseorang membuat hidup mereka bisa berubah 180 derajat dari sebelumnya.

Siapa yang menolong mereka? Dan di mana keluarga kandung mereka berada?

Apa keluarga kandung mereka tidak mencari mereka selama ini?

Ayo, ikuti kehidupan si kembar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penpurple_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

FEY'S CAFE

Saat ini Nando dan Nanda sedang dalam perjalanan pulang menuju Apartemen mereka. Keduanya baru saja selesai melakukan pemotretan di Butik Rose.

Nando memberhentikan motornya di perempatan saat lampu merah menyala dan harus menunggu beberapa detik terlebih dahulu sebelum kembali menjalankan motor KLX merahnya.

Sedangkan Nanda tampak diam saja memperhatikan sekitar dengan kedua tangan yang melingkar di pinggang Nando dan sesekali juga mengelus perut rata pemuda itu yang membuat sang empu jadi mengeram menahan geli.

“Jo, ke Cafe bentar, kuy?” ajak Nanda tiba-tiba dengan dagu yang kini bertumpu di bahu kiri Nando.

“Ngapain?”

“Numpang mandi,” sahut Nanda asal yang membuat Nando jadi sedikit menolehkan kepalanya ke samping kiri.

“Mending pulang aja deh kalo cuma mau numpang mandi, malu tauk,” kata Nando yang membuat kembarannya itu jadi refleks mencubit perut ratanya.

“Malah dianggep serius. Bege, gue bercanda doang. Ya kali ke Cafe cuma buat numpang mandi.”

Nando terkekeh kecil. “Aku juga cuma becanda, ya kali kamu beneran mau mandi di Cafe. Emangnya itu Cafe sekarang jadi buka jasa mandi gratis? Ogeb.”

“Bodo amat dah.”

“Iya, sayang Peyja juga.”

“Dih-dih, mulai,” cibir Nanda. Kemudian gadis itu menegapkan tubuhnya, lalu menoleh ke samping kanan memperhatikan sekitar, dan sampailah matanya bertemu dengan sepasang bola mata tajam milik seorang pemuda yang sepertinya sedari tadi pemuda tersebut terus saja memperhatikannya.

Kala melihat itu, Nanda jadi langsung mengalihkan pandangannya dan kembali ke posisi semula, menumpu dagunya di bahu kiri Nando.

“Mau ya, Jo?” ajak Nanda, lagi.

“Iya,” sahut Nando seadanya.

***

Sedangkan diwaktu dan tempat yang sama, ada empat motor yang berbeda-beda juga tengah menunggu lampu merah kembali berganti warna menjadi hijau.

Satu diantara pengendara motor tersebut tampak memperhatikan sosok gadis cantik, berada tak jauh darinya yang berboncengan dengan seorang pemuda.

Iris mata tajam miliknya terus saja memperhatikan setiap gerak-gerik gadis tersebut. Sampailah di mana kedua bola mata mereka tanpa sengaja bertemu dan jadi saling pandang, tapi itu tak berlangsung lama karena si gadis segera mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“Ngeliatin apa sih, Dev?” tanya salah satu sahabat karibnya, Chandra.

Dia jadi menoleh ke samping kanannya menatap Chandra yang kini juga tengah menatapnya dengan menaikkan sebelah alis menunggu respon.

Zadev Adelaro Leander, pemuda itu hanya menggelengkan kepala sekilas, kemudian matanya kembali menatap ke depan dan melihat lampu yang tadinya berwarna merah, kini sudah berganti warna menjadi warna hijau.

***

Sampailah sepasang saudara kembar yang tak lain adalah Nanda dan Nando di sebuah Cafe, yaitu Fey's Cafe.

Turun dari motor dengan perlahan, Nanda langsung membuka helmnya dan memberikannya pada Nando.

“Udah lama banget nggak ke sini,” gumam Nanda memperhatikan sekitar dan terlihat Cafe itu yang kini ramai pengunjung anak-anak remaja.

“Iyalah, kitakan orang sibuk,” balas Nando bangga saat mendengar gumaman Nanda tersebut.

“Cih, menyebalkan.”

“Tapi faktanya kan kita emang sibuk,” ujar Nando mengacak-acak rambut Nanda gemas. Kini dia sudah turun dari kendaraan roda duanya itu.

“Hm, iyain.”

Tiba-tiba saja datang empat kendaraan roda dua yang parkir berjejer rapi tepat di sebelah kanan motor sepasang saudara kembar tersebut yang memang tempatnya masih kosong.

“Lah, itukan yang di lampu merah tadi,” gumam Nanda pelan yang sialnya masih dapat didengar Nando karena posisi mereka yang cukup dekat. Gadis itu menatap satu pengendara motor yang tadi sempat bertemu, oh bukan bertemu. Lebih tepatnya, sempat saling bertatapan di lampu merah.

“Lampu merah? Kamu kenal?” tanya Nando memastikan yang kini sudah memasang wajah datar tanpa ekspresinya.

Jangan heran dan jangan lupakan kalau seorang Reynando Feyzo adalah Bunglon.

Nanda beralih menatap wajah kembarannya itu dan menggeleng. “Nggak.”

“Terus?”

Dengan mata memicing kesal, Nanda segera menarik tangan Nando untuk diajak masuk ke dalam Cafe. “Terus nabrak deh,” jawab gadis itu asal.

“Nggak lucu,” cibir Nando kesal.

Posisi mereka berdua kini berjalan berdampingan dengan tangan kiri Nanda dan tangan kanan Nando yang saling bertautan.

“Lah, siapa yang ngelawak?” Nanda pura-pura bertanya dengan memasang ekspresi yang menyebalkan menurut Nando.

“Bodo, ah.”

Nanda terkekeh geli. “Ututu, bayiknya Peyja ngambek,” goda gadis itu dengan tangan kanan mengapit pipi kanan-kiri kembarannya, masih dengan posisi mereka yang berdiri dan terus berjalan.

Interaksi sepasang saudara kembar tersebut seketika menjadi pusat perhatian pengunjung Cafe karena memang keduanya sudah masuk ke dalam Cafe tersebut.

Oh, dan jangan lupakan pula ada empat pemuda yang berjalan tak jauh di belakang mereka berdua dan membuat keduanya terlihat seperti sepasang kekasih yang tengah dikawal oleh empat bodyguards.

“Kita perasaan bukan Model terkenalkan, Jo? Kok semuanya pada ngeliatin kita?” tanya Nanda berbisik dengan wajah bingungnya.

“Pede banget, siapa yang ngeliatin kita? Coba sana kamu liat ke belakang,” suruh Nando ikutan berbisik.

Baru saja Nanda akan menuruti Nando untuk menoleh ke belakang, tapi tak jadi karena tiba-tiba saja terdengar teriakan seseorang.

“ABANG!”

Teriakkan menggelegar itu sontak membuat semuanya jadi menatap pemuda yang barusan berteriak dan pemuda itu hanya cengar-cengir saja saat ditegur teman yang duduk di sebelahnya.

“Ajib dah tuh bocah, malu-maluin aja,” cibir seorang pemuda yang berjalan di belakang Nando dan Nanda. Pemuda itu yang tak lain adalah Chandra, dan yang berteriak tadi adalah Bobby.

Sepasang saudara kembar yang mendengar cibiran itu refleks kompak menolehkan kepala ke belakang.

“Lah, si lampu merah lagi,” batin Nanda saat matanya bertabrakan kembali dengan kedua bola mata tajam milik Zadev.

Nando yang melihat kembarannya jadi saling berpandangan dengan pemuda itu pun langsung kembali berjalan yang membuat Nanda mau tak mau jadi menatapnya dan ikutan melangkahkan kaki karena memang tangan mereka yang tidak terlepas, masih senantiasa bertautan.

“Biasa aja kali ngeliatinnya,” cibir Nando dengan pandangan lurus ke depan.

“Ciailah, kenapa lo? Cembokur? Kagak boleh, Jo. Kagak baek,” omel Nanda bercanda sembari mengibaskan tangan kanannya di depan wajah Nando.

“Selamat siang, Mbak dan Mas Nan,” sapa salah satu karyawan Cafe tersebut menyapa Nando dan Nanda yang membuat keduanya jadi berhenti melangkah.

“Selamat siang juga, Mbak Dini,” sapa Nanda balik. Sedangkan Nando hanya mengangguk singkat saja menanggapinya.

Karyawan ber-name tag Dini itu tersenyum, “Mau ke ruangan ya, Mbak?”

“Iya nih. Eh, Mbak Dini, kan udah dibilangin jangan panggil Nanda 'mbak', berasa tuaan aku. Panggil kita berdua pake nama aja, biar endul,” pinta Nanda cengengesan yang membuat karyawan itu jadi tersenyum canggung.

“Nggak sopan lho, Mbak. Mbak sama Mas Nan 'kan yang punya Cafe ini,” ungkap Dini dengan suara mengecil di tiga kata terakhir.

“Shut, rahasia,” gumam Nanda tanpa suara dengan telunjuk berada tepat di depan bibir yang untungnya masih dapat dimengerti oleh karyawan tersebut.

“A-aduh, maaf, Mbak Nan,” ujar Dini meringis merasa tak enak.

“Iya nggakpapa. Lain kali kalo mau ngomongin soal itu jangan di depan umum, okey?”

Dini mengangguk disertai senyuman menanggapinya. Nanda dan Dini terus berlanjut mengobrol santai membahas apa saja, termasuk membahas permasalahan Cafe, tanpa memperdulikan Nando yang kini jadi dilanda kebosanan.

Ada yang mau tau posisi Nando yang sedari tadi diam saja tak bersuara memperhatikan Nanda terus berbicara dengan karyawan Cafe tersebut? Posisi pemuda itu sekarang, menumpukan dagunya di bahu kiri Nanda yang membuatnya jadi tanpa sadar memanyunkan bibirnya dengan tangan kanan yang berpindah tempat jadi memeluk pinggang kembarannya itu.

“Ayo, ih. Mau tiduran di kasur,” ajak Nando berbisik.

“Iya. Berat, elah, lo mah,” sahut Nanda sedikit memberontak, lalu tatapannya beralih menatap Dini yang kini jadi tersenyum-senyum sendiri melihat interaksi mereka berdua.

“Mbak, nanti bisa anterian dua boba, rasanya yang kayak biasa ke ruangan nggak?”

“Ya bisa atuh, nanti dianter ke sana.”

“Makasih, Mbak Din. Papay, mau ke ruangan dulu, numpang tiduran.” Nanda melambai-lambaikan tangannya sedikit menoleh ke belakang menatap Dini saat Nando dengan tiba-tiba menyeret tubuhnya, mengajak gadis itu untuk segera melangkah kaki kembali masih dengan posisi menumpukan dagu di bahu kiri Nanda, tanpa memperdulikan berbagai tatapan yang mereka dapatkan dari pengunjung Cafe.

“Gue mau ngumpat. Uwu banget, syalan.”

“Ih, cowoknya tipe yang manja-manja gemesin.”

“Mukanya rada mirip nggak, sih? Apa cuma gue doang yang ngerasa kalo mereka berdua itu mirip?”

“Gue juga mau yang kayak gitu satu.”

“Beli aja sono di Tokped, kali aja ada.”

“Kagak bakalan ada, yang kayak gitu limited edition.”

“Valid, no debat, no kecot, bye.”

***

— t b c —

1
XVIDEOS2212
Ceritanya asik banget thor, jangan lupa update terus ya!
penpurple_: siap, makasi yaaa😍
total 1 replies
Ritsu-4
Keren banget sih, Plot twist-nya bikin baper!
penpurple_: ah, terimakasih ya😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!