di salah satu pondok pesantren, ada seorang gadis cantik bernama Fatimah. Ayah nya Fatimah seorang pemilik pesantren bernama Ustad Zaidan,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah sakit
Sesampai nya mereka di kamar Naim betapa terkejutnya mereka melihat keadaan Naim yang menggigil dan bintik merah di badannya.
"Astaga apa yang terjadi padanya?"tanya Albar sambil melihat ustad yang berada di sampingnya.
"Tadi dia cuman panas terus di kasih obat penurun panas tapi kok jadi gini,"jawab ustad itu sambil melihat ke arah Albar.
Albar pun keluar dari kamar itu dan menelpon ayah ya.
Ring ring suara ponsel ustad Zaidan berbunyi dan mengangkat nya.
"Assalamualaikum nak,"ucap Ustad Zaidan sambil meletakan ponsel di kupingnya.
"Ada apa?"tanya Ustad Zaidan yang masih meletakan ponsel di kupingnya.
"Waalaikumsalam abi,"jawab Albar dari dalam telpon.
"Ayah hari ini mobil ke pake engga soal ya Naim sakit dan harus di bawa ke rumah sakit Abi,"jawab Albar dengan suara panik.
"Baiklah Abi ke sana bawa mobil,"ucap Ustad Zaidan sambil menatap ponsel ya.
"Aku tunggu di depan gerbang nya,"ucap Albar sambil menatap ponsel ya.
"Assalamualaikum,"ucap Albar lalu mematikan panggilan itu.
"Kamu tolong bantu aku mangkat Naim ke luar dari kamar ini dan menunggu Abi datang,"ucap Albar sambil melihat ke arah ustad itu.
Mereka pun mengangkat Naim keluar dari kamar nya dan membawa keluar dari pesantren itu,tak lama datang lah Ustad Zaidan bersama dengan Fatimah. Mereka pun memasukan Naim kedalam mobil dan membawa nya ke rumah sakit. Dalam perjalanan Naim terus saja mengigau memanggil nama Fatimah.
"Fatimah,"panggil Naim dengan mata yang masih terpejam.
"Apa yang terjadi kakak kenapa dia bisa seperti ini?"tanya Fatimah sambil melihat melihat ke arah depan.
"Aku juga tidak tau dek,"jawab Albar sambil menoleh kebelakang.
"Kamu bertahan ya mas,"batin Fatimah yang saat itu dia sangat kacau.
Mereka pun sampai di rumah sakit dan langsung di bawa ke UGD.tak lama dokter pun keluar dari ruang UGD mereka pun menghampiri dokter itu.
"Bagai mana keadaaan Naim dok?"tanya ustad Zaidan sambil melihat ke arah dokter.
"Jika kalian tidak membawa nya dengan cepat mungkin dia tidak akan selamat,"ucap dokter itu dengan wajah serius.
"Dia kenapa dok?"tanya Fatimah dengan wajah panik.
"Dia miliki penyakit alergi yang parah,"jawab Dokter itu sambil melihat ke arah Fatimah.
"Apa alergi dok,"ucap Fatimah dengan shok.
"Sekarang bagaimana dok?"tanya Albar sambil melihat ke arah dokter.
"Untuk saat ini dia baik tapi kita tidak tau 1jam kedepan ya,"ucap Dokter itu sambil melihat ke arah Albar.
"Kalau boleh tau Alergi apa ya dok?"tanya Albar sambil melihat ke arah dokter.
"Kami belom bisa memastikan ya pak,"ucap dokter sambil melihat ke arah Albar.
"Terimakasih dok,"ucap Albar sambil melihat ke arah dokter.
"Iya sama sama ,saya permisi dulu,"ucap dokter itu sambil meninggalkan meninggalkan mereka bertiga.
"Nak abi nelpon ayah sama ibu Naim dulu ya,"ucap ustad Zaidan sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya.
Ustad Zaidan pun menelpon orang tua Naim.dan mereka pun akan ke sana besok. Mendengar hal itu membuat orang tua Naim tentu saja shok namun mereka tidak bisa apa apa. Setelah menelpon orang tua Naim Ustad Zaidan pun pamit pulang karena ada urusan mendadak. Dan menyuruh Fatimah dan Albar untuk menata Naim. Setelah 3 jam akhirnya Naim pun sadar.
"Aku dimana,"batin Naim setelah membuka mata nya.
Dia pun melihat Albar dan Fatimah di samping ya.
"Kamu siapa?"tanya Naim sambil melihat ke arah Albar.
"Wah dia tidak tau mending aku kerjain aja nih adek ipar,"batin Albar sambil melihat ke arah Naim.
"Aku tunggangan ya Fatimah,"ucap Albar sambil melihat ke arah Naim.
Mendengar hal itu membuat Fatimah terkejut dan ingin mencubit Albar dengan keras namun dia juga penasaran apa yang akan di lakukan oleh Naim. Dia pun juga berpura pura kalau Albar adalah tunanganya.
"Oh begitu tapi aku tidak akan menyerahkan Fatimah begitu saja,"batin Naim sambil melihat ke arah Albar.
"Oh begitu,"ucap Naim sambil melihat ke arah Albar.
"Walau pun kamu tunangan ya tapi aku tidak akan melepaskan ya,"sambung Naim sambil menatap Albar dengan tajam.
Akan kah drama pertunangan itu berlanjut atau berakhir ke keesokan hari ya. Tunggu bab berikutnya.
Bersambung ...♡♡♡♤
semoga semangat up terus ya
salam kenal dari 'aku akan mencintaimu suamiku' jgn lupa mampir 🤗🤗
aku datang lagi kalo udh up up uphhh~
Awas kalau nanti lu jatuh cinta,🪓