NovelToon NovelToon
Gadis 100 Juta

Gadis 100 Juta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:12.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ade Annisa

Seorang gadis terpaksa menjual dirinya seharga seratus juta demi membiayai kakak kandungnya yang terbaring koma di rumah sakit.

Menjadi rebutan para lelaki hidung belang, Lily si gadis cantik seharga seratus juta itu tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan jatuh ke tangan William, bos mafia yang digilai banyak wanita.

Dengan hal itu, si gadis seratus juta bisa mendapatkan lebih dari apa yang dia minta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERASAAN

Kali ini Lily mendapat traktiran makan siang dari Daniel, dia bilang untuk merayakan Kak Leon yang sudah kembali sadar.

Lily terlihat bahagia, tentu saja karena kesehatan kakaknya, dan entah kenapa mengingat pria bernama William, dan juga kejadian semalam, membuat perempuan itu mengulas senyum diam-diam.

Hal itu mendapat perhatian dari Daniel, pria yang telah menanggalkan jas dokternya itu tampak mengerutkan dahi. "Sepertinya kamu senang sekali," sindirnya.

"Hn?" Lily reflek menoleh, lalu kembali tersenyum. "Tentu saja aku senang, Kak Leon sudah sadar sekarang," ucap Lily.

Daniel tampak mengangguk, "Ly, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" ucap pria itu.

Lily mengerutkan dahi, tumben sekali pria itu meminta izin hanya karena ingin mengutarakan sebuah pertanyaan, "apa?" tanyanya setelah menelan kunyahan di dalam mulut, perempuan itu jadi sedikit takut.

Daniel malah terdiam, dan hal itu membuat Lily yang tidak mengerti mengangkat sebelah alisnya dengan menanti.

"Kamu dengan Tuan William, apakah sedekat itu?"

Kali ini Lily yang terdiam, wajar jika pertanyaan seperti itu muncul dari Daniel, karena pagi tadi saat dirinya memeluk pria bernama William, Daniel ternyata menyaksikannya. Perempuan itu berdehem, "sedekat itu, bagaimana maksudnya?" tanyanya pura-pura tidak mengerti.

"Kupikir seperti apa yang kau katakan kemarin, Tuan William hanya sebatas pembeli bunga di tokomu, tapi nyatanya pria itu malah membiayai semua pengobatan kakakmu," diam sejenak, Daniel mencerna kalimatnya sendiri, hatinya yang entah kenapa terasa nyeri membuatnya ingin sekali berkata bahwa ia begitu cemburu, tapi apalah daya saingannya ternyata pria se berkuasa itu, dirinya yang bukan apa-apa tentu saja hanya bisa berduka. "Sepertinya dia menyukaimu," tebaknya.

Lily terkekeh pelan, "mana mungkin," sangkalnya.

Daniel menatap wanita di hadapannya itu dengan terdiam, lalu kembali fokus pada makanannya, dan pertanyaan Lily membuatnya kembali mendongak.

"Atas dasar apa kamu bisa menyimpulkan bahwa Tuan William itu menyukaiku, setiap orang bisa saja kan berbuat baik, kau juga baik." Lily berucap riang, kemudian tersenyum.

Daniel menghela napas, "tapi kebaikannya itu berbeda Ly," ucapnya meyakinkan.

Lily mengerutkan dahi, "berbeda apanya?"

"Seharusnya kamu menyadarinya." Kalimat itu tidak mendapatkan tanggapan dari Lily, wanita itu kembali makan dengan wajah yang berubah bingung, "kuharap kau bisa berhati-hati dengan Tuan William."

Meskipun tidak mendongak, tapi Lily tampak menyimak, wanita itu terus memikirkan kalimat yang terlontar dari sahabatnya. "Berhati-hati kenapa?" Tanyanya tanpa menoleh, masih sibuk mengaduk makanan di hadapannya.

"Kau mungkin tidak tau, Tuan William itu terkenal sering bergonta-ganti perempuan, terlalu banyak wanita yang dikencaninya, bahkan mungkin tidur dengannya juga, jangan sampai pria itu mempermainkanmu Ly."

Lily tertegun, Daniel mungkin benar, dan kalimat itu tentu saja sudah terlambat, dia sudah menjadi mainan pria itu sekarang, lalu harus bagaimana?

"Dari caranya menatapmu, bersikap padamu dan bahkan sampai rela memberikan apapun, kurasa tidak mungkin jika dia tidak menyukaimu." Daniel merasa gemas sendiri, wanita di hadapannya ini kenapa si polos sekali, namun ucapan Lily berikutnya berhasil membuat dia kehilangan kata-kata.

Untuk kali ini Lily mendongak. "Apa bedanya denganmu, kau juga memperlakukan aku seperti itu, tatapanmu, sikapmu, dan kau juga rela memberikan apapun padaku," jeda beberapa detik, Lily menatap pria di hadapannya penuh selidik. "Sikap kalian padaku terasa sama, bagaimana bisa aku membedakan mana yang menyukaiku atau tidak?"

***

"Jadi apa yang kau lakukan?" pertanyaan Justin membuat William yang duduk bersandar di sofa kembali memejamkan mata, pria itu bercerita pada sahabatnya tentang Leon dan semua kejadian di rumah sakit miliknya.

"Aku hanya menepuk-nepuk tangannya sebagai tanggapan," ucapnya menceritakan.

Dan Justin seketika tertawa, "untuk menghadapi orang buta, kau mendadak jadi bisu? Kompak sekali," ledeknya.

William berdecak, kemudian menegakkan duduknya. "Aku takut jika Lily mengetahui itu semua dia pasti akan benci padaku," ucapnya.

Justin yang semula duduk di kursinya lalu beranjak berdiri, menghampiri sahabatnya itu dan duduk di sofa tunggal saling berhadapan, "kan sudah kubilang, jangan bermain-main dengan Bom waktu yang kau rakit sendiri," ucap pria itu.

"Lily wanita yang berbeda Just, bukan seperti yang biasa aku kencani sebelumnya, dia itu istimewa." William memejamkan mata, benarkah perasaannya terhadap Lily itu berbeda?

"Bukan karena namanya saja yang sama?"

Pertanyaan Justin membuat William menoleh, dia juga sebenarnya masih ragu, apakah perasaannya itu murni untuk Lily yang baru, atau masih terbayang-bayang masa lalu.

"Sebenarnya kau menyukai Lily yang mana?" Justin bertanya sekali lagi, untuk memastikan perasaan sahabatnya, dan William yang terlihat bimbang membuat pria itu menghela napas. "Berhenti bermain-main dengan perasaan Will, bisa saja kau yang paling merasa tersakiti nantinya."

"Dari dulu aku memang selalu kecewa, bahkan Lily saja meninggalkanku entah kemana?"

"Kan sudah kubilang, Lily itu cita-citanya tinggi, kau lupa saat dulu dia meninggalkan aku, dan kau malah terlalu jauh berhubungan dengannya."

William terdiam, Justin memang benar, pria itu sudah terlalu banyak mengingatkannya, tapi perasaan seseorang bahkan pemiliknya sendiri sulit untuk mengendalikan.

"Di sini kau mungkin korban, tapi ingat, pelakunya itu dirimu sendiri."

***

William masih memikirkan obrolannya dengan Justin tadi siang di kantor pria itu, kepalanya yang terasa pusing membuat tangan kanan pria itu terus bergerak untuk memijit pelipisnya, kali ini pria itu sudah berada di clab miliknya yang beberapa hari ini jarang sekali ia kunjungi.

"Tuan apakah Anda ingin ditemani," seorang wanita dengan berpenampilan **** duduk di sebelah William yang bersandar pada sofa, pria itu tampak diam saja. "Katakanlah Tuan apa yang harus kulakukan untukmu," tawar wanita itu dengan terus menyentuh tubuh William yang masih enggan bersuara.

William menoleh saat wanita itu dengan berani mulai melucuti kancing kemejanya, "bisakah kau pergi? Aku sedang tidak ingin ditemani siapa-siapa?"

Kalimat itu membuat para anak buah yang berdiri di sekitarnya sigap bergerak untuk menyingkirkan wanita itu, tuannya benar-benar tidak ingin diganggu.

Sejak kenal dengan Lily, wanita lain terlihat tidak menarik lagi, hal ini sama seperti saat ia mengenal My Lily dan Eva, mungkin wanita itu menjadi orang yang istimewa setelah mereka, tapi juga akan menjadi seseorang yang akan meninggalkan pria itu berikutnya.

Kedatangan Davin dengan mendorong satu laki-laki hingga tersungkur di kaki William membuat pria itu menegakkan duduknya, kemudian menoleh.

"Tuan Bian lah yang tempo  hari menyuruh anak buahnya melakukan penyerangan terhadap Anda Tuan," ucap Davin.

William memberikan isyarat pada anak buahnya untuk membuat pria bernama Bian itu mendongakkan kepala, dia tidak ingin mengotori tangannya dengan darah yang mengalir dari sudut bibir pria yang setengah babak belur itu.

" Untuk apa kau melakukannya?" Tanya William, tatapannya begitu tajam.

"Tentu saja karena aku benci padamu," ucapnya yang membuat William berdecih.

Dia tau motif pria itu ingin melukainya, apalagi jika bukan karena wanita, pria itu gagal mendapatkan Lilynya. "Kalian urus saja," ucap William kemudian beranjak berdiri, pria itu memilih pulang saja.

Bian yang diseret oleh anak buah William untuk disingkirkan kemudian berteriak. "Wanita yang beberapa hari lalu kau kencani, aku tau siapa dia sebenarnya."

Kalimat itu tidak berarti apa-apa bagi William, sejak awal siapapun bisa menduga siapa Lily sebenarnya, dari cara dia berbicara dia memang tampak berbeda. William tidak peduli, namun kalimat Bian berikutnya berhasil membuat pria itu mengurunkan niatnya untuk melangkah pergi.

"Aku tau tentang keterlibatanmu dalam musibah keluarganya itu."

***

Author : Ada yang mau crazy up? Tanyain aja dulu siapa tau abis itu vote nambah, ranking naik, komen sama like banyak, terus darah tinggi gue kumat 😌

Netizen : Helleh, niat apa nggak si nawarin nya. 😒

Author : gue takut nggak kesampean ntar dibully lagi 😌 ya tapi diusahain aja dulu itung-itung penyemangat.

Netizen : gausah crazy crazyan ntar lu crazy beneran 🙄

Author : biar kaya tetangga sebelah gitu 😆

1
Yo Zhibin❤️💞
Q suka semua karyamu mbak Adeannisa 😂💞 di tunggu cerita berikut nya😘😘😘
Yo Zhibin❤️💞
Yaaaa.. Thor..kawal sampe nikah Napa sih..🤔🤔😏
Yo Zhibin❤️💞
jadi bang Leon sama siapa nih ??? ngambang bgt sih..😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
kusut.dah...kusut..kasian lura thooor..tolong in🤔🤔
Yo Zhibin❤️💞
William... pasti 😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
iklan somplaaaak 😂😂😂😁
Yo Zhibin❤️💞
visual nya lura mana Thor..😁😁
Yo Zhibin❤️💞
ini kalo udah brojol semua tambah seruuu...😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Jiaaaah.. Bu Marlina bapperware mu laris..😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
kan.. penasaran visual nya Simba 🤔🤔
Yo Zhibin❤️💞
ish...ish..ish..jadi bingung sendiri kan Leon 😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Selalu ada Gulma di setiap cerita cinta 😂😂
Yo Zhibin❤️💞
aduh dek..lebih baik beda negara drpd beda perasaan 😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Dan jika keluarga Bu Marlina + buronan mitoha hadir..pas dan tidak terelakkan.. perut kaku,ngakak abis.. wait..wait... brarti yg di kandungan Lily tu si Julian kan tapi kenapa pas gede bisa sekampus sama Sena kan duluan Sena lahirnya..tu di ceritanya udah gendong Sena 🤔🤔🤔 author mabuuuuk
Yo Zhibin❤️💞
hiii.. iklan duo somplaaaak.😂😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
mirip Nena yg enggan bermesraan..tapi suka jika berdekatan 😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
buseeet dah..ga William ga Leon..😘😘😘
Yo Zhibin❤️💞
i don't know.. what i said..😏😏
Yo Zhibin❤️💞
dasar author somplaaaak..😂😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Kok bisa.. wuaaah..tambah rumit 🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!