Istri Kecil Om Duda

Suasana hening dan juga sepi, saat Jerry menginjakkan kedua kakinya ke dalam apartemen milik Belinda, ia menyapu area sekitar, pikirnya takut ada sesuatu yang mencurigakan, namum sepertinya aman-aman saja.

"Silahkan duduk Tuan, maaf tempatnya berantakan!" ujarnya sembari duduk berhadapan, kemudian dengan sengaja Bella menyilangkan kedua kakinya dan menaikan satu kaki kirinya di atas lutut, tubuhnya ia sandarkan di sandaran kursi sofa. Jerry yang sempat melihat paha mulus terpampang dihadapannya, jakunnya sampai di buat naik turun. Tiba-tiba ia melepaskan jas miliknya, Belinda sempat melotot, pikirnya pria di hadapannya ini akan melakukan sesuatu padanya.

"Maaf Nona, saya menutupi sebagian tubuhmu yang terbuka dengan jas milikku, kau jangan tersinggung, aku hanya takut terjadi sesuatu, maklum lah, biasanya suka ada setan yang menjadi orang ketiga."

Perkataan dari Jerry sontak membuat Belinda tertawa geli, namum ia pun menghargai sikap Jerry yang seperti itu, ternyata Jerry bukanlah pria hidung belang yang biasa ia temui selama ini.

Akhirnya Jerry bisa duduk dengan aman dan nyaman setelah pemandangan yang memacu adrenalinnya sudah tertutupi.

"Baiklah Tuan, sekarang kau jelaskan maksud dan tujuanmu datang ke sini, dan kalau boleh aku tahu, siapa namamu?" Belinda menatap dalam Jerry.

Jerry sempat berdehem, karena ditatap seperti itu oleh wanita yang menurutnya termasuk kategori sangat cantik dan mempesona, dan itu tak bisa ia pungkiri lagi.

Sambil menghela napas panjangnya, akhirnya Jerry menjelaskan siapa dirinya serta maksud dan tujuannya datang ke tempat ini.

"Perkenalkan, nama saja Jerry Alexander dan kedatangan saya ketempat ini ingin menanyakan sesuatu kepadamu, apakah kau masih ingat kejadian satu bulan yang lalu, dimana kamu membawa seorang gadis muda untuk melayani seorang pria hidung belang di Hotel Paradise, dan di kamar 606!" tanyanya dengan serius.

Kemudian Belinda termenung sejenak, ia kembali mengingat peristiwa satu bulan yang lalu.

"Duh yang mana ya, soalnya waktu bulan kemarin cukup banyak aku mengantarkan pesanan wanita untuk para pengusaha kaya yang telah membooking mereka di Hotel Paradise." jawabnya masih mencoba untuk mengingat.

'Cih, kau cantik tapi seorang pela cur dan juga mucikari... menyebalkan,ck!' keluhnya dalam hati.

Sambil menghela napas lagi, akhirnya Jerry mulai mengeluarkan bukti berupa rekaman CCTV kepada Belinda untuk lebih memastikan lagi.

Saat melihat rekaman CCTV tersebut, tiba-tiba wajahnya menjadi pucat pasi dan ia pun sampai menelan ludah berkali-kali.

"Bagaimana, apakah kau sudah ingat dengan wanita yang mengenakan blouse berwarna maroon ini?" tanyanya datar namun penuh tekanan.

Kini giliran Belinda yang menghela napas, lalu untuk menghilangkan rasa gugupnya, ia mencoba meraih bungkus rokok di atas meja ruang tamu, lalu ia mengambilnya satu batang, setelahnya Belinda menyalakan rokok tersebut dengan korek gas yang tak jauh berada di samping bungkus rokok. Belinda menghisap rokok tersebut sangat dalam, dan mengeluarkan asap yang cukup mengepul. Jerry yang menghirupnya secara langsung, tiba-tiba ia terbatuk-batuk karena tak biasa dengan asap rokok.

"Ada hubungan apa kau dengan wanita ini?" tanya Belinda untuk memastikan.

"Kau tidak perlu tahu, karena ini sangat rahasia!" jawaban dari Jerry cukup mengecewakannya.

"Kalau begitu aku tak bisa jawab, sebaiknya anda segera pergi dari sini!" usirnya secara kasar.

Jerry pun tak bisa tinggal diam begitu saja, ia mencoba berbagai cara agar wanita di hadapannya mau membuka mulutnya dan memberikan informasi penting yang ia harapkan.

"Apakah kau takut karena wanita itu adalah orangnya Tuan Anggoro?" tanyanya sambil menyeringai pahit

Deg!

perkataan dari Jerry seolah telah membungkam Belinda, ia tak bisa berkata apapun lagi.

"Kau takut kan dengan manusia itu, Ayo jawab?" Jerry seolah mendesaknya.

Belinda pun menjadi sangat kesal, namum ia berusaha untuk tenang.

"Kalau kau tahu, untuk apa kau bertanya padaku? Aku tidak ingin membahayakan nyawaku hanya demi memberikan informasi ini padamu!" ucapnya dengan tegas.

"Kalau aku sanggup membayar mahal, apakah kau masih mau bungkam? Kau tenang saja, aku akan menjamin keselamatanmu, aku adalah orang kepercayaannya keluarga Argantara!"

Mendengar kata Argantara, kedua bola matanya langsung melotot seperti mau copot.

"Apa! Keluarga Argantara?"

'Astaga, bukankah itu adalah keluarga konglomerat, kekayaan mereka tak akan habis walau sampai tujuh turunan!' batinnya tak percaya.

Akhirnya Belinda mulai goyah atas perkataan serta tawaran dari Jerry.

Sebenarnya Jerry bisa saja langsung to the poin terhadap Tuan Anggoro, namum ia masih penasaran, apakah benar jika wanita yang saat itu tidur dengan Tuannya adalah seorang pela cur? Dan ia yakin jika bertanya langsung kepada manusia licik seperti Anggoro, ia tak akan mungkin mengatakan kebenarannya.

"Berapa banyak kau berani membayar ku untuk informasi ini?" tantang Belinda kepada Jerry.

"Keluarga Argantara akan memberikanmu Apartemen mewah di kawasan pantai Marina, kau tahu kan Apartemen disana sangat mewah dan harganya paling tinggi di antara Apartemen lainnya,kalau kau masih merasa kurang, keluarga Argantara bisa memberikan mu rumah mewah dan juga mobil, kau tinggal sebut saja apa keinginanmu itu, Nona Belinda!" ujarnya tersenyum puas.

Mendengar hal itu, Belinda malah menelan kembali ludahnya sampai berkali-kali.

"Ok.. baiklah, aku terima tawaran mu dan aku akan membuka mulutku, tapi kau jangan pernah mengingkari janjimu itu!" ujarnya sedikit ragu

Kemudian Jerry mengeluarkan sesuatu dari dalam tas kecil miliknya yang selalu ia tenteng.

"Apakah ini cukup? Anggap saja ini sebagai uang muka atas kerjasama kita!" Jerry mengasongkan selembar cek kepada Belinda.

Dan Belinda pun buru-buru meraihnya, kemudian ia sudah tak sabar untuk melihat nominal yang tertera di dalamnya.

Saat melihatnya, ia sampai menutup mulutnya karena kaget.

"Lima milyar? Kau tidak salah memberikan ini secara cuma-cuma?" tanyanya masih tak percaya.

Kemudian Jerry tersenyum menyeringai."Bagi keluarga Argantara, jumlah uang segitu tak ada artinya sama sekali, kalau begitu cepat lah kau katakan, aku tidak punya banyak waktu!" Jerry melihat jam di tangannya yang sudah menunjukan pukul dua siang.

"Baiklah Tuan, saya akan menjelaskan siapa wanita pada malam itu, pada waktu itu saya telah di hubungi oleh Tuan Anggoro untuk segera menghadap ke kediamannya, kemudian ia memerintahkan aku untuk mendandani wanita muda yang masih sangat polos, melihatnya jadi teringat akan mendiang adikku!" Belinda terdiam sejenak, sepertinya ada rasa sesal di dalam benaknya.

"Apakah wanita itu adalah seorang, maaf pela-cur?"

"Bukan Tuan! Wanita itu adalah wanita baik-baik yang telah terkena jebakan oleh Tuan Anggoro serta Ibu dan juga kakak tirinya, Tuan Anggoro sempat menjelaskan padaku tentang asal muasal wanita itu, apalagi ia melakukan hal ini demi biaya operasi Ayahnya yang terserang penyakit jantung."

Mendengar hal itu, Jerry merasa terenyuh, rupanya kecurigaan ia selama ini adalah benar, dan wanita yang tidur bersama Tuannya bukankah seorang pela cur.

"Aku ditugaskan untuk mendandani dan memenuhi kebutuhan yang diperlukan gadis itu untuk melayani Tuan Dirga! Dan wanita polos itu sepertinya tidak tahu bahwa dirinya telah di jual oleh keluarganya sendiri, sungguh malang!" Belinda merasa kasian terhadap Ayunda.

"lantas apakah kau tahu siapa nama wanita itu?" Jerry menatap dalam Belinda, begitu pun dengan Belinda, kini kedua mata mereka saling bertemu.

Kemudian Belinda tiba-tiba saja merasa gugup dan membuang pandangannya ke arah lain."Yang aku tahu nama wanita itu adalah Ayu, hanya itu saja Tuan!" jawabnya tak berani berkata apapun lagi

Jerry pun merasa cukup puas atas hasil interogasinya hari ini.

"Baiklah Nona, terimakasih atas informasinya! Masalah yang tadi aku janjikan, tunggu tiga hari lagi, nanti aku akan datang kembali untuk menemuimu!" ucapnya untuk meyakinkan.

Kemudian Jerry bergegas pergi menuju kediaman Argantara untuk memberikan informasi penting ini terhadap Nyonya Sandra.

Bersambung...

🌹🌹🌹🌹🌹