Arion Smith & Arsen Zionathan dua keturan dari Erlan Smith dan Maureen. Meskipun keduanya kakak beradik tetapi kehidupan mereka tidaklah sama.
Arion yang mewarisi sifat lembut dari ibunya menjadikannya disukai oleh banyak orang, dan otak cerdasnya membuat semua orang kagum. Bahkan di usia muda namanya sudah dikenal oleh kalangan pembisnis. membanggakan keluarga besar Smith.
Sampai mereka lupa jika masih ada Arsen yang juga perlu mereka perhatian, karena kurang mendapatkan perhatian dan merasa tersisihkan, Arsen memilih jalannya sendiri, diam-diam dia menjadi ketua dari salah satu organisasi yang melawan ayahnya sendiri.
Arion selalu lebih unggul dari Arsen, dalam hal percintaan pun Arsen selalu kalah, bahkan gadis yang dia cintai harus menjadi milik sang kakak.
Sakit hati dan kekecewaannya membuat Arsen terus menentang keluarganya, hanya untuk mendapatkan perhatian.
**
Kelanjutan dari Istri Buta Tuan Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Incy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
“Ampun!!.. Dad.. Sakit!!.. Hiks.. Bukan Aku.. " Isak tangis Arsen di dalam tidurnya dengan tubuh yang gelisah, keringat membasahi keningnya.
“Opa.. tolong aku.. Bukan.. Hiks.. aku tidak melakukannya Dad!!" Teriak Arsen berlinang air mata.
Wajah pucat dengan keringat yang membasahi tubuhnya, dia terlihat benar-benar sangat ketakutan, Teriakannya itu membuat Nico terbangun, dengan terburu-buru langsung mendekati Arsen.
“Arsen, bangun.. ini aku Nico.. Aku ada disini jangan takut, tidak akan ada yang menyakitimu lagi." Ucapnya membangun Arsen.
Arsen masih menangis dan tidak membuka matanya, Ini bukan pertama kalinya, tetap sudah beberapa kali semenjak Erlan datang menemuinya.
“Arsen, bangun!!" Nico mengguncang tubuh sahabatnya, sampai Arsen membuka matanya.
Pria itu terlihat terkejut melihat Nico ada di sampingnya. dia mengusap wajahnya dengan kasar.
Nico memberikan segelas air, Arsen terlihat kuat dimata musuh, tetapi sebenarnya dia sangat rapuh. tidak ada yang mengetahui sisi lain dari ketua klan itu kecuali dirinya dan Lexi.
“Kamu mimpi itu lagi?" Tanya Nico setelah Arsen menghabiskan minumnya.
Arsen hanya mengangguk, rasa sakitnya yang dia pendam teramat dalam, sehingga kedatangan Ayahnya untuk meminta maaf membuatnya kembali teringat masalalu.
Nico menghela nafas, menatap penuh sahabatnya.
“Bagaimana kalau kamu coba berdamai dengan Ayahmu?" Ucapnya pelan, memang tidak mudah bagi Arsen untuk berdamai.
Nico bukan tidak tau, jika beberapa bulan sebelum pertarungan mereka, Erlan meminta anak buahnya untuk mengawasi dan melindungi Arsen.
Dan betapa terpuruknya pria itu ketika Arsen dinyatakan tiada, dan selama Arsen tidak ada, Erlan juga ikut membantu melawan musuh yang ingin membuat wilayah mereka.
Nico tidak buta akan hal itu, dia juga bukan orang yang melupakan balas budi, mungkin sarannya tidak diterima oleh Arsen, namun tidak ada salahnya dia memberikan usulan.
Arsen menoleh dengan tatapan tajamnya. “Dia berubah karena tau istrinya berkhianat, bagaimana kalau selamanya tidak pernah terungkap? aku akan tetap menjadi anak yang tidak di inginkan dan dilupakan."
Rasa sakit, benci dan luka-luka itu sangat amat dalam, bertahun-tahun dia diam, menerima semuanya, tetapi Ayahnya tidak pernah sadar sampai dia harus mengorbankan nyawanya terlebih dulu untuk membuka kebenaran.
Nico menggelengkan kepalanya. “Lalu apa yang kamu lakukan selama ini? kamu melakukan banyak hal untuk membuka mata Ayah dan kakakmu, sekarang apa yang kamu inginkan sudah terwujud Arsen, semua keluarga besarmu mengetahui kebenarannya, mereka ingin kamu kembali, tapi kenapa kamu menolaknya?"
Arsen menggelengkan kepala. “Aku bukan tidak mau, tapi masih belum bisa Nic." Jawabnya pelan. Arsen memejamkan matanya, dia ingin di peluk seperti Erlan memeluk penuh dengan rasa bangga pada Arion.
“Perlahan saja, percayalah kamu akan lebih bahagia jika sudah kembali berdamai dengan Ayah dan kakakmu" Nico bangkit dan melangkah pergi. Arsen tidak menjawab dan kembali memikirkan ucapan Nico.
***
“Arion, kamu yakin ini akan berhasil?" Bisik lucas. dia tidak begitu yakin dengan apa yang dilakukan oleh Arion.
Arion menganggukkan kepalanya. “Aku yakin dan ini satu-satunya cara untuk membuat perusahaan kita kembali maju." Jawabnya pelan.
Lucas menoleh ke kanan dan kiri, ini bukan tempat mereka biasa bekerja, mereka tidak pernah berurusan dengan bisnis gelap.
Arion mengambil langkah cepat, adiknya hanya memberi waktu dua bulan, dengan keadaan perusahaan hampir bangkrut dia tidak memiliki cara lain, selain bekerja sama dengan salah satu ketua klan.
Dia sudah menyelidiki, perusahaan pria didepannya ini sangat bisa membantu dan tidak memiliki permasalahan dengan Arsen. Pasti semua akan baik-baik saja.
Ayah dan adiknya juga pasti akan kagum karena dia bisa bekerja sama dengan salah satu ketua klan yang memiliki organisasi.
Sementara Lucas sama sekali tidak yakin. “Ar, lebih baik kita pulang, aku yakin ini akan menjadi masalah." Bisiknya. entah kemana perginya kecerdasan Arion.
“Ekhm!!" Pria dewasa berdehem untuk menghentikan bisikan dua pria muda di depan.
“Jangan khawatir, perusahaan kami berkerja sama dengan perusahaan Arsen, kami juga berteman baik dengan Ayahmu." Ucap pria itu.
Arion mengangguk sembari tersenyum. “Benarkah? anda mengenal Arsen dan juga Ayahku?" tanya nya.
Lucas menggeleng, tidak benar, tidak ada pertemanan yang benar-benar murni didunia gelap. terlebih orang seperti Arsen dan Erlan tidak akan mudah memiliki teman.
Nama Arsen baru saja muncul, selama ini pemuda itu dikenal dengan nama X tanpa wajah aslinya, mana mungkin pria dewasa di depannya sudah mengenal Arsen sejak lama?
Dan lagi, kemana perginya kecerdasan Arion? Kenapa mendadak bodoh, tidak bisa membaca situasi dan ekspresi seseorang.
“Iya, kami berteman baik dan untuk memberikan kejutan, jangan memberitahu mereka." Jawab pria itu sembari menyodorkan segelas wine kearah Arion.
“Baiklah, jadi kita sudah sepakat bekerjasama?" Arion kembali memastikan.
Pria itu mengangguk dan mengangkat gelasnya. Arion kembali tersenyum, lalu melakukan hal yang sama mengambil gelas wine dan meminumnya.
***
“Sejak kapan dia menjadi bodoh.?" Gumam Arsen setelah mendapatkan laporan dari anak buahnya.
Lexi terkekeh pelan. “Dari dulu kakakmu memang bodoh, kalau tidak ada kamu dibelakangnya mana mungkin perusahaan itu masih bertahan."
“Mau bertindak sekarang?" Timpal Nico.
Arsen menggeleng. “Biarkan saja, aku ingin melihat bagaimana Arion bekerja." Jawabnya.
Nico menaikan sebelah alisnya. “Kamu yakin? bagaimana kalau.. "
“Jangan sampai lengah, mereka hanya ingin menggunakan Arion untuk menggalih informasi. awasi dua pria bodoh itu." Sela Arsen, membiarkan kakaknya masuk kedalam sarang musuh. Tetapi dia tetap meminta anak buahnya untuk tidak lengah.
“Masih juga di lindungi, katanya tidak perduli." Ledek Lexi
“Aku hanya kasihan pada Lucas." Timpal Arsen.
Nico menarik sudut bibirnya. “Kalau begitu, kalian jaga pria yang bernama Lucas, selain itu biarkan saja mati di... "
“Dan kalian semua yang akan menjadi gantinya!!" Arsen tentu saja tidak akan membiarkan kakaknya mati sia-sia.
Lexi langsung tertawa, Arsen ternyata memiliki gengsi yang sangat tinggi. Perduli tetapi pura-pura tidak perduli.
“Diam lah, aku hanya.. "
“Kamu hanya malu untuk mengakuinya, udahlah kita semua sudah tau, kamu menyayangi keluargamu hanya saja masih gengsi." Lexi menyela sembari menjatuhkan bokongnya di sofa. Arsen tidak menyangkal, dia hanya diam.
Di lain tempat ternyata Erlan juga mendapatkan laporan dari anak buahnya, pria tua itu bergeleng kepala.
“Ray, apa perlu aku mencarikan dokter untuk Arion?" Tanya nya.
“Untuk apa?"
“Aku merasa Arion benar-benar mengalami gangguan jiwa." Jawabnya membuat Edgar langsung terbahak-bahak. Arion emang agak lain semenjak kejadian kemarin.
“Hentikan tawamu, gak ada yang lucu, Arion memang harus di periksa kembali, kita semua tau, dia anak yang cerdas sebelum kejadian tragis itu. dan bertahun-tahun Maureen memberikannya vitamin untuk tetap lupa ingatan." Ujar Raymond.
bukannya banyak punya anak buah dan bisa dengan mudah cari informasi? yang ada nanti Erlan, Gabriel dan seluruh keluarga akan menyesal, karena sudah negatif thinking sama Arsen.