terinspirasi dari film: Takut Gak Sih.
menceritakan seorang You Tuber dengan nama Chanel Takut Gak Sih yang membuat konten untuk membongkar kasus kematian para arwah gentayangan dari berbagai daerah dan pulau.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
misteri restoran steak viral part 4
Galang berjalan ke arah samping restoran mengikuti arahan dari kerangka itu, Galang dan Atmo mengikuti secara perlahan sosok itu.
Sementara Cahaya dan Vina tampak parkir di pinggir jalan memperhatikan apa yang di lakukan oleh Galang dan Atmo.
"Galang sama Atmo kenapa kaya orang mau nyolong gitu, Ay?" Celetuk Vina.
"Hus! Jangan asal nuduh, vin. Udah ayo kita turun kita ikutin mereka mau kemana." Jawab Cahaya mereka kemudian turun dan bergegas mengikuti Galang.
Tidak lama kemudian Galang dan Atmo tiba di sebuah bangunan kecil yang berada di belakang restoran dekat dengan dapur, bangunan tersebut sangat kecil mungkin seukuran kamar.
Sosok kerangka itu terus berjalan menuju ke bangunan itu, di ikuti oleh Galang dan Atmo kemudian Cahaya dan Vina.
Tiba tiba sosok itu menghilang menjadi asap putih dan tidak terlihat lagi, Galang sedikit bingung melihat itu sebelum akhirnya Galang melihat seorang pria dekil keluar dari bangunan kecil itu. Sontak saja Galang menarik Atmo untuk bersembunyi di balik tempat sampah yang sangat besar.
Galang dan Atmo melihat pria dekil itu membawa ember yang berisi penuh daging, pria dekil itu membawa masuk ember berisi daging itu ke dalam dapur, mungkin daging itu mau di olah menjadi masakan.
"Ngat, kamu lihat orang itu tadi membawa daging dari dalam sana? Apa mungkin itu tempat mereka untuk menyimpan daging ya? Kenapa ngga di simpan di dapur aja?" Tanya Galang lirih.
"Bisa jadi Lang, tapi buat apa kita kesini Lang?" Tanya Atmo penasaran.
"Tadi aku lihat medi Ngat, dia nyuruh aku buat ngikutin dia sampai sini." Jawab Galang.
"Ohh... jadi kalian ngga ajak kami?" Sebuah suara menyahut dari belakang, membuat Galang dan Atmo tersentak kaget.
"Cahaya Vina, kenapa kalian di sini? Kalian ngikutin?" Tanya Galang.
"Ya, habisnya kamu mencurigakan. Sehabis dari restoran ini tadi malem kamu sering banget bengong, ternyata kamu lagi nyelidiki kasus diam diam, kenapa kamu ngga ajak kami Lang? Kita kan tim.." ujar Cahaya.
"Eh..?? Ya maaf Ay, kasus ini masih belum jelas aku ngga bisa kasih tahu kalian... yang ada kalian langsung di buat konten, aku khawatir kalau pelakunya langsung menyembunyikan bukti kalau kalian izin buat konten di sini.." jawab Galang.
"Udahlah, Mendingan kita sekarang langsung periksa ke bangunan itu, aku curiga banget sama bangunan itu..." ucap Galang.
Semuanya mengangguk, akhirnya keempatnya berjalan mengendap endap menuju bangunan itu tanpa membuat suara sedikit pun, entah keberuntungan sedang berpihak kepada mereka atau bagaimana, ternyata Pria dekil tadi lupa mengunci pintu dengan mudahnya Galang membuka pintu itu.
"Kalian jaga jaga di sini, kalau ada yang datang kasih kasih kode." Ujar Galang.
Cahaya, Vina dan Atmo mengangguk. Dengan perlahan dan penuh kehati hatian Galang masuk ke bangunan itu, saat Galang berada di dalam ia kembali melihat sosok kerangka itu menunjuk ke arah freezer penyimpanan daging.
Tanpa basa basi lagi Galang langsung berjalan mendekati Freezer itu dan dengan perlahan membukanya, Galang langsung melebarkan matanya melihat apa yang ada di dalam freezer itu.
Galang menoleh ke arah kerangka itu, Kerangka itu tampak menunduk walaupun ia tidak memiliki wajah namun Galang tahu sosok itu sedang bersedih.
"Aku pasti akan menangkap mereka, kamu tenang saja di alam sana.." ujar Galang.
"Terimakasih Nak..." jawab Sosok itu tidak lama kemudian dia menghilang begitu saja.
Galang langsung berlari menuju ke depan dan menarik tangan Atmo, "ayo pergi!" Bisik Galang dengan lirih nyaris tidak terdengar.
"Ada apa Lang?" Tanya Atmo.
Cahaya dan Vina juga tampak sangat penasaran. Mereka terus berlari hingga menuju ke tempat yang sekiranya aman, posisi mereka saat ini berada di depan minimarket sedikit jauh dari belakang restoran itu.
"Ada apa Lang?" Tanya Cahaya.
"Kamu kenapa, Lang? Apa kamu lihat medi itu lagi di dalam sana? Kok sampe pucet gitu..." Tanya Atmo.
"Aku bukan cuma lihat Medi di sana, tapi.... aku melihat potongan tubuh manusia di dalam freezer." Jawab galang membuat Atmo melebarkan matanya dan membuat Cahaya dan Vina menutup mulut mereka dengan tangan mereka.
"Yang bener kamu Lang?" Tanya Vina sedikit tidak percaya.
"Ya benerlah, aku ngga bohong. Masa iya aku bohong sampe segitunya.." jawab Galang.
"Jadi... yang kita makan tadi malem daging manusia?" Tanya Atmo ekspresinya terlihat pucat pasi.
"Kayanya ngga deh, aku udah sering makan steak dan rasa steak yang tadi malem kita makan itu dari daging sapi. Kemungkinan steak yang mereka jual dari daging sapi tapi buat apa mereka nyimpen potongan tubuh manusia di Freezer?"
"Lebih baik sekarang kita hubungi polisi saja, dan laporkan kasus ini." Ujar Atmo memberikan saran.
Semuanya mengangguk Galang mengeluarkan ponselnya dan akan menghubungi polisi yang menangani kasus Afif dan Dewi.
Namun tiba tiba seorang pria dengan baju putih layaknya koki keluar dari minimarket itu dan langsung berlari kemudian mengambil ponsel Galang.
Setelah mengambil ponsel itu pria itu langsung berlari menuju ke nelakang restoran.
Semuanya langsung terkejut.
"Woi..!!" Galang berteriak kemudian mengejar pria dengan pakaian koki itu.
Begitu pula dengan Atmo, Cahaya, dan Vina mereka langsung menyusul pria itu.
Pria berpakaian koki itu akhirnya tiba di belakang restoran dia meliaht temannya yang bernama Bangun, sosok pria dekil yang hampir mirip seperti Atmo.
"Gawat Ngun...!!!" Ucap Pria berpakain koki.
"Loh? Gawat kenapa Wan..." Bangun mengerutkan keningnya melihat temannya yang bernama Wawan berlari panik.
"Tim Cahaya Nusantara ahhh maksudnya tim Takut Gak Sih ternyata udah tau kalau kita menjual steak daging manusia!"
"Apa??!!!"
"Oh.... jadi bener kalian jual steak daging manusia!" Ucap Galang dengan geram.
Wawan dan Bangun menatap Galang dengan tatapan terkejut, di sana juga ada Atmo, Cahaya, dan Vina.
"Keparat!! Jangan ikut campur urusan orang lain!" Ucap Bangun dengan geram.
"Hei manusia biadab, yang kamu jual itu daging manusia!" Sahut Cahaya.
Suasana di belakang restoran itu tampak sangat sepi...
"Hala... kita habisi saja mereka semua di sini, Ngun. Mumpung di sini sepi..."
Bangun mengangguk...
Wawan dan Bangun langsung melesat dan menyerang Galang serta Atmo.
Wush... wush... bugh... bugh...
Galang dan Atmo tidak diam saja, mereka berdua melawan dengan perlawanan yang cukup sengit.
Galang yang menguasai ilmu bela diri mampu mengatasi Bangun dengan mudah, sedangkan Atmo yang biasa kerja kasar juga mampu mengatasi Wawan walaupun dengan perlawan yang cukup sengit.
Pertarungan itu menimbulkan sedikit kegaduhan, membuat para pelayan yang berada di dapur keluar.
Mereka terkejut melihat Bangun dan Wawan terbaring dengan wajah babak belur.
"Tangkap mereka!" Teriak Bangun memberikan perintah kelada 6 pelayan pria.
***
Ternyata mereka menjual steak dari daging manusia... sungguh manusia yang tidak memiliki hati, karena demi rupiah mereka membunuh manusia lainnya.
Bagaimana menurut kalian dengan cerita ini? Yuk komen di bawah, jangan lupa kasih ulasan bintang 5 ya.