NovelToon NovelToon
Warisan Mutiara Hitam

Warisan Mutiara Hitam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan / Fantasi Timur / Balas Dendam
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kokop Gann

Takdirnya telah dicuri. Chen Kai, dulu jenius nomor satu di klannya, kini hidup sebagai "sampah" yang terlupakan setelah Akar Spiritualnya lumpuh secara misterius. Tiga tahun penuh penghinaan telah dijalaninya, didorong hanya oleh keinginan menyelamatkan adiknya yang sakit parah. Dalam keputusasaan, dia mempertaruhkan nyawanya, namun berakhir dilempar ke jurang oleh sepupunya sendiri.

Di ambang kematian, takdir mempermainkannya. Chen Kai menemukan sebuah mutiara hitam misterius yang menyatu dengannya, membangkitkan jiwa kuno Kaisar Yao, seorang ahli alkimia legendaris. Dari Kaisar Yao, Chen Kai mengetahui kebenaran yang kejam: bakatnya tidak lumpuh, melainkan dicuri oleh seorang tetua kuat yang berkonspirasi.

Dengan bimbingan sang Kaisar, Chen Kai memulai jalan kultivasi yang menantang surga. Tujuannya: mengambil kembali apa yang menjadi miliknya, melindungi satu-satunya keluarga yang tersisa, dan membuat mereka yang telah mengkhianatinya merasakan keputusasaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Inti Iblis

Hutan itu sunyi senyap. Keheningan yang menekan, begitu kontras dengan kekacauan beberapa saat lalu. Satu-satunya suara adalah napas Chen Kai yang dangkal dan terengah-engah. Terdengar seperti desisan paru-paru yang rusak. Setiap tarikan napas mengirimkan gelombang rasa sakit yang berapi-api dari tulang rusuknya yang patah. Dia bersandar di batu, permukaan yang dingin itu terasa sedikit melegakan di punggungnya yang berkeringat.

Darah menetes tanpa henti dari bahunya yang robek, membentuk genangan kecil di antara dedaunan kering. Dia berhasil. Entah bagaimana, dia berhasil.

Di seberang ceruk, Chen Long masih duduk terpaku, seperti patung yang membeku dalam kengerian. Tatapannya kosong, berpindah-pindah tanpa fokus: dari mayat adiknya yang mendingin, ke bangkai raksasa Raja Serigala yang mengerikan, dan akhirnya kembali ke Chen Kai.

Rasa takut di matanya terlihat jelas bahkan dari kejauhan. Itu bukan lagi kebencian seorang rival. Itu adalah teror murni yang dirasakan seseorang saat melihat sesuatu yang tidak mungkin.

"Bocah, jangan diam saja!" Suara Kaisar Yao terdengar mendesak di benaknya, menyentakkannya kembali ke kenyataan. "Kesadaranmu memudar! Kau hampir pingsan karena kehilangan darah! Ambil rampasanmu dan pergi dari sini sebelum binatang lain tertarik oleh bau darah ini!"

Rampasan.

Benar. Inti iblis. Seluruh alasan dia ada di sini.

Chen Kai mengertakkan gigi, menggunakan gelombang rasa sakit lain untuk menjernihkan pikirannya. Dia menancapkan dahan runcing yang masih dipegangnya ke tanah yang lembap dan menggunakannya sebagai tongkat darurat untuk memaksa dirinya berdiri.

Seluruh tubuhnya menjerit protes. Otot-ototnya gemetar hebat. Dunia berputar sesaat, bintik-bintik hitam menari di depan matanya. Dia butuh beberapa detik untuk menstabilkan diri, napasnya berat dan tersengal-sengal.

Setiap gerakan terasa seperti siksaan. Dia terhuyung-huyung melewati genangan darah kental milik serigala, langkahnya tidak stabil. Dia mengabaikan Chen Long, yang tersentak kecil saat Chen Kai bergerak. Chen Kai berjalan lurus ke arah kepala Raja Serigala yang hancur.

Pemandangannya sangat mengerikan. 'Pedang Awan Mengalir' miliknya tertanam di rongga mata kiri, gagangnya patah. Dahan runcing yang dia gunakan tertancap di mata kanan. Darah hitam dan cairan otak mengalir dari kedua luka itu.

Dia harus mengambil inti iblisnya. Dan pedangnya.

Dengan tangan kanannya yang sehat, dia meraih gagang pedangnya yang patah. Dia menariknya dengan sekuat tenaga, menggeram rendah saat tulang rusuknya bergeser.

Pedang itu keluar dengan suara yang memuakkan, membawa serta darah kental dan potongan otak. Chen Kai hampir muntah. Aroma tembaga dan amonia menyerang hidungnya. Dia menyeka bilah itu dengan jijik di bulu serigala. Pedangnya, senjata tingkat rendah, kini memiliki beberapa retakan halus di dekat ujungnya akibat benturan itu. Tapi itu masih bisa digunakan.

Selanjutnya, inti iblis.

Dia menusukkan pedangnya yang retak ke dahi serigala, tepat di tempat tanda perak itu berada. Dia harus menggunakan seluruh sisa berat badannya untuk menekan, mengabaikan protes dari tulang rusuknya. Kulit serigala itu luar biasa liat bahkan setelah mati. Setelah beberapa kali mencoba, dia merasakan pedangnya menembus tengkorak. Dia mencongkel dengan hati-hati.

KLIK.

Sebuah benda bulat kecil terlepas.

Itu adalah bola seukuran ibu jari, berwarna perak redup dan bersinar dengan fluktuasi Qi yang padat. Warnanya berdenyut seperti jantung yang hidup. Bahkan dalam kondisinya yang lemah, Chen Kai bisa merasakan kekuatan murni yang terkandung di dalamnya. Energi ini begitu pekat, begitu murni.

Inti Iblis tingkat lima puncak. Ini... ini bernilai setidaknya seratus Pil Peremaja Darah. Mungkin lebih.

Dia dengan gemetar mengambilnya. Rasanya hangat di telapak tangannya. Kekuatan hidup binatang buas itu ada di tangannya. Dia menyimpannya di saku jubah bagian dalam, dekat dadanya.

Sekarang, dia bisa pergi. Dia bisa menghilang ke dalam hutan, mencari gua untuk menyembuhkan diri.

Dia berbalik perlahan. Chen Long belum bergerak. Dia hanya menatap Chen Kai, matanya dipenuhi ketakutan dan kebencian yang aneh.

"Kau... kau membunuhnya," bisik Chen Long. Suaranya serak dan patah. Dia menunjuk ke mayat Chen Hu.

Chen Kai berjalan perlahan ke arahnya, menyeret kakinya. Dia bersandar pada pedangnya seperti seorang veteran yang lelah perang. Dia berhenti sekitar sepuluh langkah dari Chen Long.

"Dia mati karena keserakahanmu," kata Chen Kai, suaranya tidak lebih dari bisikan serak, tetapi di hutan yang sunyi itu, suaranya terdengar sekeras guntur. "Kalian yang menyerangku lebih dulu. Kalian yang ingin membunuhku demi Pil Peremaja Darah."

Chen Long tersentak. Dia melihat ke mayat Chen Hu. Dia tahu Chen Kai benar. Ini semua adalah kesalahan mereka. Mereka meremehkan 'sampah' ini. Mereka meremehkannya dengan fatal.

"Apa... apa yang akan kau lakukan padaku?" tanya Chen Long. Dia tidak lagi memiliki kesombongan seorang murid sekte dalam. Dia hanyalah seorang pria yang kalah, tidak bersenjata, yang baru saja melihat adiknya mati dan lawannya melakukan hal yang mustahil.

"Bunuh dia, bocah!" desak Kaisar Yao. "Jangan bodoh! Dia adalah saksi! Dia akan kembali ke Chen Wei dan menceritakan segalanya! Jangan tinggalkan saksi yang hidup! Ini adalah aturan dasar kultivasi!"

Chen Kai menatap Chen Long. Dia mengangkat pedangnya yang retak dengan tangan kanannya. Dia sangat lelah. Dia hampir tidak bisa berdiri.

Pikiran untuk membunuh Chen Long terasa mudah. Sangat mudah. Dia pantas mati. Dia adalah bagian dari faksi yang menyiksa adiknya, bagian dari keluarga yang membuangnya.

Tapi... sebuah pikiran yang lebih dingin, lebih kejam, muncul di benaknya yang lelah.

Apa gunanya membunuhnya secara diam-diam di hutan ini? Tidak ada yang akan tahu. Chen Wei hanya akan berpikir dia dan adiknya mati dibunuh binatang iblis.

Tidak. Membunuhnya sekarang adalah kebaikan. Kebaikan yang tidak pantas dia dapatkan.

Chen Kai ingin sesuatu yang lebih. Dia tidak ingin lagi bersembunyi.

"Bawa mayatnya," kata Chen Kai akhirnya.

Chen Long menatapnya, bingung. "A-apa?"

"Bawa mayat adikmu... dan pergi dari sini," ulang Chen Kai.

"Kau... kau tidak akan membunuhku?" Chen Long tidak bisa mempercayainya.

Chen Kai tertawa kecil, yang langsung berubah menjadi batuk kering yang menyakitkan. Dia memuntahkan seteguk darah lagi.

"Membunuhmu?" katanya, menstabilkan dirinya. "Tidak. Aku ingin kau hidup. Aku ingin kau kembali ke Chen Wei."

Mata Chen Long membelalak ngeri. Dia mulai mengerti.

"Katakan padanya," lanjut Chen Kai, suaranya menjadi sedingin es, setajam pedangnya. "Katakan padanya bahwa aku, Chen Kai, yang membunuh Raja Serigala Angin. Katakan padanya aku yang mengambil inti iblis tingkat lima."

Ini... ini adalah deklarasi perang terbuka!

"Katakan padanya aku lelah dengan permainan kecilnya. Katakan padanya bahwa hutang karena menyerangku, dan hutang atas apa yang mereka lakukan pada adikku... akan segera kutagih."

"Dan katakan padanya," tambah Chen Kai, matanya mengunci mata Chen Long, memancarkan niat membunuh yang begitu pekat hingga Chen Long berhenti bernapas. "Jika dia punya masalah dengan itu... suruh dia datang sendiri. Aku lelah bersembunyi."

Chen Long gemetar. Ini bukan lagi sampah yang mereka kenal. Ini adalah iblis. Iblis yang baru saja lahir dari darah dan keputusasaan.

Chen Kai tidak menunggu jawaban. Dia tidak peduli. Dia berbalik, setiap langkah adalah perjuangan melawan rasa sakit dan kegelapan yang merayap di tepi pandangannya. Dia bersandar berat pada pedangnya, menggunakannya sebagai tongkat.

Dia berjalan menjauh dari tempat pembantaian itu, menjauh dari saudaranya yang kalah.

Dia menghilang ke dalam bayang-bayang hutan lebat, hanya menyisakan Chen Long yang gemetaran di tanah, duduk di samping mayat adiknya, dikelilingi oleh keheningan yang memekakkan telinga dan bangkai Raja Serigala yang mengerikan.

1
wisnu
semangat thor💪
alfariz aditya
ceritanya sejauh ini bagus👍👍
Bucek John
harta menang perang gak peenah diambil walau kultivator masih sabgat mesken sekaki...!!! apalagi tdk punya cincinbruang walau hanya kecil saja, hambar belum nambahkeseruan ...!!
Joe Maggot Curvanord
lanjut thor
awas kalo sampai putus d tengah jalan critanya aku cari penulisnya wkwkwkw
Joe Maggot Curvanord
alurnya bagus banget
ga terlalu cepat op
pelan berdarah tapi pasti
saya suka
byk bintang untuk penulis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!