NovelToon NovelToon
Maafkan Mama, Pa

Maafkan Mama, Pa

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Pelakor / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Selingkuh / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:120.9k
Nilai: 5
Nama Author: Safira

"Ma, Papa Anin masih hidup atau sudah pergi ke Sur_ga?" tanya bocah cantik bermata sayu yang kini berusia 5 tahun.

"Papa masih hidup, Nak."

"Papa tinggal di mana, Ma?"

"Papa selalu tinggal di dalam hati kita. Selamanya," jawab wanita bersurai panjang dengan warna hitam pekat, sepekat hidupnya usai pergi dari suaminya lima tahun yang lalu.

"Kenapa papa enggak mau tinggal sama kita, Ma? Apa papa gak sayang sama Anin karena cuma anak penyakitan? Jadi beban buat papa?" cecar Anindita Khalifa.

Air mata yang sejak tadi ditahan Kirana, akhirnya luruh dan membasahi pipinya. Buru-buru ia menyeka air matanya yang jatuh karena tak ingin sang putri melihat dirinya menangis.

Mendorong rasa sebah di hatinya dalam-dalam, Kirana berusaha tetap tersenyum di depan Anin.

Sekuat tenaga Kirana menahan tangisnya. Sungguh, ia tak ingin kehilangan Anin. Kirana hanya berharap sebuah keajaiban dari Tuhan agar putrinya itu sembuh dari penyakitnya.

Bagian dari Novel : Jodoh Di Tapal Batas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 - Teror Datang

Kirana tak sempat berpikir untuk ganti baju karena suara di luar terus berteriak memanggil namanya. Akhirnya, ia berjalan cepat ke arah pintu rumahnya.

Pikiran Kirana saat itu tengah kalut perihal Satrio Kuncoro yang kabur siang tadi diserta_i beberapa keanehan yang terjadi. Alhasil Kirana tak mampu berpikir cepat di masa kehamilan yang menjelang hari persalinan.

Refleks ia membuka pintu utama tanpa melihat dahulu siapa yang datang.

Ceklek...

"DASAR PELA_KOR !" umpat salah seorang wanita yang diperkirakan oleh Kirana berusia 40 tahun nan setelah pintu utama terbuka.

"Maaf, Ibu siapa?" tanya Kirana yang terkejut sekaligus tak mengenal sosok wanita yang barusan memakinya. Kirana berusaha tetap tenang dan tak terpancing emosi.

Kala itu di teras rumah Kirana ada beberapa orang yang berdiri di hadapannya. Namun, hanya sekuriti komplek rumahnya saja yang dikenal oleh Kirana.

Beberapa pria bertampang seperti pre_man yang berdiri di belakang wanita yang memaki Kirana diduga sebagai bodyguard.

"Gak usah banyak cing-c0ng kamu! Dasar Lon_te !!"

"Maaf, Bu. Tolong yang sopan kalau bicara di rumah orang!" balas Kirana tegas. "Saya gak kenal sama ibu!"

Suasana semakin tak kondusif. Wanita itu terus menyerang Kirana dengan umpatan dan cacian yang menyudutkannya.

Wanita itu menyatakan jika Kirana sebagai pela_kor. Kirana masih tak paham dengan kondisi yang terjadi begitu cepat tersebut. Ia masih berusaha mencernanya.

"Nih lihat!" desis wanita itu seraya telapak tangannya menyod0rkan selembar foto pada Kirana.

Deg...

Kirana sontak terkejut karena gambar yang terpampang yakni saat kejadian tadi siang di lobi apartemen Purba. Di foto itu, Kirana berdiri dekat nyaris menempel dengan tubuh Satrio Kuncoro di meja resepsionis.

Jika orang yang tak tau kondisi sebenarnya, pastinya berasumsi yang tidak-tidak alias negatif pada hubungan Kirana-Satrio dengan hanya melihat foto tersebut.

"Saya bisa jelaskan, Bu." Kirana tetap berusaha untuk bersikap sopan.

"Halah, kamu gak perlu jelasin apapun! Kamu udah jelas selingkuhan suamiku. Dia udah ngaku kok sama aku dan minta maaf. Tapi, ujungnya kamu yang memang ga_tel sampai terus kejar-kejar Mas Satrio! Dasar wanita murahan!"

"Ibu salah paham!" balas Kirana membentak karena emosinya ikut terpancing.

"Salah paham gimana? Di sini kamu jelas-jelas masih ngejar Mas Satrio di apartemen. Tadi Mas Satrio bilang ke aku. Padahal dia udah gak mau punya hubungan sama kamu lagi! Sekali wanita sun_dal tetap aja jadi sun_dal!" umpatnya.

Ada beberapa tetangga dan orang yang lalu-lalang melewati rumah Kirana. Mereka tentu melihat kejadian sore itu yang cukup tegang. Namun, tak ada yang mau membantu Kirana.

Mereka memilih tak mau ikut campur karena mendengar urusan permasalahan yakni perselingkuhan dan hal itu termasuk masalah pribadi.

Sungguh, Kirana merasa malu dilihat banyak orang seperti itu. Tatapan mereka tentu menyudutkan Kirana sebagai pela_kor sesuai ucapan wanita yang memakinya tadi.

Walaupun Kirana merasa tak bersalah karena tidak berselingkuh dengan suami ibu tersebut, tetap saja ia tak mampu mengendalikan situasi di rumahnya sore itu.

☘️☘️

Mental Kirana semakin down apalagi di saat itu kondisinya sedang hamil besar dan sendirian di rumah. Tak ada pundak yang ia bisa minta_i tolong. Minimal untuk menguatkannya.

Sekuriti pun akhirnya menyuruh semua orang bubar. Wanita yang memaki Kirana dan para bodyguard nya juga telah pergi dari sana.

Malam hari, Kirana terus menangis di dalam kamarnya. Hatinya mendadak melow. Saat ini jam menunjukkan pukul sebelas malam.

Kirana akhirnya memilih untuk membentangkan sajadah dan memakai mukena. Selama kehamilan si kembar, Kirana banyak mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

"Hiks...hiks...hiks..."

"Ya Tuhan, ampuni dosa hambaMu ini. Aku benar-benar butuh pengampunan dari Mu ya Rob..." ucap Kirana yang tengah berdoa di sela isak tangisnya.

Kirana benar-benar ingin berubah dan bertaubat. Ia berharap setelah mendapatkan pengampunan dari Sang Pencipta, hidupnya ke depan bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

Tiba-tiba...

PRANGG !!

"Astaghfirullah hal adzim," refleks Kirana berucap.

Suasana rumah Kirana mendadak berubah mencekam.

PRANGG !!

Terdengar kembali suara nyaring yang begitu keras seakan ada benda yang pecah. Kirana kembali memekik terkejut.

Detik selanjutnya, terdengar suara deru motor seakan perlahan pergi menjauh. Lalu, suasana kembali sepi dan tak terdengar apapun lagi di telinga Kirana baik suara benda pecah atau yang lain.

Kirana memutuskan berdiri dan keluar dari kamarnya. Dalam kondisi masih memakai mukena, Kirana menyalakan lampu ruang tamu yang sebelumnya sengaja ia matikan.

"Astaga, siapa yang melakukan semua ini?" gumam Kirana yang terkejut kala netranya melihat di lantai depan tepatnya dekat ruang tamu, kaca-kaca jendela pecah berserakan.

Dapat disimpulkan secara jelas bahwa suara motor yang didengarnya tadi menandakan kedatangan satu orang atau lebih untuk melempar jendela rumahnya dengan batu hingga pecah dan hancur berkeping-keping.

"Ya Tuhan, kenapa cobaan terus datang padaku? Siapa yang tega berbuat seperti ini?" batin Kirana sendu berbalut kecemasan.

Lalu, sepasang netra Kirana melihat ada secarik kertas yang diikat pada sebuah batu berukuran sedang yang berjarak dua langkah saja dari posisinya berdiri saat ini.

"Kertas apa itu?" gumamnya seraya berjalan mendekatinya.

Lalu, Kirana berj0ngkok dan telapak tangannya mengambil secarik kertas tersebut. Kirana membuka lebar kertas yang entah dari siapa sosok pengirimnya.

JANGAN PERNAH LAPOR POLISI ATAU SIAPAPUN.

JIKA TIDAK, KAMU DAN CALON BAYIMU AKAN MATI !!

AKU TIDAK MAIN-MAIN.

CAMKAN ITU !!

Bahkan ada tetesan darah di kertas yang berisi ancaman tersebut. Entah darah manusia atau hewan, Kirana tak tau.

☘️☘️

Sungguh, Kirana ketakutan setelah membaca surat ancaman itu. Saking takutnya, Kirana berusaha untuk berjalan dengan cepat ke arah kamar serta mematikan saklar lampu ruang tamunya. Namun naas, kakinya terkena pecahan kaca.

"Aachh !!" jerit Kirana.

Ia berusaha menahan rasa sakit di kakinya yang perlahan mengeluarkan darah. Dengan tertatih-tatih, Kirana berjalan menuju kamarnya.

"Eughhh..."

Mendadak perut Kirana terasa nyeri begitu hebat. Keringat dingin terus mengucur di wajah Kirana. Jantung Kirana pun semakin berdegup kencang.

BYURR...

Tiba-tiba ada guyuran air yang menetes di sela-sela kakinya. Air ketuban pecah.

"Ya Tuhan, anakku..."

Air ketuban yang menetes awalnya sedikit. Namun, perlahan semakin banyak. Hal ini tentu membuat Kirana dilanda kepanikan.

Apalagi ini pengalaman pertamanya hamil dan bersiap melahirkan. Kirana semakin kalut. Walaupun menurut prediksi dokter masih seminggu lagi hari kelahiran si kembar.

Problematika yang terjadi di kehidupan Kirana akhir-akhir ini hingga teror yang mencekam datang menghampiri, tentu sangat mempengaruhi psikis ibu hamil. Alhasil Kirana terpaksa bersiap melahirkan lebih awal dari HPL.

Kirana berusaha meram_bat hingga tangannya berhasil menjangkau ponselnya. Ia segera menghubungi Dokter Hendrik. Namun Kirana sudah mencoba berulang kali, tetap tak ada jawaban.

Tak kehilangan akal, Kirana mencoba menghubungi Santi, istri Dokter Hendrik. Setelah beberapa kali mendial, akhirnya diangkat oleh Santi.

"Halo, Ki. Ada apa?"

"To_long a_ku," jawab Kirana dengan suara terdengar bergetar dan terbata-bata.

"Kamu kenapa, Ki? Apa sudah ada tanda-tanda melahirkan?" tebak Santi.

"Iya," jawab Kirana.

"Kamu di mana sekarang?"

"Di ru_mah. To_long ka_mu ke sini," jawab Kirana dengan suara yang masih terbata-bata.

"Oke, tunggu. Aku segera ke sana,"

Bip...

Sambungan telepon langsung diputus secara sepihak oleh Santi. Wanita itu segera mengabarkan hal tersebut pada sang suami.

Mereka berdua malam itu sedang berada di rumah kerabatnya karena ada perayaan ulang tahun. Beruntung tempat acara masih di area Jakarta.

Sebagai dokter, mendengar pasien sekaligus tetangga mereka akan melahirkan, otomatis jiwa Dokter Hendrik bergerak cepat untuk meluncur ke rumah Kirana.

"Tahan sebentar ya, Nak. Dokter Hendrik dan Tante Santi segera datang menolong kita. Kalian bantu mama ya, Sayang." Kirana terus mengajak bicara calon bayinya yang hendak keluar melihat dunia.

Kirana mengelus lembut perutnya sembari menahan rasa nyeri yang begitu dahsyat menerpa.

Dengan sisa tenaga yang ada, Kirana memutuskan keluar dari kamarnya dengan berpegangan pada dinding sembari membawa sebuah tas yang berisikan baju-baju dan segala persiapan kelahiran si kembar. Tas yang sudah Kirana siapkan jauh-jauh hari sebelum persalinan tiba. Ponsel dan dompet juga tak lupa ia masukkan ke dalam sana.

Kirana berhasil membuka pintu rumahnya. Ia memilih untuk duduk di lantai teras sembari bibirnya terus melafalkan doa serta mengajak bicara calon buah hatinya agar kelak persalinannya lancar.

Setibanya di kediaman Kirana, Dokter Hendrik dan sang istri segera keluar dari mobilnya. Mereka begitu terkejut melihat kondisi Kirana malam itu.

"KIRANA !!"

Bersambung...

🍁🍁🍁

1
Jumi Nar
jangan" satrio kuncoro teman hana
Ahmad Syarif
kasihan Kirana 😭😭😭😭
Teh Euis Tea
ya ALLAH😭😭😭😭😭😭😭
siapa ya yg fitnah kirana , kasian kirana yg sabar ya ki😭
Ayesha Almira
kirana jg dlu ma aldo karna msh da hana.aldo pun psti memihak hana,hana skrng licik
Ayesha Almira
mungkinkah ulh hana,ma purba untuk merecoki hana
Teh Euis Tea
curiga di satria kuncoro mu gkin temannya mahkluk purba klu ga temen si hana
kasian bgt bumil di dorong polisi ko gitu ya
Nurlaela
terlalu kamu Aldo cemburu sampe Kirana dibiarkan begitu...kamu dokter mana simpatimu...
Dian Isnawati
lanjut
Putri Dhamayanti
nangiiss kejerrr gw.....
astagfirullah, cmn bisa inhale exhale

Pen jambak Aldo boleh gak sih?? Tapi takut dimarahin pak Komandan...

Do, bnr² lu yee, suami gak bertanggung jawab!!! Pantes kmrn nangis sesunggukan, merasa berdosa yak... Tanggung Jawab!!! Kudu dibwt bahagia ntu si Kirana sama anak²nya sekarang!!!
Tutik Karlos
makasih thooorrr...


lanjutkan.....
Putri Dhamayanti
waduuuhh kasian banget bumiL... ini sekarang siapa lagii yg gedor² pintu, hurts

Hamil 1 ajah berat, apalagi ini hamil kembar dah gt gak ada support system... hebat kamu Kirana, mana cobaan datang bertubi² 👍👍👍 saLut
Ais
sumpah ya ngak cukup aldo mengakui smua kesalahannya pd kirana dia jg hra tegas pd hana untuk jujur ke kenzo klo hana bkn ibu kandungnya juga hrs membantu kirana mencari tau soal.kejadian beberapa tahun yg lalu sblm.si kembar lahir supaya jelas siapa dalang dibalik fitnah keji terhadap kirana
Suanti
semoga secepat nya aldo tau ternyata hana adalah penjahat nya sekongkol sama purba 🤭
Eni Istiarsi
ketimbang Hana,seperti ini lebih condong ke Purba sebagai dalang dibalik semua teror yang Kirana alami.
alasanya jelas karena dia merasa kecewa karena Kirana tidak lagi bisa digunakan sebagai boneka balas dendamnya pada Aldo
Nena Anwar
Purba jahat banget sama sodara juga,,,Kikir udah lahirin satu bayi tinggal satu bayi lagi didalam perut
Nena Anwar
Satruo orang suruhan Purba berarti gk mungkin kan Satrio ujug2 ada di sekitar apartemen Purba klo gk ada niat terselubung mah
Yulia Dhanty
itu fix ulah satrio.. purba dan hana 😠 mereka bertiga sekongkol tuk menghancurkan Kirana... kasian Kirana 😭😭😭 ayuh dunk teh bongkar kebusukan mereka😬
kaylla salsabella
😭😭😭😭😭😭😭
Nena Anwar
jangan2 Hana dan Purba bersekongkol nih
kaylla salsabella
makin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!