NovelToon NovelToon
GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Romantis / Cintamanis / Idola sekolah
Popularitas:199.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Devan kaget saat tiba-tiba seseorang masuk seenaknya ke dalam mobilnya, bahkan dengan berani duduk di pangkuannya. Ia bertekad untuk mengusir gadis itu, tapi... gadis itu tampak tidak normal. Lebih parah lagi, ciuman pertamanya malah di ambil oleh gadis aneh itu.

"Aku akan menikahi Gauri."

~ Devan Valtor

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perkara liburan

"SMA kita akan adain reuni, liburan tiga hari di Bangkok!"

Gino berseru kencang dengan penuh semangat. Ia baru saja membaca grup whatsapp alumni sekolahnya, khususnya kelas mereka. Pandangannya berpindah-pindah dari Devan dan Agam yang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Agam dengan data pasiennya, dan Devan dengan buku tebal matematikanya.

Gino menarik nafas panjang. Inilah yang dia alami karena bersahabat dengan dua laki-laki serius yang tampaknya lebih tertarik pada karya-karya ilmiah.

Gino menghentakkan tubuhnya ke sofa, masih menunggu reaksi dari kedua sahabatnya itu. Namun, seperti biasa, Agam hanya mengerjap pelan sambil mengetuk-ngetuk pena di atas berkas pasien, sementara Devan bahkan tidak mengangkat wajah dari bukunya.

"Bangkok, bro! Tiga hari! Reuni! Liburan! Kenapa kalian kayak patung lilin gitu sih?" Gino akhirnya meledak. Rasanya dia benar-benar salah memilih circle persahabatan.

Lihat? Dua laki-laki itu tetap tidak peduli.

"Mau pergi atau tidak?" ia akhirnya bertanya walau sudah tahu jawabannya.

"Tidak."

Tuh kan, bahkan jawaban mereka diucapkan secara bersamaan. Rasanya Gino ingin menendang keduanya. Ia menghembuskan nafas kasar, pandangannya tidak sengaja jatuh ke salah satu kamar yang berada tak jauh dari ruang santai apartemen Agam. Pintu kamar itu terbuka, tampak jelas Gauri yang tertidur manis di sana.

Gadis itu sudah hampir sebulan ini rajin bertemu dengan dia juga, karena mereka bertiga sering berkumpul semenjak dia dan Devan balik dari luar negeri. Tidak selalu, tapi sekali dua kali dalam seminggu pasti adalah. Dan Agam selalu bawa Gauri bersamanya.

Kalau bukan di apartemen Devan, mereka akan kumpul di apartemen Agam ini. Gauri juga selalu menempel pada Devan. Sampai Gino pun jadi dekat dengan gadis itu. Awalnya Gauri tidak suka sama dia, tapi sekarang gadis itu mulai menerima dia. Bisa di bilang mereka dekat sekarang. Sekalipun Gauri gak nempel kayak dia nempel sama Agam, Ares, terutama Devan.

Melihat Gauri, langsung muncul ide di kepala Gino.

Aku tahu bagaimana membuat dua orang gila ilmu itu mau ikut.

Gino tersenyum jahat lalu berdiri dan diam-diam mendatangi Gauri yang masih asyik ketiduran, seperti bayi tanpa dosa.

"Gauri ..." Gino memanggil nama gadis itu dengan pelan. Sangat pelan, takut ketahuan Devan atau Agam. Bisa-bisa dia di lempar nanti.

"Gauri maniss ..." Gino menepuk lembut pipi Gauri.

Tidak bangun juga. Gino berpikir keras, kemudian mengeluarkan mengeluarkan permen wangi rasa stroberi dari kantong hoodie-nya, Gauri suka stroberi, pasti suka permennya juga.

Gino menyeringai, mengangkat permen itu ke dekat hidung Gauri, lalu menggoyang-goyangkannya perlahan.

“Ayo bangun, nona kecil ..." bangun dulu sebentar," bisiknya.

Hidung Gauri bergerak sedikit. Gino hampir tertawa karena responsnya begitu cepat. Detik berikutnya, kelopak mata gadis itu membuka setengah, masih buram dan bingung. Ia menatap Gino dengan mata bulatnya yang bengkak karena baru bangun tidur.

"Gauri mau permen nggak? Rasa stroberi." ucap Gino pelan.

Gauri mengucek matanya, lalu bangun dari posisinya yang berbaring. Matanya terus menatap ke permen di tangan Gino.

"Mau?" tanya Gino lagi.

Gauri pun mengangguk. Gino tersenyum dan dengan cepat membukakan permen tersebut lalu memberikan isinya pada Gauri. Kantuk gadis itu sudah hilang sepenuhnya. Ia tampak menikmati permen pemberian Gino.

"Gauri," Gino mulai beraksi.

"Kak Gino pengen ajak Gauri ke tempat ini." ia menunjukkan salah satu gambar tempat wisata paling indah menurutnya yang ada di Bangkok dari hapenya.

"Di sini tempatnya indah banget. Gauri pasti seneng banget jalan-jalan ke sini. Ada toko cokelat sama toko roti yang enak banget juga. Mau ke sana nggak?"

"Mau!" angguk Gauri langsung.

"Kak Devan, kak Agam, Ares ikut juga?" pertanyaan itu yang di tunggu-tunggu oleh Gino.

"Kita harus nanya. Kalo mereka nggak pengen ikut, Gauri paksa mereka ya? Bilang kalo Gauri pengen banget liburan ke sana. Tuh, kak Devan sama kak Agamnya lagi di luar, kita paksa mereka yuk."

Gauri mengangguk lagi lalu turun dari kasur dan segera berlari keluar. Ia langsung duduk di samping Agam, memeluk lengan pria itu.

"Kakak, Gauri pengen ke liburan ke tempat yang ditunjukin sama kak Gino!"

Baik Agam maupun Devan yang tadinya sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing langsung terbagi perhatiannya. Hanya Gauri memang yang mampu membuat perhatian keduanya teralihkan.

Gauri masih memeluk lengan Agam erat-erat, wajahnya penuh antusias, pipinya memerah karena semangat yang tiba-tiba meledak begitu saja. Agam menatapnya singkat, lalu menoleh ke arah Gino yang sudah berdiri di belakang Gauri dengan senyum yang terlalu polos untuk ukuran seseorang yang sedang berencana menipu dua sahabatnya.

"Liburan…?" Agam mengulang pelan,

"Ke Bangkok?"

"Iya!" Gauri mengangguk cepat, terlalu cepat sampai rambutnya bergoyang.

"Gauri mau ke toko cokelat. Sama… sama toko roti enak! Terus tempatnya indah banget! Kayak di foto!"

Mata Agam menyipit halus, jelas ia menganalisis situasi.

"Foto dari mana?"

"Dari Kak Gino!" seru Gauri bangga, seolah itu bukti sah dan kuat.

Agam dan Devan sama-sama menoleh ke Gino. Tatapan mereka dua-duanya tajam. Mereka langsung tahu Gini adalah si pembuat ulah yang menggunakan Gauri untuk tujuannya.

Gino tersenyum lebar.

Devan akhirnya menutup bukunya, menaruh bulpen di atas meja, dan menatap Gauri yang meraih tangannya juga.

"Kamu pengen banget?"

Gauri mengangguk lebih lembut kali ini, matanya berkilat penuh harapan.

Gino menjulurkan leher sedikit, ingin memastikan mimik dua sahabatnya. Mereka jelas mulai goyah.

Agam menghela napas.

"Gauri, Bangkok itu jauh. Capek. Kamu kuat?"

"Kuat!" jawab Gauri mantap.

Agam kemudian merapikan berkasnya, seolah mulai mempertimbangkan opsi yang sebelumnya ia tolak mentah-mentah.

"Kapan?"

"Reuni SMA tiga hari, akhir bulan ini," sahut Gino cepat sebelum Gauri keburu menjawab yang aneh-aneh.

Agam diam. Devan juga diam.

Tapi Gauri tiba-tiba menautkan kedua tangannya ke lengan Devan dan Agam bersamaan, menatap mereka dengan mata besar yang mematikan pertahanan siapa pun.

"Gauri mau ke sanaa... Mau ke sana ..."

Agam mengusap wajahnya.

"Gauri… kakak ada operasi besar akhir bulan ini. Gak bisa di tinggalin. Kita cari hari lain aja ya?'

"Nggak mau, mau ke sana!"

Rasanya Agam ingin menendang Gino. Tapi dia benar-benar ada operasi besar tanggal segitu. Dan dia tidak mungkin membiarkan Gauri pergi berdua dengan Gino, dia tidak percaya Gino bisa jaga adiknya dengan baik. Ares? Bisa. Tapi kalau Gauri tiba-tiba tantrum, susah dibujuknya kalau tidak ada dia. Pilihannya hanya satu,

Devan.

Agam menatap Devan. Dan Devan langsung tahu arti tatapan itu. Ia menghembuskan nafas panjang lalu berbicara.

"Baiklah, aku pergi. Gauri aku yang jaga."

Gauri langsung berseru senang, begitu pula Gino. Setidaknya satu di antara kedua sahabatnya ikut. Senyumnya segera hilang ketika mendapatkan tatapan mematikan dari Devan maupun Agam.

1
Rita
ini lg ya jgn dilihat
Rita
mau gmn lagi yg kmu bawa liburan dibilang pikiran anak2,badan dewasa
*Septi*
minta dimandiin lagi nggak Gauri? 🤭
Herman Lim
lihat aja bntr lagi Gauri pasti sembuh dan kalian bukan² apa² utk Devan
acih aja
gaskeun kk Mae,,,,,,,💪
Ilfa Yarni
karuan para ulet bul ga dpt yg diinginkan
shenina
ada aja orang2 yg suka julid 😝
sum mia
pokoke hanya Gauri yang bisa mengendalikan dan menguasai Devan . yang lain.... jangan harap .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Anonim
Tidur Gauri nyenyak dalam pelukan Devan.

Mandi paginya Gauri gimana tadi - mandi sendiri atau Devan yang memandikan 😄.

Di restoran hotel untuk sarapan - teman-teman alumni menyapa Devan dan Gauri.

Ada dua orang teman alumni yang sinis, tatapannya menilai, merendahkan Gauri yang menempel pada Devan.

Merupakan suatu hiburan bagi Gino - segala apa yang Gauri dan Devan lakukan. Sangat lucu terlihat dimatanya - seorang Devan akhirnya ketempelan perempuan. Gino selalu mengabadikan momen demi momen kebarsamaan Gauri dan Devan.

Gauri merasa masih kecil, mau naik perahu berbentuk gajah. Devan stok sabarnya masih full menghadapi keinginan Gauri 😄
kyo
semoga Gauri lekas pulih
Anonim
Makan malam, Gauri ngga lapar, tidak mau makan, ngantuk katanya. Devan dengan sabar membujuk Gauri. Devan ini sudah mode bapak suapin putrinya.

Gauri sudah tidur. Devan mandi untuk meluruhkan ketegangan yang melanda, bahkan canggung juga panik dalam menghadapi Gauri yang Devan sama sekali tidak menduga.

Gauri mimpi buruk.

Benar-benar jadi Gauri sitter ini Devan - menjaga Gauri aman, memandikan, pakaiin baju - bra pula, memberi makan, dan menemani Gauri tidur.
Srie Handayantie
lanjut lagi kak maee /Determined/
Srie Handayantie
kalian tidak suka sama kedekatan Gauri dan Devan ya gak masalah , toh mreka berdua juga bodo amat sama ucapan kalian 😁😂
Anonim
Telinga Devan sudah merah kek kepiting rebus kali ya 😄.

Tahu begitu bawa suster perawatnya Gauri, Devan. Gak menyangka akan terjadi hal seperti itu - mandiin anak gadis yang berkelakuan anak-anak karena trauma akibat kecelakaan yang pernah dialami.

Benar-benar menguji iman dan kesabaran Devan - bra juga mesti Devan yang pakai-in 😄.

Diana ini maksud hati ingin cari perhatian Devan. Tak sesuai harapannya, tanggapan Devan tetap datar.

Diana - tak usah punya pikiran aneh-aneh tentang Gauri dan Devan yang berada di dalam satu kamar hotel.
Al Fatih
Manis bngt sih interaksinya kak Devan sama Gauri...,, Ga tau gimana rasa kehilangan dan kerinduan misalnya kalian berpisah walaupun hanya sebentar,, secara kan Gauri itu sdh nyaman bngt sama kak Devan.

Janganlah segala sesuatu itu d lihat dgn mata,, pakailah hatimu..., biar ad rasa simpati disana. Si nini2 itu,, kenal dekat sama Gauri sj...,, enggak. Sok2 an menilai...,, ga ad orang yang pingin sakit,, baik itu sakit d jiwa atw d fisik.
Lha,, d situ yg katanya orang dewasa...,, menilai orang lain seperti itu,, jangan2 d situ yg sakit jiwanya.
Hanima
👍👍
Dian Rahmawati
devan selalu luluh klo sama Gauri
faridah ida
kalo mata kamu sakit , yaa jangan di lihat laah Nini...🤣🤣🤣
Dwi Winarni Wina
Gauri sangat manja skl sm devan, devan sangat sabar skl dan telaten memperlakukan gauri sangat lembut dan hangat....

Diana tidak suka melihat kedekatan devan dan gauri, gauri terus nempel sm devan membuat diana iri dan cemburu...
Devan merasa nyaman semenjak kehadiran gauri tidak membuatnya terganggu sama skl, justru perasaan devan sll ingin menjaga dan melindungi gauri....

Semenjak kehadiran gauri hidup devan jadi berwarna ,tingkah laku gauri sangat lucu dan gemesin biasanya devan anti perempuan susah didekati sm perempuan memiliki trauma.....

tanpa sadar gauri lah yg membantu devan menyembuhkan traumanya....
Dwi Winarni Wina: iya bunda gunung telah mencari jd lembut dan hangat😀
total 2 replies
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!