NovelToon NovelToon
Imamku Ternyata Bos Mafia

Imamku Ternyata Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Semua wanita pasti menginginkan suami yang bisa menjadi imam dalam rumah tangganya, dan sebaik-baiknya imam, adalah lelaki yang sholeh dan bertanggung jawab, namun apa jadinya? Jika lelaki yang menjadi takdir kita bukanlah imam yang kita harapkan.
Seperti Syahla adzkia, yang terpaksa menikah dengan Aditya gala askara, karena sebuah kesalahpahaman yang terjadi di Mesjid.
Akankah syahla bisa menerima gala sebagai imamnya? ataukah ia memilih berpisah, setelah tahu siapa sebenarnya gala?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Syahga 16.

Keesokan harinya ...

Gala bangun dengan mata yang masih mengantuk, ia lihat jam dinding dengan jarum kecil menunjuk ke angka 6.30. Ia duduk di tepi ranjang menguap dan mengucek matanya.

Setelahnya ia meregangkan tangannya, hidungnya mengendus sesuatu—aroma nikmat dari masakan yang berbumbu rempah—ia beranjak dari tempat duduknya.

Ia lihat syahla sudah menyiapkan sarapan untuknya, meja makan yang dipenuhi makanan yang siap untuk dilahap membuat perutnya berbunyi.

Gala duduk di kursinya, mengambil garpu dan menusuk rendang yang masih mengepul kemudian ia menaruhnya dipiring yang sudah tersedia dihadapannya. Ia potong kecil dagingnya dan memakannya, enak dan pas rasanya.

"Ternyata syahla pinter masak juga," pujinya dalam hati sembari melirik punggung istrinya.

Ia mencicipinya lagi.

"Loh, mas. Kamu sudah bangun?" Syahla membawa nasi yang baru saja ia ambil dari rice cooker.

Ia duduk berhadapan dengan suaminya setelah menaruh nasi hangat ditengah-tengah makanan.

"Elo pinter masak juga? Gue pikir cuma bisa masak karedok leunca sama ikan asin atau tumis kangkung," ujar Gala seenak jidatnya.

Bibir syahla manyun, "Itu muji apa nyindir, sih?" tanyanya.

Gala tersenyum, lalu memasukan potongan daging kedalam mulutnya.

"Hampir tiap hari, di rumah elo cuma masak ikan asin dan karedok leunca. Sampe gue keselek tulang ikan asin pèda," gerutu Gala sambil terus mengunyah makanannya.

Syahla terkekeh, ia inget saat itu hanya ada mereka berdua karena hanya ada makanan itu di dalam kulkas, mau gimana lagi.

"Itu mah kesukaannya ayah, aku juga gak terlalu suka," sahut Syahla.

Gala mengangguk.

"Pake nasi, mas." Syahla mengambilkan nasinya lalu menyendoknya dan menaruh nasi itu dipiring milik gala.

Mereka makan dengan tenang tanpa suara, tanpa percakapan.

"Buat makan siangnya, mau aku siapin enggak?" tanya Syahla.

Kan, suaminya kerja kantoran. Takutnya suaminya itu makan di luar, kantin yang ada dikantor mungkin, itu yang dipikirkan syahla.

"Boleh, sama yang tadi aja. Masakan elo bikin gue inget nenek astrid," jawab Gala tanpa sadar mengatakan nama neneknya.

Syahla terdiam, ia yang baru minum air putih langsung menghentikan kegiatannya. Sudah sampai jakarta tapi ia belum diperkenalkan dengan siapapun, kecuali gandi yang memang datang sendiri ke apar.

Ia menatap gala yang tengah menghabiskan makanannya, saking fokusnya sampai tak melihatnya menatap lekat.

Bagaimana pun syahla tak tahu orang-orang disekitar suaminya, entah orang tua angkat atau saudara pantinya.

"Nenek astrid itu siapa?" tanya Syahla penasaran.

Gala menghentikan makannya, ia sudah keceplosan. ia pejamkan matanya yang merasa kesal karena bisa mengatakan tentang nenek yang mengasuhnya di panti.

"Pemilik panti asuhan," jawab Gala lalu meraih gelas yang berisi air putih lalu meneguknya.

"Bolehkah, aku main kesana?" tanya Syahla.

Uhuk uhuk

Gala tersedak oleh minumannya sendiri, ia menaruh gelasnya disisi piring. Syahla hanya melihat gerak-geriknya saja.

"Lain kali saja, beliau lagi umrah—Lagi di abu dhabi," ujar Gala.

Syahla mengangguk paham. "Kalo ke panti boleh?"

Gala bingung mau menjawab apa? Kenapa juga ia bilang tumbuh dipanti? Kan, jadinya rumit.

"Eh, anu. Anu ... Lain kali saja, ya. Gue sibuk baru masuk kerja lagi." Gala menelan ludahnya, menatap syahla agar tak berharap lagi.

"Ya, sudah. Kalo gitu aku di rumah saja," ujar Syahla akhirnya mengalah.

Gala menghembuskan nafas lega, semoga setelah ini istrinya lupa dengan panti atau pun tentang nenek astrid. Ia belum siap bercerita tentang pernikahannya dengan syahla, dimana arfan yang menjebaknya masih belum bisa ia temukan.

Ia akan cerita jika waktunya sudah tepat, toh mereka belum ada rasa sama sekali. Meski tidur satu ruang—satu ranjang—mereka tak pernah melakukan apapun dan masih tidur dengan saling membelakangi.

Waktu berlalu, sebulan sudah mereka berumah tangga namun tak ada sesuatu layaknya pasutri yang bisa ditemukan di dalam cerita ini, justru mereka terlihat seperti teman serumah dan sekamar.

Gala maupun syahla masih kaku dalam urusan cinta, sesekali mereka bertengkar ringan namun setelahnya mereka tertawa. Syahla perlahan merasakan kenyamanan berada disamping gala, sedangkan lelaki itu perlahan mulai menghangat akan sikapnya pada istrinya.

Tinggal berdua membuat mereka merasa bebas dalam artian tak ada tekanan yang menghimpit batin mereka, juga masa lalu yang seakan terlupakan begitu saja.

"Sasa!" teriak Gala dari kamar.

"Dasi gue dimana?" tanya lelaki itu masih dalam suara yang berteriak.

"Bentar!" sahut Syahla yang langsung menghentikan aktivitasnya yang tengah membereskan meja makan.

Saat masuk syahla menghela nafas kesal, pakaian rapi kantor suaminya sudah ia siapkan diatas meja tapi tetap saja lelaki itu masih suka berteriak memanggil namanya.

"Ya ampun, mas. Dasinya jatuh, kamu selalu grasa-grusu." Syahla berjalan mendekati meja hias mengambil dasi yang jatuh lalu berdiri kembali.

Tangannya langsung memasangkan dasi dileher suaminya, disaat tangan gala sibuk memasangkan kancing lengannya dan lelaki itu hanya diam manut saja.

Disaat itu pula, seperti ada cahaya yang menghiasi wajah istrinya, gala terdiam menatap wajah yang sudah sebulan ini menemaninya.

Ia merasakan detak jantungnya yang kian berdebar. Ini aneh, ia yang biasanya waspada dan tak mudah percaya pada orang asing justru hangat pada wanita ini.

Sejak pertama bertemu selalu membuatnya iba, kala gadis ini menangis ia seakan merasakan lukanya.

Kenapa?

Ada apa?

Pertanyaan itu memutar dalam otaknya, ia merasa sesuatu yang aneh dalam hidupnya setelah ada sasa ia mulai merasakan kebiasaan yang tak pernah ia lakukan.

Sholat ya, ia melakukannya lagi demi secuil kebahagiaan yang ingin ia berikan pada gadis ini.

Sikap yang hangat itu ia berikan padanya juga, entahlah gala bingung.

"Aku tahu aku cantik, jangan tatap aku terus. Kan, jadinya baper," ujar Syahla tiba-tiba.

"Apaan sih, lo. Sok kecakepan," sindir Gala mengalihkan pandangannya.

Wanita itu tak menjawab, ia masih fokus pada ikatan dasi yang melingkar dileher suaminya.

"Sudah," ucap Syahla, "aku lanjutin beres-beresnya."

"Iya, thank!" sahut Gala yang langsung menatap tampilannya di cermin.

Syahla keluar dari kamar bersamaan dengan suara bel berbunyi, ia membelok ke arah pintu untuk membukanya.

Klek

Pintu terbuka, diluar sana seorang wanita berdiri didepan pintu. Ia cantik dengan rambut sebahu yang dipotong model layer, potongan yang sama dengan suaminya.

Pakaiannya yang rapi semi formal dan tubuhnya yang proporsional membuatnya terlihat seperti model majalah atau miss-nya negara karena postur badannya yang tinggi.

Lebih tinggi dari syahla, mungkin sekitar 170-an. Sementara sasa hanya sekitar 150-an.

Wanita itu mengerutkan dahinya, "Kamu siapa?" tanyanya.

"A-a-aku—" ucapan Syahla tergantung saat suara gala menyela.

"Siapa yang datang, Sa?" teriak lelaki itu.

Suara langkah terdengar mendekati mereka. Gala membelalakan matanya, kala yang datang kerumahnya bukanlah orang asing.

"Jena," gumam Gala.

Wanita itu tersenyum kemudian ia melangkah cepat mendekati gala lalu memeluknya erat.

"Gue kangen banget, ga," ujar Jena dengan senyum semringah.

Gala terkejut dengan tindakan ini, meski terbiasa tapi jika dihadapan syahla rasanya jadi beda. Ia melirik istrinya yang hanya diam menunduk, jemarinya saling bertautan seolah perasaan tak nyaman mengitarinya.

Lalu syahla, sama terkejutnya namun pikirannya mulai ditumbuhi rasa tak rela, ia sendiri yang sudah halal saja belum pernah memeluknya begitu erat tapi wanita itu ...

Ingin marah.

Ingin menangis.

Tapi ia tahan, karena ia paham siapa dirinya.

Pikiran syahla mulai memahami jalan cerita, ia tahu pernikahannya dengan gala bukanlah karena sebuah perasaan cinta. Alasan kenapa ia belum diperkenalkan pada keluarga lelaki itu pun mulai masuk akal dalam benaknya.

"Apa wanita ini pacarnya mas gala, ya?" tanya Syahla dalam hati.

Ia melirik gala disaat lelaki itu pun sama halnya menatapnya.

Pandangan itu seakan ada jarak bahwa mereka tak bisa menjadi pasutri seperti yang lainnya lagi.

Syahla melengos pergi, ia masuk kedalam rumah membiarkan dua insan yang bernostalgia di ambang pintu.

"Kenapa sesakit ini, sih? Harusnya aku tahu diri," ujar Syahla masih dalam hati, melangkahkan kakinya ke arah dapur dan melanjutkan pekerjaannya.

Tak lupa ia membuatkan teh hangat untuk wanita bernama jena itu, karena ia lihat suaminya mempersilahkan dia untuk masuk.

Gala mengobrol bersama jena di ruang tamu, suara canda jena terdengar hingga ke dapur membuat tangan syahla terkepal kuat.

Set, dia tak tahan rasanya. Ingin menjambaknya atau ah ... syahla berperang dengan hatinya—antara melabrak atau diam saja—menahan diri agar tak melakukan kekerasan fisik.

Lap dan meja-lah yang menjadi korban kekesalannya, ia meremas lapnya lalu mengelap mejanya dengan kasar.

Syahla berjalan mendekati mereka sambil membawa nampan yang berisi teh hangat, Ia menaruhnya tepat dihadapan jena sedangkan nampannya ia pegang. Dan syahla berdiri diantara sepasang manusia dewasa itu.

"Jadi, dia siapa ga?" tanya Jena penasaran.

"Saya pembantu disini, Mba," Syahla yang menjawab.

Mungkin merahasiakan pernikahannya itu lebih baik, dari pada pacarnya tahu bahwa kekasihnya sudah menikahinya. Begitulah pemikiran syahla.

Mata gala membulat mendengarnya, pembantu. Ada apa dengan istrinya?

Perasaannya mulai tak nyaman, ia merasa bingung dengan sikap sasa.

"Oh, pembantu. Aku jena, pacarnya gala," ujar Jena melambaikan tangannya untuk mengajak syahla berjabat tangan.

Dan syahla menerima jabatan tangannya sembari tersenyum pahit.

Gala semakin tak paham dengan dua wanita ini, dua-duanya sama-sama berbohong. Yang satu berbohong bukan istrinya, satu lagi mengaku pacarnya. Apa ini yang namanya dunia wanita?

Syahla kembali ke dapur melanjutkan pekerjaan ibu rumah tangganya, meski hatinya kesal tapi ia tahan sekuat tenaga.

"Sadarlah, sa. Ini alasannya suami kamu tak mengajak kamu ketemu keluarganya," ujarnya nya mengeluh.

Sambil berpura-pura mengepel lantai ia melirik pada dua insan tersebut, panas tapi penasaran apa saja yang mereka bincangkan hingga sampai 60 menit berlalu belum beres juga.

"Ya, sudah. Gue pamit, ya," ucap Jena membuat syahla menghembuskan nafas lega.

"Ok," sahut Gala.

Gala mengantarkannya hingga ke ambang pintu setelah ia tutup ia melangkahkan kakinya mendekati syahla.

Gadis ini memang aneh dari awal mengenalnya, ia kesal tapi ia tahan dan ingin mendengarkan penjelasannya jika memang masuk akal.

"Elo kenapa harus berbohong, sih?" tanya Gala sedikit membentak.

Tangan syahla memegang kuat alat kebersihan itu, mendengar nadanya saja ia sudah paham bahwa itu tandanya gala marah dan tak menyukainya.

Ia mulai minder.

"Aku takut ia shok, makanya mengaku babu kamu. Kalo istri nanti ia malah tantrum dan minta putus dari kamu, mungkin lebih baik rahasiakan dulu baru nanti kita bicarakan soal perceraian," tutur Syahla panjang lebar.

Lagi ucapan syahla membuat mata gala melebar.

Perceraian katanya, hati gala rasanya panas mendengar kata yang menyebalkan itu.

"Sasa!" bentak Gala.

1
Rian Moontero
lanjuuutt🤩🤸
vj'z tri
mis komunikasi lah gala sama Sasa 🤭 🤭🤭🤭
Mbak Ima
lanjutanx aq tunggu
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣 malahane pada main petak umpet 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
Jena kauuuuu 😤😤😤😤😤😤😡😡😡😡😡
vj'z tri
itu udah bawaan dari Sono nya mas gala kalau masalah per ileran 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
waduh ketawan ni rahasia gala 🫣🫣🫣🫣🫣
vj'z tri
laluuuu ...bersambung 🤣🤣🤣🤣😅😅😅🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
nyumput di belakang gandi salah tempat sasa 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 hayooo gala ada yang ngambek ,lu sih bukan nya langsung ngenalin ke jena 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
galaaaa nyindir akohhh kamu 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 plus sayur asam 🤤🤤😬
vj'z tri
modus lah Thor biar bisa lama2 liat Sasa 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
gak bisa tipu tipu papi Jen kamu gala ...papi Jen suhu nya 🤣🤣🤣🤣
Anyah aatma
duhhh satset ya bang
Azthar_ noor: gpp nyantei aja... tetap semangat ya
Anyah aatma: aku baru baca yg ini aja. ntar KLO dah selese nyicil baca, pindah ke yg lain😅
total 3 replies
Anyah aatma
dia nggak di saksikan org ngelakuinnya lgsg, udah kek yakin aja laporannya.
Anyah aatma
gue bacanya pke logat. suka bgt sama bahasa Sunda, kan ya?
Azthar_ noor: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/ wellcome sayang. ..🥰
total 1 replies
Anyah aatma
dugaan gue sama kek Sasa. wkwk
Anyah aatma
genderuwo kah? haha
rambut panjang trus laki.
Anyah aatma
Malaikat dong. Bisa2nya Sasa kepikir kesana. wkwk
Anyah aatma
ya Ibunya lah. Anda kan jahat pak.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!