Area ehem ehem! Yang bocil harap Skip!!!
Bagi Candra, sang Casanova, tidak ada perempuan yang bisa dia ajak serius untuk menjalin suatu hubungan setelah merasa hidupnya hancur karena perceraian sang ayah dan ibunya.
Perempuan bagi Candra adalah miniatur, pajangan sekalian mainan yang hanya untuk dinikmati sampai tetes terakhir.
Namun, kehadiran Lila, seorang gadis yang kini menjadi adik tirinya, membuat dia harus memikirkan ulang tentang cinta. Cinta dan benci hadir bersamaan dalam indahnya jalinan kasih terlarang.
Lalu bagaimana jika larangan itu tetap dilanggar dan sudah melampaui batas?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembaiatan Dimulai!
Dan hari itu tiba.
Kalila hari ini datang ke perusahaan raksasa milik papa Mahesa dengan setelan rapi khas orang kantoran. Rambut panjangnya ia kuncir ekor kuda, make up tipis menghiasi wajah cantiknya. Ia turun dari bus yang mengantarnya padahal papa Mahesa sudah menyiapkan supir untuk mengantarnya tapi Kalila menolak dan lebih memilih berdesakan dengan keramaian di dalam bus.
"Waw, perusahannya beneran gede banget!" Tanpa sadar Kalila berdecak kagum saat ia sudah berada di depan perusahaan raksasa yang menjulang tinggi menantang langit itu.
"Kalilaaaaa!" Suara cempreng temannya yang kelewat m0ntok membuat Kalila jadi telonjak dan sedikit berjingkat dari posisinya saat ini.
Ia berlari dengan kesusahan sebab rok dan sepatu pansus yang dikenakannya rada kesempitan untuk ukurannya yang besar. Itu membuatnya segera tersusul oleh keempat temannya yang lain lebih dulu sampai di dekat Kalila. Padahal, menurut Jessy, dia sudah berlari layaknya atlet yang mengerahkan seluruh kemampuan terbaik agar segera sampai di dekat sahabatnya yang nampak cantik sekali hari ini.
"Weeeiiiissssssss, Kalila Jenar Jovanka. Lo cantik banget hari ini sumpah! Lo mirip sekretaris-sekretaris seksi di film biru!" puji salah seorang pemuda tampan bernama Yuda yang juga satu tempat magang bersama Lila dan kelima temannya yang lain. Mereka membenarkan perkataan Yuda barusan.
Yuda juga langsung merangkul Lila, meletakkan lenganya di sepanjang bahu Lila membuat mereka yang lainnya bersiul nakal ke arah mereka. Konon menurut desas desus yang beredar, Yuda memang sudah menyukai Kalila semenjak ia melihat satu nama yang tertera di papan pengumuman ketika penerimaan mahasiswa mahasiswi baru di kampus mereka. Tuh, bayangkan bagaimana pesona seorang Kalila yang bahkan bisa menjerat Yuda yang padahal waktu itu baru melihat namanya saja belum bertemu langsung dengan orangnya.
Dan ketika ia melihat Kalila dengan berbagai atribut ospek pada waktu itu, ia benar-benar jatuh cinta pada Lila. Apalagi saat itu, Kalila dengan gagah berani melawan kakak senior yang seringkali membentaknya hanya karena takut kalah saing. Bertambah cinta Yuda kepada Lila. Setiap ia melihat Kalila, matanya akan berbuah jadi simbol love belum lagi jantungnya yang terasa mau lepas dari serabut-serabutnya, berdetak tak karuan seperti genderang mau perang.
"Tangannya tolong deh!" Kalila melihat Yuda tajam dengan mata terpincing agar lelaki tampan itu segera menurunkan lengannya yang sudah berani menyentuh pundaknya yang konon menurut Kalila masih suci dari sentuhan lelaki manapun.
Karena tak kunjung menurunkan tangannya, dan berlagak seolah tak mendengar perintah dari si empunya pundak, Jessy yang baru tiba di dekat mereka dengan terengah-engah seperti Sweety ketika kekurangan air, segera melepaskan lengan Yuda dari pundak Lila.
"Tos!" Lila menyodorkan telapak tangannya sebagai ungkapan terima kasih karena sudah mendapatkan bantuan dari Jesyy yang sudah menyingkirkan lengan Yuda yang sudah banyak menyentuh perempuan itu dari pundaknya yang masih suci.
"Gak bisa lihat orang lain seneng lo, Ndut!" decak Yuda menatap sebal Jessy yang hanya membalasnya dengan pelototan mata. Sementara empat teman mereka yang lain sudah terkikik geli.
"Udah yuk. Kita mesti cepetan masuk entar hari pertama magang udah dapet teguran, kan gak lucu." Kalila menggandeng Jessy dan mereka akhirnya bersama melangkah menuju ke ruangan HRD yang akan mengarahkan mereka hari ini.
"Gila, ini perusahaan elit banget. Aduh ... cowoknya juga ganteng-ganteng!" Jessy sudah heboh sekali begitu mereka tiba di lantai dua setelah keluar dari lift.
"Ceweknya juga pada seksi!" Yuda dan kedua temannya yang lelaki saling memberi kode dengan melirik beberapa pegawai perempuan berpakaian mini yang menggoda iman juga imun karena saat ini mereka sudah panas dingin.
"Dasar cowok!" Lila mendengus sebal membuat Yuda segera mendekatinya.
"Gue tetap setia sama lo kok, Lila." Yuda memamerkan deretan giginya yang putih bersih. Lila menatapnya sebal, memilih tak memperdulikan makhluk yang suka gombal itu dengan terus berlalu dan masuk ke dalam ruangan HRD yang cukup luas dengan nuansa cream.
"Selamat datang, saya Danu, HRD yang akan membawa kalian berkenalan dengan ruangan -ruangan juga sistem kerja di perusahaan kami. Sebelumnya coba perkenalkan nama kalian satu persatu sekalian alamat rumah, hobby dan usia kalian ya."
Jessy dan Lila saling pandang, untuk apa alamat rumah juga ditanyakan?
"Mohon maaf, Pak Danu, alamat rumah wajib disebutkan?" tanya Jessy yang segera mendapat cubitan gemas secara perlahan di pinggangnya. Ya kali gak perlu ditanyain juga! Kalila menggerutu dalam hati.
"Iya, biar nanti kalau lebaran enak mau anterin parcel!"
Tuh kan, jutek jadi mukanya pak Danu setelah mendapat pertanyaan bloon dari Jessy yang sekarang jadi cengar cengir tidak jelas karena tidak enak sekaligus enak sebab mendengar akan dikirimi parcel lebaran nanti.
Akhirnya untuk mempersingkat waktu, mereka saling memperkenalkan diri dan sepertinya, pak Danu juga tidak tahu bahwa Kalila adalah anak tiri dari pemilik perusahaan raksasa itu. Kalila sendiri meminta kepada papa Mahesa untuk merahasiakannya agar ia bisa diperlakukan sama dengan teman-temannya yang lain dan papa Mahesa yang awalnya tidak setuju akhirnya menyetujui sebab Kalila sangat meminta ia dirahasiakan identitas pribadinya agar tak ada yang merasa tak enak dan mengistimewakan dirinya dibanding teman-temannya yang lain.
Padahal, Lila sama sekali tidak tahu bahwa Candra sudah menyiapkan sederet list rencana untuk mengerjai adik tirinya yang menyebalkan di matanya itu. Pembaiatan itu dimulai dari terbukanya ruangan lalu terdengar suara sepatu pantofel mahal dan suara derap sepatu tinggi. Sang HRD yang tadi sempat jutek kini jadi mengubah ekspresi dengan senyum semanis mungkin walaupun sekarang giginya sedang sakit.
Kalila dan kelima temannya yang lain melihat seorang pria dengan kemeja ketat yang kancing atasnya terbuka beberapa bagian menunjukkan dada bidang sebagian juga perut serupa roti panggang, mohon maaf roti sobek maksudnya, juga rambut gondrong yang diikat rapi, sedang berjalan menuju mereka dan di belakangnya mengekor dengan anggun seorang perempuan super seksi dengan rambut melambai ke sana kemari sampai membuat Jessy dan Kalila bertanya lewat telepati, shampo apa gerangan yang dipakai perempuan itu hingga rambutnya begitu lentur membuat rambut Jessy yang sudah lama tak direbonding jadi insecure.
Sementara ketiga pria di samping mereka sudah tak bisa menahan panas dingin setelah melihat sekretaris pribadi lelaki itu.
"Maaf, para pelajar ini mau dikasih minum apa ya?" tanya seorang office girl kepada pak Danu yang hanya terkikik geli mendengar sebutan mahasiswa menjadi pelajar.
"Kasih mereka larutan penyegar, kayaknya sekarang mereka pada panas dalem, apalagi yang laki-lakinya." Pak Danu berbisik jahil yang segera dikerjakan oleh pekerja itu.
Kini tatapan beralih kepada enam mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menunggu kata-kata terucap dari bibir manis pria gondrong yang adalah atasan semua karyawan di perusahaan raksasa itu. Namun, Kalila sadar bahwa sedari tadi, tatapan lelaki itu sedetik pun tak beralih darinya.
"Kamu!" tunjuknya pada Kalila.
"Saya, Pak."
" Saya gak suka mahasiswi magang yang mengikat rambutnya seperti itu."
Alarm bahaya di kepala Kalila berdering nyaring.
"Harus bagaimana, Pak?"
"Cepol rapi, pakai harnet!"
What???
Kalila menggeram kesal menatap kakak tirinya dari kejauhan, tapi ia tetap menuruti dan terpaksa memesan online harnet rambut di marketplace terdekat. Terkutuklah CandraKumara berikut rambut gondrongnya! Kalila mencak-mencak dalam hati menerima pembaiatan pertamanya hari ini.