NovelToon NovelToon
DUA RATU DI KAKI CEO

DUA RATU DI KAKI CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Engga Jaivan

Mengapa mereka memeluk kakiku? Pertanyaan itu menghantui Arion (25) setiap hari."
​Arion memiliki dua adik tiri yang benar-benar mematikan: Luna (20) dan Kyra (19) yang cantik, imut, dan selalu berhasil mengacaukan pikirannya. Pagi ini, adegan di depan pintu mengonfirmasi ketakutannya: mereka bukan hanya menggemaskan, tapi juga menyimpan rahasia besar. Dari bekas luka samar hingga gelang yang tak pernah dilepas, Arion tahu obsesi kedua adiknya itu bukan hanya sekadar kemanjaan. Ini adalah kisah tentang seorang kakak yang harus memilih antara menjaga jarak demi kewarasannya, atau menyelami rahasia gelap dua bidadari yang mati-matian berusaha menahannya agar tak melangkah keluar dari pintu rumah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Engga Jaivan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XVI: Pengkhianatan Sang Pengawas

Kyra berdiri di ambang pintu, wajahnya yang biasanya bersinar kini diselimuti bayangan. Ia baru saja melihat Arion, Jangkar keamanannya, membuka kotak rahasianya. Ekspresi di wajahnya bukan kemarahan, tetapi kekecewaan yang mematikan—perasaan yang lebih buruk daripada kebencian bagi Arion.

Arion, dengan peti kayu terbuka dan buku harian di tangan, tertangkap basah dalam pengkhianatan intelektual.

"Kau melanggar aturan, Kak Arion," bisik Kyra, suaranya seperti pecahan kaca.

Arion meletakkan buku harian itu dengan perlahan. Ia tidak bisa berbohong. Kyra, si Mata Terbuka, akan tahu.

"Aku melakukan ini untuk melindungi kalian," jawab Arion, nadanya tenang dan logis, mencoba membenarkan tindakannya. "Aku tahu tentang Peta Keterikatan itu, Kyra. Aku tahu kau dan Luna memanipulasi ketergantunganku padaku agar aku tidak pergi. Aku tahu ini adalah strategi pertahanan yang diajarkan Ibu kalian."

Kyra berjalan pelan ke arah Arion, setiap langkahnya terasa seperti pengadilan.

"Itu bukan manipulasi, Kak. Itu adalah kebutuhan," kata Kyra. Ia mencapai meja rias, tangannya menunjuk ke peti kayu yang terbuka, lalu ke buku harian A.K..

"Aku mengawasi. Aku tahu kau pergi menemui pria dari Ikatan Mata itu. Aku membiarkanmu menang, karena itu akan mengikatmu lebih kuat. Aku melihatmu membuat benteng dengan sensor. Itu semua bagus," Kyra melanjutkan, matanya berkaca-kaca.

"Tapi yang kami butuhkan bukan hanya pelindung, Kak. Kami butuh Jangkar yang percaya pada kami. Bukan Jangkar yang berusaha melarikan diri dari kami."

Arion meraih tangan Kyra. "Aku tidak melarikan diri. Aku berusaha mencari tahu cara terbaik untuk menghancurkan mereka. Elara mengatakan Ikatan Mata takut pada cinta terlarang—itulah sebabnya kalian diprogram untuk membuatku jatuh cinta. Aku mencari tahu bagaimana membuat ini lebih meyakinkan, Kyra."

Kyra menarik tangannya, wajahnya menolak pembelaan Arion.

"Kau tidak mencari tahu cara membuatnya meyakinkan, Kak. Kau mencari jalan keluar," desak Kyra, suaranya meninggi. "Kau mencari cara untuk membebaskan dirimu dari peran Jangkar ini, sehingga kau bisa kembali ke kehidupan lamamu, kepada Risa, kepada wanita lain."

"Kyra—"

"Tidak, Kak! Aku membacanya!" Kyra menunjuk buku hariannya sendiri yang kini terbuka di hadapan mereka. "Aku menulis dengan jelas: Aku harus memastikan Luna tidak cemburu pada perhatianku. Kenapa kau pikir aku begitu manja dan perhatian padamu, Kak? Itu untuk mengalihkanmu darinya!"

Air mata mulai mengalir di pipi Kyra. Itu bukan air mata manja, melainkan kepedihan yang sangat nyata.

"Luna tidak bisa mengendalikan emosinya jika dia cemburu. Gelangnya akan lepas. Dan jika itu terjadi, Ikatan Mata akan datang dan mengambilnya! Aku harus mengawasinya, dan aku harus mengawasimu, Kak! Kau adalah risiko terbesar kami!"

Arion menyadari kesalahannya. Ia telah melanggar kepercayaan. Bagi Kyra, kerahasiaan Arion adalah bukti bahwa Arion masih berjuang melawan keterikatan mereka, yang berarti ia bisa meninggalkannya kapan saja.

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari lorong, lebih berat dan lebih cepat dari biasanya.

Luna.

Kyra segera menghapus air matanya, ekspresi di wajahnya kembali tegang dan berbahaya.

"Luna datang. Jangan sampai dia tahu kau melihat ini," bisik Kyra. Ia segera meraih peti kayu itu dan menutupnya. "Jika dia tahu kau mengkhianati kepercayaan ini, gelangnya akan terlepas. Dan kita semua hancur."

Kyra mengambil buku harian A.L. milik Luna. Ia menatap Arion dengan mata memohon terakhir.

"Berjanjilah. Berjanjilah kau akan menghancurkan semua yang kau temukan. Berjanjilah kau akan sepenuhnya menjadi Jangkar kami, tanpa keraguan. Atau aku akan pastikan Ikatan Mata yang mengambil Luna—dan kau tidak akan pernah melihat kami lagi."

Sebelum Arion sempat menjawab, Luna sudah berdiri di ambang pintu kamar Kyra. Luna memandang Arion dan Kyra, melihat wajah Kyra yang baru saja menangis dan melihat peti kayu yang baru saja ditutup.

"Ada apa di sini? Kalian membicarakanku?" tanya Luna, nadanya manis, tetapi matanya memindai ruangan, mencari ketidakberesan.

Kyra maju ke depan, memeluk Luna. "Tidak, Dear. Kami hanya membicarakan rencana hadiah ulang tahunmu. Kak Arion sangat sibuk dengan rencananya untuk kita."

Luna masih tidak sepenuhnya yakin. Ia berjalan ke arah Arion, matanya tertuju pada Arion, bukan pada Kyra.

"Kak Arion," kata Luna, suaranya tenang, penuh kepemilikan yang terancam. "Bisakah kau tunjukkan padaku bahwa kau memilih kami? Sekarang?"

Arion tahu apa yang diminta. Itu adalah penguatan Jangkar darinya.

Arion menatap mata Luna, lalu beralih ke Kyra. Ia mengambil keputusan besar.

"Tentu," jawab Arion, nadanya lembut, penuh kepastian, tetapi hatinya terasa beku.

Ia berjalan ke arah dinding kamar Kyra. Ia mengambil kunci kalung emas yang baru saja ia curi, dan buku harian Elara, serta semua dokumen yang ia temukan. Ia meletakkannya di atas meja.

Kemudian, ia mengambil kunci mobilnya dari saku, meletakkannya di samping dokumen itu.

"Ini semua," Arion berkata, menatap kedua gadis itu. "Ini adalah akhir dari hidupku yang lama. Tidak ada lagi rahasia. Tidak ada lagi mencari tahu. Aku adalah milik kalian. Jangkar ini terkunci."

Arion kemudian mengambil buku harian Elara, dan di depan mata Kyra yang terkejut dan Luna yang terpana, ia merobek buku harian itu menjadi serpihan kecil.

"Aku tidak perlu lagi membaca apa yang harus kulakukan. Aku tahu," kata Arion, menjatuhkan sobekan kertas itu. "Aku adalah Jangkar kalian. Sekarang, dan selamanya."

Luna terisak, air mata kegembiraan mengalir di pipinya. "Kak Arion! Aku mencintaimu!"

Ia berlari memeluk Arion, pelukan yang kini penuh rasa syukur dan kemenangan. Gelang peraknya terlihat bersinar terang—sinyal kepastian emosional yang kuat.

Kyra hanya berdiri di sana, menatap sobekan buku harian itu. Dia tahu Arion telah berkorban. Dia tahu Arion telah memilih mereka.

Tetapi Kyra juga tahu, sobekan buku harian itu tidak menghapus apa yang sudah dilihat Arion. Jangkar mereka kini terkunci di tempatnya, tetapi Jangkar itu kini adalah Jangkar yang sadar, yang menyimpan semua rahasia, kunci, dan trauma mereka di dalam kepalanya yang logis.

Kyra tahu, Arion tidak bisa kembali.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!