Alya terpaksa menggantikan Putri yang menghilang di hari pernikahan nya dengan putra dari konglomerat keluarga besar Danayaksa. Pebisnis yang di segani di dunia bisnis. Pernikahan yang mengantarkan Alya ke dalam Lika - liku kehidupan sebenarnya. Mulai dari kesepakatan untuk bertahan dalam pernikahan mereka, wanita yang ada di masa lalu suami nya, hingga keluarga Devan yang tidak bisa menerima Alya sebagai istri Devan. Mampukah Alya melewatinya? Dengan besarnya rasa cinta dari Devan yang menguatkan Alya untuk bertahan mengarungi semua rintangan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Naomi
*****
" Astaghfirullah, ma. Yang mama hina itu istri Devan, ma. Aku tidak mau jadi anak yang durhaka. Tapi aku juga nggak terima, mama menghina istri aku." Kata Devan kesal.
" Wake up, Devan. Kamu sedang tidak menjalankan peran mu sebagai seorang suami kan? Jangan konyol. Kamu bisa menceraikan nya saat ini dan membuang nya jauh. Dia tidak layak dengan kamu dan tidak layak menjadi bagian dari keluarga Danayaksa. Dia mungkin adalah perempuan murahan yang berlindung menggunakan nama sekretaris untuk menutupi kebusukan nya."
" Aku sayang mama. Aku minta maaf, ma. Aku tidak bisa datang makan malam. Aku sudah punya rencana sendiri dengan Alya. Assalamualaikum..."
Devan langsung mematikan sambungan telpon nya. Dia tidak ingin menjadi anak yang durhaka. Dia sangat menyayangi mama nya dan menghormati nya. Namun dia juga punya tanggung jawab melindungi istri nya.
Senyumannya tiba - tiba terukir indah mengingat obrolan nya di pagi pertama bersama Alya. Jawaban Alya yang terdengar begitu indah sesungguhnya sangat menyejukkan hati Devan.
" Aku akan menjalankan peranku sebagai istri. Sungguh, yang aku lakukan bukan untuk membuat mu terkesan. Ini antara aku dengan Allah saja. Karena menikah adalah ibadah kan?"
Padahal Devan sudah terkesan dengan jawaban wanita itu.
*
*
*
Devan melihat Alya sudah menunggu di depan lobby kantor. Melihat wanita itu yang mondar-mandir sambil melihat ponselnya membuat Devan mengulum senyumnya.
"Hai... udah lama nunggu?" Tanya Devan yang menurunkan kaca mobil.
Alya tersenyum dan langsung membuka pintu mobil.
" Enggak kok mas. Mas jadi repot harus antar jemput aku." Ucap Alya merasa bersalah.
wanita itu memasang seat beltnya.
" Nggak repot kan aku yang ngajak kamu pindah ke Sudirman. Jadi harus tanggung jawab." Ucap Devan.
Mobil Devan melaju membelah jalanan yang masih padat merayap itu. Devan menatap Alya yang lebih banyak diam.
Devan juga sibuk dengan pikiran nya. Bukan nya dia menutup mata tentang dunia sekretaris itu. Dewa, kakak ipar nya itu juga pernah selingkuh dengan sekretaris nya. Beruntung kakak nya, Tania memaafkan nya dan membatalkan gugatan cerai nya.
Dia juga pernah digoda oleh sekretaris papa nya. Papa nya pun bercerita kepada nya, jika sekretaris itu pernah menggodanya di tingkat yang gila. Sehingga sang Papa memutuskan untuk memecat nya. Dan hal itu hanya diketahui oleh Devan dan papa nya.
Bahkan setiap Devan memiliki meeting dengan banyak investor maupun supplier atau clien, apalagi jika meeting nya di luar kota. Beberapa dari mereka menawarkan sekretaris nya untuk menjadi teman tidur nya.
Devan tahu. Sangat tahu bagaimana sisi gelap dunia sekretaris itu.
Namun rasa nya dia menjadi sangat jahat jika dia menuduh Alya perlakuan seperti mereka, padahal dia baru mengenal wanita itu beberapa hari ini. Walau sebagian besar yang Devan temui seperti itu, namun sebagian kecil sisanya belum tentu seperti itu kan? Dan Devan berharap jika Alya termasuk dari sebagian kecil itu.
" Mas mau makan apa untuk makan malam?" Tanya Alya memecah keheningan.
Devan yang memikirkan tentang Alya itu terkesiap.
" Apa saja yang kamu masak. Atau kamu mau makan di luar?" Jawab Devan balik bertanya.
Alya menggeleng.
" Di rumah saja, mas. Nanti jam 09.00 malam aku masih ada meeting online dengan Pak Jaka. Soalnya besok pagi kita akan meeting dengan supplier dari Jepang." Jawab Alya.
Mendengar jawaban Alya, Devan pun mengangguk.
" Perusahaan kamu bergerak di bidang apa memang?" Tanya Devan lagi.
" Kami supplier alat - alat berat. Selain itu sejak 2 tahun terakhir Pak Jaka juga mulai join ke project - project konstruksi. Mengambil bagian dari supplier dalam suatu pembangunan gedung sekaligus sebagai investor." Jawab Alya.
" Oh tidak beda jauh dengan perusahaan ku. Perusahaan tempat ku bekerja juga menghandle banyak project pembangunan." Balas Devan.
" Oh iya? Mungkin kita bisa kerjasama suatu saat nanti."
Alya menatap Devan terkekeh membuat Devan juga tersenyum.
Mengobrol dengan Alya selalu menyenangkan, itu yang Devan rasakan sejauh ini. Wanita itu luas dan nyambung. Atau karena profesi nya yang sebagai sekretaris dan mengharuskan dia mudah berbaur dengan siapa saja? Sehingga itu terbawa menjadi karakter nya?
" Kamu mau masak apa?" Tanya Devan.
Devan mulai menjadi penasaran apa yang akan di masak wanita itu setiap hari nya.
" Steak saja. Mau?"
" Sure. Sounds good."
Mobil Devan memasuki area parkir apartemen. Saat keluar dari mobil, ponsel di saku celana nya bergetar. Devan mengernyit saat mendapati notifikasi dari Naomi . Adik bungsu nya.
" Kenapa Mas?" Tanya Alya saat melihat suaminya terlihat mengernyit.
Devan lalu mengangguk dan mematikan ponsel itu.
" Ada Naomi di lobby. Kita samperin dia dulu ya." Jawab Devan.
" Naomi?" Tanya Alya yang tidak mengenalnya.
Devan pun menggenggam tangan Alya dan mengajak nya menuju lift.
" Adik ku." Jawab Devan singkat.
" Ooo..."
Alya merasa gugup sekarang. Rasanya belum sanggup jika harus bertemu dengan keluarga suami nya itu.
" Mas Devan..." Panggil Naomi ketika Devan dan Alya sudah dekat.
" Naomi, ada apa? Tumben ke apartemen? Bukannya Mama ada acara makan malam?" Tanya Devan memberondong pertanyaan itu.
Naomi hanya terdiam sambil terkekeh.
" Males lah. Aku bilang ada tugas kampus yang baru bisa pulang jam sembilan. Aku numpang di apartemen Mas dulu ya." Jawab Naomi.
" Ya sudah ayo naik." Ucap Devan mengajak Naomi naik.
" Kamu tidak keberatan kan ada adik ku?" Tanya Devan seolah meminta izin kepada Alya.
Alya pun mengangguk dengan cepat.
" Tidak apa - apa, mas." Jawab Alya.
" Naomi memang sering main ke apartemen. Dia sedang kuliah kedokteran, semester 5."
" Hai, mbak Alya. Kamu cantik deh." Sapa Naomi.
Mendengar Naomi menyapa nya, membuat hati Alya rasa nya seperti melepas beban. Naomi seperti nya menerima kehadirannya.
" Hai, Naomi. Kamu jauh lebih cantik." Balas Alya mengulum senyum.
" Aku tidak akan mengganggu kalian kok. Aku memang mau mengerjakan tugas. Jadi mbak Alya santai saja ya." Ucap Naomi seolah merasakan ketegangan Alya.
Devan kembali meraih tangan Alya dan menggenggamnya sepanjang jalan hingga tiba di unit Naomi bersiul melihat itu.
*
*
*
Kini ketiga nya sudah berada di dalam apartemen.
" Kamu wudhu dulu sana. Nanti salat magrib berjamaah. Mbak Alya akan mandi di kamar tamu." Ucap Devan saat membuka pintu apartemen.
Devan menatap Alya dengan tatapan penuh maksud, membuat Alya mengangguk mengerti maksud suaminya itu.
" Kamu wudhu di kamar mandi luar."
" Aku ambil baju dulu di kamar kita, mas." Ucap Alya.
Devan pun mengangguk sambil tersenyum. Wanita itu memang tanggap dan cepat memahami keadaan.
Jika Naomi tahu mereka pisah kamar dan hal itu sampai ke telinga orang tuanya, maka Devan tidak tahu harus melakukan pembelaan seperti apa. Mengingat mereka bahkan masih tidak menerima Alya sebagai bagian dari Danayaksa. Dan keadaan mereka yang pisah ranjang bisa menjadi alat bagi mereka untuk menyerang rumah tangga nya yang seumur jagung.
Naomi mengangguk dan langsung menuju ke toilet di dekat dapur. Sedang Alya langsung masuk ke kamar nya dan menguncinya. Jantung nya berdegup kencang dengan kedatangan Naomi yang tiba - tiba.
***
Dipta memang doyan memaksa Alya ya. Namun itu adalah bagian kecil dari perhatian nya...
belum nemu kemistrinya Thor🙏