NovelToon NovelToon
Cek Khodam Online

Cek Khodam Online

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu
Popularitas:720
Nilai: 5
Nama Author: ef f

gara-gara nonton cek khodam online yang lagi viral membuat Deni tertarik untuk mengikutinya. Ia melakukan segala macam ritual untuk mendapatkan khodam nya. Bukannya berhasil Deni justru diikuti setan berdaster, tapi sayang wujudnya kurang keren

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ef f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Kunti bogel peliharaan Rianto seketika tersenyum menyeringai penuh makna. Ia enggan menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

"Eitts!! Ada syarat nya, pak Boss harus kasih menyan dulu ke saya, baru saya kasih tahu berita nya."

"Kamu berani memeras boss mu hah?" Berang Rianto yang enggan memenuhi permintaan kunti bogel tersebut.

"Kalau nggak mau yasudah, tapi saja jamin, pak Boss bakal menyesal kalau tidak mendengar berita ini."

Ucapan si kunti berhasil membuat Rianto diam tak berkutik. Ia yang merasa penasaran mulai mempertimbangkan permintaan demit peliharaan nya. Apalagi berita yang dia sampaikan selalu terjamin keakuratan nya.

"Nih, Ambil. Tapi awas kalau beritanya nggak penting." Ujar Rianto seraya mengulurkan kemenyan serta beberapa kelopak bunga yang menjadi makanan si Kunti.

"Tadi, sewaktu saya pulang, saya merasakan ada aura jahat di sekitar desa ini."

"Aura jahat apa maksud kamu?" Tanya Rianto sembari mengernyitkan dahi.

"Sekumpulan hantu berwujud anak kecil yang saya rasa memang sengaja di lepas pemilik nya." Terang si Kunti penuh keseriusan.

"Kenapa kamu bisa bilang ada aura jahat? Memang nya apa yang bisa di lakukan setan dalam wujud anak-anak?"

"Ck! Pak Boss sebenarnya udah berapa lama jadi dukun sih? Masa beginian aja nggak ngerti." Setan yang sebenarnya memiliki wajah cukup mengerikan itu menggerutu karena boss nya kurang cepat tanggap.

"Ya kalau aku tahu, aku nggak bakal nanya kamu."

"Saya rasa, lima makhluk itu di kendalikan oleh kekuatan yang lebih besar, kekuatan yang tidak bisa di miliki sembarang setan. Hal itu lah yang membuat saya yakin, jika mereka pasti akan menyakiti warga kapan saja." Sambung si Kunti melanjutkan cerita nya.

Rianto kemudian terdiam sembari berpikir. Isi kepala yang di penuhi oleh cuan itu merasa jika peristiwa yang kemungkinan terjadi akan menjadi ladang bisnis di bidang perdukunan nya.

"Informasi mu lumayan membantu, sepadan dengan menyan yang ku berikan. Sebentar lagi kita bekerja keras siang dan malam untuk membantu warga." Pekik Rianto bersemangat, meskipun nyeri di bagian pinggang masih terasa akibat kiriman teluh yang gagal.

"Pak Boss yakin? Mau membiarkan mereka berkeliaran?" Tanya si kunti meragu.

"Yaiyalah. Kesempatan tidak datang dua kali. Apalagi kredibilitas ku sebagai dukun sempat tercoreng gara-gara ulah anak nya Sulastri." Tukas Rianto dengan tatapan yang di penuhi oleh dendam.

...****************...

"Mass!!"

Sulastri mendadak terbangun di tengah tidur lelap nya akibat mimpi buruk. Kali ini mimpi nya itu berkaitan dengan sang suami yang mengatakan jika dia harus berhati-hati mulai saat ini.

Namun ketika Sulastri hendak kembali bertanya, sang suami sudah melesat pergi tanpa jejak meninggalkan Sulastri yang masih kebingungan.

Entah mengapa setelah di sambangi oleh mimpi itu, perasaan nya mulai di rambati rasa gelisah, mata nya kembali sulit terpejam. Sehingga ia memutuskan untuk melaksanakan sembah sujud agar hati nya lebih tenang.

Ketika tangan Sulastri menengadah memanjatkan doa, tiba-tiba jatuh setetes cairan yang di tengarai adalah darah. Kejanggalan seketika membuat Sulastri mendongakkan kepala, sehingga ia dapat memindai bagian langit-langit rumah yang menampakkan bekas terbakar.

Sontak saja Sulastri terkejut, kondisi itu seakan berhubungan dengan mimpi nya barusan. Apalagi dia tahu, bahwa kondisi semacam itu merupakan bagian perbuatan yang melibatkan hal-hal mistis.

"Apakah ini maksud dari ucapan mu, mas? Ada orang yang sengaja ingin mencelakai aku dan Deni?" Gumam Sulastri lirih.

Keesokan hari nya, Sulastri segera menunjukan kondisi atap rumah itu kepada Deni. Namun lain hal dengan Sulastri, Deni justru menangkap dugaan yang berbeda.

"Wiihh!! Ada meteor jatuh ya, bu?" Tanya Deni dengan polos nya.

"Ibu juga nggak tahu, tiba-tiba udah begitu. Cepet benerin atap nya. Setelah itu antar ibu ke pasar."

Deni mengangguk patuh, ia segera melaksanakan titah ibu nya. Meski sebenarnya ia juga merasa janggal sebab semalam ia tidak mendengar suara dentuman.

Sembari membetulkan atap, Deni merenung. Sesekali ia mengamati kediaman mbok yem yang dapat ia lihat dari ketinggian. Ia terharu saat melihat Ratih sudah kembali berkumpul dengan keluarga nya.

Deni turut merasa senang, tatkala Shinta, Rizal, Risa, dan Sukma nampak begitu riang saat bermain di halaman. Dan Setidak nya, rumah itu tidak dibiarkan kosong setelah pemilik nya berpulang ke pangkuan Tuhan.

"Sudah belum, Den?" Panggil Sulastri dari bawah. Sehingga Deni melanjutkan pekerjaan nya.

"Sebentar lagi bu!"

Lima belas menit kemudian, Roda cipluk kembali merabai jalanan. Sudah lebih dari sepekan ia intens mengantar Sulastri ke pasar, pasca Deni tidak lagi bekerja di tempat Haji Rozikin.

"Kamu yakin nih, nggak bantuin ibu dagang? Jadi petani nggak mudah loh." Sulastri kembali menawarkan sebuah pilihan kepada anak nya.

Bukan nya bermaksud berlebihan, akan tetapi, mimpi dan peristiwa semalam lagi-lagi meningkatkan kekhawatiran.

"Deni belum tertarik, bu. Deni ingin berdiri di kaki Deni sendiri. Lagi pula jadi petani kan bukan pekerjaan yang hina." Jawab Deni dengan keteguhan nya. Sepasang ibu dan anak itu masih asyik mengobrol di sepanjang perjalanan.

"Yasudah, ibu juga nggak akan maksa kamu. Tapi ibu minta mulai hari ini kamu harus lebih ekstra hati-hati."

"Maksud ibu apa nih ngomong begini? Berhati-hati dalam hal apa? Deni nggak ngerti."

“Inti nya hati-hati, ibu selalu berpesan agar kamu selalu mawas diri, Titik." Ujar Sulastri tanpa berterus terang.

Deni hanya mengangguk tanpa bersuara, ia justru merasa jika ada peristiwa yang sengaja di tutup-tutupi. Namun entah mengapa ia enggan terbuka kepada anak nya.

Sesampainya di pasar, Deni kemudian segera bertolak pulang. Namun tanpa sengaja, di tengah jalan ia berpapasan dengan Mira, yang melambaikan tangan kearah nya.

"Mas Deni tunggu!" Panggil gadis itu.

"Ada apa?"

"Kamu mau ke peternakan, ya? Saya minta tolong, dompet saya ketinggalan di gudang." Deni tak menanggapi permintaan Mira, yang secara tidak langsung membuktikan jika hubungan gelap antara Rozikin dan wanita muda itu masih berlanjut sampai saat ini.

"Aku udah nggak kerja disana lagi." Jawab Deni dengan nada datar.

"Hah? Kenapa?"

"Itu bukan urusan mu. Kalau kamu mau ambil, ambil sendiri. Lagian kamu ceroboh sekali. Tau nggak! Gara-gara kancut mu yang ketinggalan di gudang. Dua teman ku jadi kena batu nya!"

Kali ini giliran Mira yang diam tak menyahut, ia tertunduk karena mendengar kalimat sarkas yang di lontarkan Deni Kepada nya.

"Nggak usah masang wajah sedih kaya gitu. Aku masih berbaik hati merahasiakan hubungan kalian berdua. Tapi tolonglah, jangan sampai orang-orang yang nggak tahu apa-apa ikut kena imbasnya."

"Memang, yang bilang begini bukan orang suci. Tapi apa kamu nggak kasihan kalau sampai Tegar dan Dimas di pecat dan kehilangan pekerjaan nya? Lakukanlah apa yang kalian lakukan, tapi jangan libatkan siapapun dalam hubungan kalian, mengerti?" Sambung Deni kembali.

Mira hanya menunduk, ketika Deni memberikan serangkaian nasehat kepada nya, hingga tanpa di duga, Vira yang tengah melintas di jalan yang sama, melihat kedua nya.

"Mas Deni? Mira?"

1
Ikhsan Adriansya
lanjut kk
Ikhsan Adriansya
astoge/Joyful/
Ikhsan Adriansya
bagus
Slemkleseman
semoga menghibur
Slemkleseman: update tiap hari ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!