Angel hidup dengan dendam yang membara. Kakaknya ditemukan tewas mengenaskan, dan semua bukti mengarah pada satu nama
Daren Arsenio, pria berbahaya yang juga merupakan saudara tiri dari Ken, kekasih Angel yang begitu mencintainya.
bagaimana jadinya jika ternyata Pembunuh kakaknya bukan Daren, melainkan Pria yang selama ini diam-diam terobsesi padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SNUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
telepon rumah
Setelah suara ibu tirknya menghilang Krn kecil keluar dari tempat persembunyiannya. Dia menangis terisak, bahu kecilnya bergetar di gudang yang gelap itu.
Sedari tadi Daren terus berteriak memanggil namanya tapi ia tidak mempedulikannya. Sudah satu jam dia menangis disana, hingga tanpa sadar ken kecil tertidur di lantai yang dingin.
FLASHBACK OFF
Angel terdiam mendengar cerita Ken, ia tidak tahu kekasihnya menanggung beban yang amat berat. kehilangan ibu yang di sayang karena ulah ibu tirinya.
Angel mengusap lengan Ken dengan lembut, sedangkan Ken masih menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong.
Sampai saat ini dia belum bisa berbuat apa-apa kepada ibu tirinya itu, ia takut jika sampai tindakan yang dia lakukan menjadi bumerang untuk sang ibu yang entah berada dimana.
bukannya ia tidak berusaha mencari, bahkan setiap waktu dia selalu menugaskan orang suruhannya mencari informasi tentang ibunya dan Renata ibu tiri dia, namun hasilnya tetap nihil. tidak ada benang merah yang dapat dia tarik.
"Ken.. l'm sorry. " Ucap Angel dengan suara yang sedikit parau. ia ikut menangis membayangkan ibu ken yang entah bagaimana kondisinya.
Ken memandang angel lalu mendekapnya dengan erat. air mata ken jatuh tanpa diminta membasahi rambut Angel. Hati angel ikut teriris melihat orang yang ia sayang menangis.
"No.. kamu tidak salah apa-apa Angel. kenapa harus minta maaf. "
Angel imut menangis dalam dekapan Ken, ia terisak pelan. Bagaimana caranya Ken menyembunyikan ini semua dari dia? Bagaimana caranya Ken menghadapi ini semua sendirian? sedangkan setiap hari dia harus selalu berpura-pura tidak tahu dan bertemu mereka dalam jangka waktu yang lama. pasti itu sangat menyebalkan.
"Aku egois Ken. aku hanya mempedulikan rasa sakit ku sendiri, tanpa tahu bahwa kamu juga punya rasa sakit. " Angel merutuki dirinya. selama ini ia selalu sibuk dengan rasa sakitnya sendiri. sibuk dengan dendam yang belum usai pada Darren de Castello. Tanpa bertanya bagaimana kondisi Ken.
"Syut.. kamu tidak salah sayang. Wanita tua itu yang bersalah disini. Maafkan aku yang selama ini menyembunyikan hal ini dari kamu. " Ken mengusap lembut rambut Angel menyalurkan kehangatan di sana.
"Aku janji aku akan membantu kamu mencari tahu dimana ibumu berada. kita akan membalaskan dendam kita pada keluarga yang sama. " Suara angel berubah, nada bicaranya kembali dingin dengan sorot mata yang tajam. di dadanya berkobar api dendam yang sulit dipadamkan.
"Sayang.. jangan bertindak gegabah, kita harus hati-hati. Aku tidak ingin nyawa kamu yang menjadi taruhannya. "
drrttt... drtd... suara handphone ken berbunyi mengalihkan fokus keduanya. ken melihat nama yang tertera
"Renata. ibu tiriku. " ucap Ken pelan. angel mengangguk memberi tanda untuk Ken segera mengangkat teleponnya.
"halo kenn sayang. " suaranya terdengar lembut penuh keibuan. seandainya ia tidak tahu fakta tentang ibu kandungnya sendiri mungkin saat ini dia masih sangat menyayangi wanita ini dan membangga banggakannya di hadapan semua orang.
"halo bu! " wanita itu tersenyum lebar dan berkata dengan nada penuh antusias.
"Ken datanglah ke mansion malam ini. ada hal yang harus di bicarakan. Daren juga akan datang. ibu mohon... "
Ken terdiam menimbang-nimbang . lalu ia menatap angel meminta pendapat.
"datanglah." ucap angel dengan nada pelan setengah berbisik.
"aku akan datang. "
"ajak istrimu juga ya. " saat mendengar kata istri hati angel mencelos . Ia cemburu . ia marah, namun ia tidak bisa bertindak apapun selain menerima.
"oke." dengan segera ken menutup teleponnya dan membawa angel ke dalam pelukannya.
"Sayangg.. are you okey? " tanya ken dengan lembut.
angel menghela napasnya dan berkata dengan lirih.
"memangnya apa yang bisa aku lakukan ken? aku hanya bisa diam saja. dan berharap hatimu masih selalu untukku. "
ken menangkup wajah angel menatap matanya dengan dalam
"Heyy.. hatiku tidak akan pernah berpaling angel. diriku, hatiku selamanya hanya milikmu. percayalah. "
"hmmm" angel hanya menggumam tanpa berkata apapun
"apa lagi yang harus aku lakukan sayang?" angel menggeleng dan memeluk ken lebih erat.
"tidak ada ken. "
*****
Setelah memerintahkan Adrian untuk mencari tahu identitas angel, Daren duduk termenung do kursi kebesarannya. waktu sudahenunjukan pukul 9 malam. Namun tidak ada niatan sama sekali untuk beranjak dari sana dan pulang kerumahnya.
Rumah yang dulunya hangat kini menjadi sepi.
ayah tirinya sibuk di kantor begitu pula dengan sang ibu yang masih selalu bekerja. entah apa yang di cari ibunya sampai harus bekerja sampai larut malam. Ayah nya merupakan orang terpandang dan pembisnis sukses sekarang dirinya pun sudah mampu menghasilkan jutaan dolar dalam sehari.
Daren menghela napas, hembusannya terasa berat sekali. percuma saja pulang ke rumahnya toh tidak ada manusia di sana. Saudara tirinya Kenan Arsenio sudah menikah dan tidak tinggal di rumah yang sama. di tambah hubungan keduanya memburuk sejak bangku Sekolah menengah Atas. entah apa yang menjadi penyebabnya, ia sendiri masih belum menemukan penyebab jelas perubahan saudara tirinya itu.
tahun ini usianya sudah menginjak angka tiga puluh tapi ia tidak tertarik dengan wanita sama sekali. tidak ada hasrat dalam dirinya bahkan ketika wanita itu tanpa busana sekalipun.
Namun, darenn teringat dengan angel, wanita yang mulai besok berstatus sebagai sekertarinya. wanita yang berani dengan terang-terangan menggodanya. Satu-satunya wanita yang berhasil membangkitkan hasratnya.
Telepon berdering membuat Daren berdecak kesal dengan cepat ia mengambil handphone nya melihat siapa yang menelpon malam-malam. Ibu? Daniel mengerutkan keningnya heran. tumben sekali ibunya menelpon. Ada apa?
"Halo Daren. " suara lembut seorang wanita terdengar di sebrang sana.
"ya." jawab Daren dengan datar.
"ckk.. bisakah kamu. bersikap lembut pada ibumu ini! " suara ibunya terdengar kesal
"Ada apa? " tanpa mempedulikan keluhan sang ibu daren kembali berbicara dengan suara datar.
"apa-apaan kamu ini tidak ada sopan santunnya sama sekali. "
"ibuu katakan tujuan mu jangan membahas soal etika di telepon. "
"datanglah malam ini ke mansion. adikmu juga akan pulang. aku tidak menerima penolakan! " titah ibunya dengan tegas. sambungan telepon tertutup membuat daren mendesah .
Ia yakin ada hal penting yang akan dibicarakan disana.