NovelToon NovelToon
Legenda Semesta Xuanlong

Legenda Semesta Xuanlong

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Epik Petualangan / Iblis / Mengubah Takdir
Popularitas:36.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

(MUSIM KE 3 PERJALANAN MENJADI DEWA TERKUAT)

Setelah pengorbanan terakhir Tian Feng untuk menyelamatkan keluarganya dari kehancuran Alam Dewa, Seluruh sekutunya terlempar ke Alam Semesta Xuanlong sebuah dunia asing dengan hukum alam yang lebih kejam dan sistem kekuatan berbasis "Energi Bintang".

Akibat perjalanan lintas dimensi yang paksa, ingatan dan kultivasi mereka tersegel. Mereka jatuh terpisah ke berbagai planet, kembali menjadi manusia fana yang harus berjuang dari nol.

Ye Chen, yang kini menjadi pemuda tanpa ingatan namun memiliki insting pelindung yang kuat, terdampar di Benua Debu Bintang bersama Long Yin. Hanya berbekal pedang berkarat (Pedang Naga Langit) dan sebuah cincin kusam, Ye Chen harus melindungi Long Yin dari sekte-sekte lokal yang menindas, sementara kekuatan naga di dalam diri Long Yin perlahan mulai bangkit kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 20

Aula Misi, Puncak Terluar Sekte Pedang Bintang.

Siang hari di Aula Misi selalu sibuk. Ratusan murid luar berlalu-lalang, menukar poin kontribusi atau mengambil tugas. Di salah satu sudut, beberapa murid sedang berbisik-bisik sambil melihat papan pengumuman misi yang telah diselesaikan.

"Hei, lihat misi Ngarai Angin Hitam itu. Statusnya masih 'Sedang Berjalan'." "Siapa yang ambil? Ye Chen? Ah, si 'Murid Jalur Belakang' itu?" "Sudah dua hari. Dia pasti sudah jadi kotoran serigala. Bahkan murid Tahap 8 pun berpikir dua kali untuk masuk ke sana sendirian."

Di balik loket khusus, Tetua Ma (tetua berwajah tikus yang memberi misi pada Ye Chen) sedang menyesap tehnya dengan santai. Di sampingnya, Liu Mang (yang tangannya masih dibalut) berdiri dengan wajah penuh harap.

"Sudah lewat batas waktu," kekeh Liu Mang. "Dia pasti sudah mati, Tetua. Para pembunuh bayaran itu profesional."

Tetua Ma mengangguk licik. "Sayang sekali. Padahal dia punya potensi... potensi untuk mati muda. Nanti sore, aku akan ubah statusnya menjadi 'Hilang dalam Tugas' dan kita bisa mengusir adiknya dari paviliun itu."

Tiba-tiba, keributan di pintu masuk aula mereda. Suara bising ratusan orang berubah menjadi keheningan yang mencekam, menyebar seperti gelombang air dari pintu depan hingga ke loket belakang.

Tetua Ma mengerutkan kening. "Ada apa? Kenapa diam?"

Ia mendongak. Cangkir teh di tangannya terlepas dan pecah di lantai.

PRANG!

Di pintu masuk, berdiri sesosok pemuda. Jubah murid luarnya robek-robek dan ternoda darah kering yang menghitam. Rambut peraknya acak-acakan. Aura dingin dan amis darah yang pekat menguar darinya, membuat murid-murid di sekitarnya mundur ketakutan seolah melihat hantu.

Ye Chen.

Ia tidak mati. Ia berjalan masuk dengan langkah tegap dan berat.

Setiap langkah kakinya bergema di aula yang sunyi itu. TAP. TAP. TAP.

Liu Mang mundur selangkah, wajahnya pucat pasi. "B-Bagaimana...?"

Ye Chen berjalan lurus ke loket Tetua Ma. Tatapan matanya yang merah delima menembus jiwa si tetua licik itu.

"Aku datang untuk lapor misi," suara Ye Chen serak dan datar.

Tetua Ma menelan ludah, berusaha mengembalikan wibawanya. "Kau... kau masih hidup? Mana buktinya? Jangan bilang kau lari dan bersembunyi di pinggiran hutan!"

Ye Chen merogoh saku jubahnya yang robek.

Ia melempar sebuah bungkusan kain ke atas meja.

Bungkusan itu terbuka. Dua puluh batang Rumput Roh Angin yang masih segar dan memancarkan energi hijau terhampar di sana. Dua kali lipat dari jumlah yang diminta.

"Misi selesai," kata Ye Chen.

Kerumunan murid terkesiap. "Dia berhasil? Ke Ngarai Angin Hitam dan kembali hidup-hidup?"

Tetua Ma menggertakkan gigi. Rencananya gagal. Tapi dia tidak bisa menunjukkannya. "B-Baiklah. Misi selesai. Ini 100 poin kontribusimu..."

Tetua Ma hendak mengambil stempel.

"Tunggu," potong Ye Chen. "Aku punya 'oleh-oleh' lain yang kutemukan di sana."

Ye Chen merogoh saku lainnya.

Kali ini, ia tidak melempar tanaman obat.

Ia melempar Tiga Topeng Hitam yang pecah dan berlumuran darah. Topeng yang dikenakan oleh para pembunuh bayaran yang disewa Wang Teng.

BRAK!

Topeng-topeng itu mendarat di depan wajah Tetua Ma dan Liu Mang.

Mata Liu Mang hampir melompat keluar. Dia mengenali topeng itu. Itu milik tim pembunuh elit yang mereka sewa mahal-mahal!

Ye Chen mencondongkan tubuhnya ke depan, mendekatkan wajahnya ke wajah Tetua Ma. Suaranya berubah menjadi bisikan yang hanya bisa didengar oleh mereka bertiga.

"Sampaikan pada tuanmu," bisik Ye Chen, sudut bibirnya terangkat membentuk senyum iblis. "Anjing-anjingnya terlalu lemah. Kalau dia mau aku mati... suruh dia datang sendiri."

Ye Chen menarik kembali tubuhnya, mengambil lencana identitasnya yang sudah diisi poin, dan berbalik pergi.

"Minggir," katanya pada kerumunan yang menghalangi jalan.

Lautan manusia itu terbelah seketika, memberi jalan bagi sang "Hantu Ngarai Hitam".

Di belakang loket, Tetua Ma gemetar hebat. Tangannya mencengkeram meja untuk menahan diri agar tidak jatuh. Dia menyadari satu hal mengerikan: Bocah ini bukan domba. Dia serigala berbulu domba.

Paviliun Kayu Tua.

Matahari mulai terbenam saat Ye Chen sampai di rumahnya. Aura membunuh yang ia bawa dari Aula Misi perlahan memudar saat ia melihat asap tipis mengepul dari cerobong asap paviliun itu.

Pintu terbuka sebelum ia sempat masuk.

Long Yin berdiri di sana. Dia mengenakan jubah murid wanita yang sedikit kebesaran, wajahnya cemong oleh abu dapur, memegang sendok kayu.

Saat melihat Ye Chen yang berlumuran darah kering dan bajunya robek-robek, sendok itu jatuh dari tangannya.

"Kakak!"

Long Yin berhamburan memeluknya, tidak peduli pada bau amis darah atau kotoran. Gadis itu menangis di dada Ye Chen.

"Kau pulang... Kau benar-benar pulang..." isaknya. "Dua hari ini aku tidak bisa tidur... aku takut..."

Ye Chen merasakan kehangatan yang menjalar di hatinya yang dingin. Rasa lelah, sakit, dan kekejaman dunia luar seolah luntur seketika.

"Aku sudah janji, kan?" Ye Chen membalas pelukan itu, mengelus rambut panjang Long Yin. "Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian."

Mereka masuk ke dalam. Long Yin segera menyiapkan air hangat dan membantu Ye Chen membersihkan luka-lukanya (yang sebenarnya sudah sembuh total berkat umpan balik pedang, hanya menyisakan bekas merah).

Setelah makan malam sederhana, Ye Chen mengeluarkan sesuatu dari Cincin Ruangnya.

"Yin'er, ini untukmu."

Ia meletakkan Inti Bintang Raja Serigala (Mutasi Kelas 2) di meja. Kristal itu bersinar hijau gelap dengan corak merah.

"Energi ini terlalu liar untukku," bohong Ye Chen (sebenarnya dia bisa menyerap apa saja, tapi dia ingin Long Yin kuat). "Tapi elemen angin di dalamnya bisa membantu mempercepat kultivasi elemen Es-mu. Angin dan Es memiliki afinitas."

Long Yin menatap kristal berharga itu. "Tapi ini mahal sekali..."

"Ambillah," Ye Chen menggenggam tangan gadis itu. "Di sekte ini, bakat saja tidak cukup. Kau harus punya kekuatan untuk melindungi dirimu sendiri saat aku tidak ada."

Malam itu, Ye Chen tidak tidur. Ia duduk di atap paviliun, menatap bulan perak.

Di tangannya, ia memegang Peta Kuno yang ia ambil dari mayat murid inti Lin Feng.

"Reruntuhan Bintang Kuno di bawah sekte..." gumam Ye Chen.

Ia melihat ke arah Puncak Utama Sekte Pedang Bintang yang menjulang tinggi menembus awan. Ye Chen bisa merasakan ada sesuatu di bawah sana yang memanggil Cincin Perak di jarinya.

"Mungkin di sana ada jawaban tentang siapa aku sebenarnya."

Ye Chen mengepalkan tinjunya.

"Tapi sebelum itu... aku harus mengurus Wang Teng. Dia tidak akan diam setelah melihat 'pesan'ku hari ini."

Di Puncak Bintang Biru, Wang Teng baru saja menghancurkan seluruh isi kamarnya setelah mendengar laporan Liu Mang.

1
Eka suci
kelompok manusia barbar ini seperti manusia biasa yg tidak bisa kultivasi jadi mengandalkan otot
aleena
ahaa maen petak umpet🤣🤣
Eka suci
kalau dulu ye chen yg selalu nurut sama long yin disini sebaliknya 👍
Eka suci
udah lumpuh aja masih bilang milikku 😏
MyOne
Ⓜ️🤜🏻💥🤛🏻Ⓜ️
MyOne
Ⓜ️😁😁😁Ⓜ️
MyOne
Ⓜ️💥💥💥Ⓜ️
MyOne
Ⓜ️🙄🙄🙄Ⓜ️
Nanik S
Bantai semua untuk pupuk di tanah suku Bar bar
Nanik S
Akhirnya bangun juga Ye Chen
Nanik S
Mengambil jantung kembali
Nanik S
Waktunya makan malam
Nanik S
Akhirnya Wang Teng sang Jenius tenggelam
Nanik S
Kalau sudah melihat harta semua lupa
OldMan
seruuuuu🔥🔥
Bang Udin
lanjut,,,mantabbbb👍👍👍👍
Mohammad Bahrun
lanjut Thor
Tatmani Oniaka
👍
Tatmani Oniaka
👍👍👍
Tatmani Oniaka
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!