Andrea yang sedang berada di luar negeri tiba-tiba dihubungi sang kakak dan keluarganya, meminta ia untuk pulang, tanpa diberitahu alasannya.
Dan gadis itu terkejut luar biasa saat sampai di Indonesia dia harus menikahi kakak iparnya sendiri.
Bagaimana kehidupan Andrea selanjutnya setelah menikah dengan Rasya Hutomo yang merupakan suami kakaknya sendiri? cerita ini banyak mengandung bawang dan cabe jadi siapkan tisu untuk antisipasi.
ikuti terus ceritanya
follow juga IG author @shadirazahran23
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shadirazahran23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sedikit hukuman
Gabriel semakin membeku ketika Andrea mengungkapkan pernikahanya dengan Rasya, ia berusaha mengendalikan dirinya agar terlihat baik-baik saja, padahal saat ini hatinya amatlah marah dan merutuki kebodohannya sendiri.
“Kenapa baru sekarang aku punya keberanian untuk mengungkapkan perasaan ini, dan kenapa aku malah terlambat.Cintaku telah ada pemiliknya.Cintaku tak bisa digapai lagi.’
“Maaf,Gab.Aku tidak bisa menolak pernikahanku dengan Rasya karena ini adalah amanat dari mendiang kakakku dan selain itu dia adalah laki-laki yang kucintai.”Ungkap Andrea agi.
Rasya tersenyum menatap gadis yang sekarang menjadi istrinya itu, betapa beruntung hidupnya karena Andrea adalah perempuan yang sangat setia padanya bahkan saat dirinya berstatus suami dari kakaknya,Andrea tetap tak membuka hati untuk orang lain.
“Maaf mungkin pernikahan kami ini membuatmu tidak nyaman dan terkejut,Tapi yang harus kamu tahu meskipun pernikahan ini mendadak dan seakan terpaksa sesungguhnya kami menerima pernikahan ini dan berjanji menjalaninya sampai maut memisahkan,bukan begitu sayang?” kata Rasya dengan tatapan jatuh pada sang istri yang saat ini ada di sebelahnya.
Andrea tersenyum kemudian mengangguk.
“Benar Mas, aku akan terus mendampingi kamu dan Avin sampai kita tua dan hanya maut yang memisahkan.”
Rasya memeluk erat tubuh wanita yang sangat dicintainya itu kemudian mengecup keningnya.Di depan Gabriel yang hatinya saat ini tengah terluka dan patah hati.
Perlahan pria itu mundur dan pergi meninggalkan kediaman Andrea tanpa berpamitan pada perempuan itu.
*
Malam itu Rasya dan Andrea memutuskan untuk menginap dirumah orang tuanya,Selain karena hari sudah sangat malam, Alvin yang memang tadinya akan di jemput telah tertidur pulas.
“Tidurlah kalian, ini sudah malam, Biarkan Alvin tidur sama Ayah dan Ibu,” sahut Bu Ratih,
“Iya Bu, kalau begitu kami permisi ke kamar dulu ya Bu.” sahut Rasya, kara sesungguhnya ia memang sudah tidak tahan ingin segera mengajak Andrea ke kamar, bukan untuk tindak tindung ya, tapi untuk memberi pelajaran wanita cantik itu karena telah bersikap lemah lembut pada laki-laki lain apalagi sampai pria itu jatuh cinta dan berniat melamarnya.
Wajah Andrea langsung memucat, ia sangat tahu apa yang akan dilakukan suaminya itu, sebab sudah sejak tadi pria itu mengatakan”Tunggu hukuman dariku.”
Didalam kamar,
“Mas Rasya mau apa?” tanya Andrea berdiri kaku,sebab saat ini Rasya tengah menghimpitnya di dinding kamar, jangan lupakamn pria itu yang tak memakai baju dan hanya menyisakan celana saja.
“Mau apa? aku mau menghukummu karena telah lancang mengoda pria lain.” jawab Rasya dengan wajah dinginnya.
“Menggoda? tidak.”
Rasya terkekeh pelan,” Masih mau nyangkal hem? apa yang kamu lakukan selama di singapur dan dengan para pria itu?” tanya Rasya mulai mengintimidasi.
‘Tida Mas, aku gak ngapa-ngapain. Mereka aja yang baperan.Aku gak pernah lo kasih harapan sama teman lawan jenisku.” kata Andrea mencoba membela diri.
“Oh ya tidak memberi harapan tapi laki-laki tadi justru berharap banyak bahkan mau melamar kamu, bagaimana menurutmu nona?”
“Ya… itu bukan salahku,Mas.Salahkan saja mereka yang udah salah paham.Toh aku juga gak terima kan?” ucap Andrea mencoba membela diri.
“Sepertinya jika aku masih jadi kakak iparmu kau akan menerima pria itu?’
Andrea tampak memutar bola matnaya keatas, kemduain kembali berkata.
“Tentu Mas, lagipula masa ia harus jomblo terus,Empat tahun lo ya aku jomblo.” Kata Andrea menunjuk empat jari tangannya di depan wajah Rasya.
“Kamu ya pandai menjawab, Sekarang terima hukuman dariku Nona, karena kau sudah sangat membuat aku kesal dan marah kau tidak akan aku ampuni.”
Rasya langung mengkat tubuh Andrea di atas pundaknya bagai karung beras dan membantingnya di atas kasur,Setelah itu ia melucuti helai demi helai baju yang dipakai gadis itu hingga yang tersisa kain segitiga saja.
‘‘Mas jangan! aku belum selesai lo.” cegah Andrea ketika hampir saja Rasya melucuti satu-satunya kain yang menutupi tubuhnya.
Rasya hanya tersenyum licik,ia tahu saat ini sang istri memang masih halangan tapi hukuman tetaplah harus dilaksanakan jika tidak maka Andrea tidak akan kapok.
Satu jam kemudian,
Tubuh Andrea telah basah oleh keringat, suaranya juga telah serak, karena hukuman yang diberikan oleh Rasya benar-benar membuatnya harus mengeluarkan tenaga dengan berteriak dan juga berguling kekanan dan ke kiri.
“Mas Rasya jahat!!’” kata Andrea sambil menutup tubuhnya dengan selimut tebal.Rasya yang tengah berbaring hanya bisa tertawa melihat sang istri yang sudah sangat kewalahan itu.
“Awas ya sekali lagi tebar pesona sama laki-laki lain, tau sendiri akibatnya.” ancamnya.
Andrea hanya bisa cemberut kemudian mengusap-usap telapak kakinya yang sejak tadi digelitik oleh pria itu, membuat Andrea berteriak-teriak kegelian.Tapi Rasya tak peduli dia terus membuat telapak kaki perempuan itu geli tak berdaya.
Setelah beberapa saat Rasya akhirnya bangun dan menarik tubuh Andrea agar mendekat pada tubuhnya.
“Maafkan Mas,sayang.” ucapnya irih tapi terdengar sangat lembut di telinga Andrea.
“Aku yang minta maaf sama kamu Mas.” balaa Andrea.
“No, kamu gak salah,Mas yang salah karena pernah melepaskan kamu hingga ada celah dan orang lain berniat mengambilmu dari hidup Mas.Maaf bukan bermaksud menyalahkan kakamu, sungguh Mas pun sangat kehilangan Alina saat itu, tapi Mas bersyukur Tuhan memberikanmu jadi milik Mas.”
Andrea menikmati pelukan hangat itu sambil memejamkan mata dan mendengarkan semua yang diucapkan sang suami, dalam hati ia pun merasakan hal yang sama.
‘‘Besok ke makam Ka Alin ya Mas.” kata Andrea akhirnya membuka suara setelah beberapa saat hanya terdiam.
“Boleh besok pagi-pagi kita ke makam dulu sebelum pulang ke rumah kita.”
Andrea mengangguk setuju.
“Sekarang tidurlah sebelum Mas benar-benar memakanmu!” Kata Rasya lagi,
“Mas gak bisa aku kan lagi datang bulan.” tolak Andrea lagi mencoba mengingatkan.
“Iya Mas tahu itu, makanya cepat tidur,Mas juga akan berusaha untuk tidur.
Keesokan harinya.
Pagi-pagi sekali Andrea dan Rasya telah berpamitan pada Ayah dan Ibu untuk berziarah ke makam Alina yang letaknya tak jauh dari komplek kediaman orang tuanya.
Bahkan mereka berangkat dengan jalan kaki.Sepanjang perjalanan pasangn itu banyak bertemu dengan para tetangga komplek,sebagian yang sudah kenal dengan Rasya dan Andrea akan menyapa apalagi yang tahu hubungan keduanya saat ini.Tapi kalau yang belum tahu pasti akan mencibir dan menganga Rasya atau Andrea mengambil kesempatan di atas kematian sang kakak.
“Itu si Andrea kenapa bisa-bisanya nempel kaya perangko sama kakak iparnya sendiri? jangan-jangan mereka ada hubungan?” ucap Bu Ety tetangga beda rt, tapi sangat tahu semua keluarga bu Ratih termasuk utri-putrinya dan menantunya.
“Yang mana sih Bu?” tanya Bu Eha yang sedang memilih sayuran.
“Itu loh yang barusan lewat, laki bini kayanya mau ke makam.”
“Oh yang anaknya Bu Ratih itu ya?” Sahut abang sayur.
“Iya memang siapa lagi yang namanya Andrea kalau bukan anaknya bu Ratih.” ucap Bu Etty agi.
“Eh memang ibu gak tahu ya? kalau Neng Andrea memang sudah dinikahkan dengan kakak iparnya sebelum neng Alina meninggal, atas permintaan kakaknya juga, biar bisa ngurus suami dan anaknya,Gitu.Saksinya pak Rt juga kok.” kata Bu Eha menjelaskan karena kebetulan ia suaminya ikut hadir saat pernikahan itu,menemani pak Rt.
“Oh Turun ranjang ternyata? kok mau ya dia?”tanya Bu Etty lagi dengan sedikit heran.
“Ya mau bagaimana lagi namanya juga permintaan terakhir kakaknya.”
“Ia sih,”
Sementara itu,
Andrea dan Rasya baru saja tiba di makam Alina, sang kakak.Ketika keduanya berjongkok untuk membersihkan makam, Baik Andrea ataupun Rasya merasa aneh sebab makam itu terlihat sangat bersih dan sepertinya ada yang telah habis berkunjung, terbukti dengan satu buket bunga warna merah.
Andrea mengerutkan dahi setahunya ayah dan ibunya belum berkunjung lagi sudah hampir satu minggu.Lalu kini ada yang baru saja datang.
“Siapa yang datang kesini?”
buku Alvin & Adel judulnya apa?
buku Arga judulnya apa?