Bintang Masa Lalu

Saat hari mulai gelap, ...aku duduk di tengah bapak dan ibu ku....suasana begitu hening..ibu hanya terdiam saat aku selesai menceritakan masalah perceraian ku dengan bagas, sementara ayah ku hanya menatap ku.. ada raut kesedihan di mata mereka

"maaf kan kiran ,bapak... ibu.. kiran nggak bisa mempertahankan rumah tangga kiran.. " isak tangis ku memecah keheningan

Ibu menarik tangan ku pelan memeluk ku dengan erat

"ibu yang harus minta maaf nak.. dari dulu kamu adalah anak yang baik.. yang selalu menuruti kata-kata ibu... tanpa ibu tau kamu harus memendam penderitaan selama ini... " kami berpelukan dalam tangis

"jika ini yang terbaik.. ya sudah,.. semuanya sudah terjadi.. bapak tidak akan menyalahkan siapa pun.. mungkin ikatan jodoh kalian harus terputus sampai di sini.. tapi, tetap jaga silaturahmi ya nak... bagaimanapun bagas adalah ayah dari anak mu.. " jelas bapak pilu

"iya Pak.. kiran janji, kiran akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.. kiran tidak akan mengecewakan kalian lagi... "

"kami percaya nak.. kamu tidak pernah mengecewakan kami.. jaga kesehatan mu, jaga anak mu.. itu yang paling penting.. "

Aku mengangguk..

"sudah malam nak, sebaiknya kamu istirahat.. " ujar ibu sambil menghapus air mata ku

"Terima kasih bapak, ibu... Terima kasih karena kalian tidak menyalahkan ku.. "

Ibu kembali memelukku

"hanya kamu yang kami punya nak,.. hidup lah dengan baik... raih kebahagiaan mu, kamu sudah bisa memilih jalan hidupmu sendiri.. " isak nya

Meski pun sakit, kejujuran harus tetap di katakan..

aku beruntung mempunyai orang tua yang pengertian.. meskipun dulu aku terpaksa menikah dengan bagas.. itu murni keputusan ku . sebagai tanda bakti ku pada orang tuaku.. aku ikhlas

...****************...

setelah sarapan aku bersiap untuk kembali ke Jakarta..

"kamu pulang naik apa nak..? " tanya ibu sambil membungkus beberapa camilan

"aku mau pesan grab bu.. " aku langsung membuka handphone ketika notif pesan dari Adrian muncul.

"aku tunggu di depan.. "

"gak usah dri, . aku naik Grab saja.. " balas chat ku

"aku tunggu..!! "

aku menghela napas kesal

"kenapa nak...? " tanya bapak menghampiri ku

"gak pak.. itu teman salah kirim pesan.. "

"o,.. iya.. nak, tadi bapak lihat mobil Adrian di seberang.. apa kalian masih saling menghubungi...? " tanya bapak tiba-tiba

"gak... pak.. udah jarang ketemu juga.. " ucap ku gugup

"Adrian itu kesini mungkin cuma mau lihat rumah nya terawat apa tidak.. kan ayah, ibu nya sudah lama meninggal.. "

Hampir saja gelas yang ku pegang jatuh ke lantai

"maksud ibu..? " tanya ku gelisah

"ibu lupa cerita,.. sekitar 3 tahun yang lalu ayah dan ibu nya kecelakaan...lalu setahun kemudian istri nya yang meninggal karena sakit..."

Tiba-tiba dada ku terasa sakit..

"Adrian.. ternyata penderitaan mu jauh lebih sakit dari pada aku.. " batin ku

"ibu antar ke depan.. ya.. "

"tidak usah bu, mobil nya hampir sampai kok.. "

elak ku sambil meraih camilan dari ibu dan mencium tangan serta pipi nya.. ada pelukan hangat yang tidak ingin aku lepas

"ini sedikit uang jajan untuk maria, kapan-kapan kalau kalian ada waktu,ajak dia ke sini..kami sudah kangen.. " ku peluk bapak ku dengan isak tangis

"Terima kasih pak.. nanti aku pasti bawa aya kesini.. kalian sehat-sehat ya.. " tukas ku sambil mencium tangan beliau.. dan terpaksa menerima amplop kecil untuk maria..

"sampai jumpa ayah, ibu.. " pamit ku sambil berlalu..

Tak lupa ku tutup pintu pagar besi dengan rapat dan bergegas naik mobil Adrian yang sudah menunggu lama

"masih kangen ya.. " ucap Adrian setelah aku duduk di sebelah nya

Aku mengangguk berusaha menahan tangis ku

"kalau mau nangis, nangis aja.. " ujar nya sambil memberikan tisu

"jalan sekarang ya.. ? "

lagi-lagi aku hanya mengangguk

Adrian tersenyum dan mulai melajukan mobil nya..

"kamu udah sarapan? " tanyaku teringat Adrian sudah tidak memiliki siapa pun di rumah nya

"sudah tadi makan roti.. " jawab nya singkat

"mau cari makan dulu gak, sayang kan udah jauh-jauh ke Bandung gak kulineran..? "

Adrian menoleh heran

"memang kamu belum makan? "

"sudah sih..tapi, sedikit.. tinggal makanan penutup nya belum.. " jawabku membuat Adrian tertawa kecil

"memang ya.. dari dulu tuh kamu jago makan, tapi aneh nya body kamu tetap ok.. " tatap Adrian membuat ku canggung

"mata kamu tuh, kondisi kan.. dasar dokter mesum.. " canda ku sambil memukul bahu Adrian yang langsung tertawa..

Diam-diam ku tatap Adrian.." ternyata kamu bukan hanya pintar menyembuhkan luka orang lain.. tapi kamu juga pintar menutupi luka mu sendiri dri.. "bisik ku dalam hati

" kamu gak takut ketemu orang yang mengenali kita di sini? "ledek Adrian setelah kami sampai di warung kaki lima

"aku mau mi kocok.. kamu mau apa? " tanyaku tanpa menghiraukan pertanyaan Adrian tadi

"aku soto aja.. belum makan soal nya.. "

Aku tersenyum, tanpa sadar dia sudah mengungkap kebohongan nya tadi

"mi kocok satu, soto ayam komplit satu pak.. "

pesan ku pada mamang penjual

"kamu tadi bilang apa? " tanya ku Pura-pura tidak mendengar pertanyaan Adrian

"kemarin kamu takut di ghibah in tetangga kalau jalan sama aku, sekarang malah sengaja mau makan bareng sama aku.. kan aneh.. "

"aku udah cape mikirin orang lain, sekarang aku mau melakukan apa yang aku mau.. untuk kebahagiaan aku dan anak ku.. "

"siiiip... itu Kirana yang aku kenal.. semangat kiran.. " ujar Adrian sambil mengepalkan tangan nya

"Btw.. kamu yang bayarin ya.." bisik ku setelah pesanan nya di hidangkan

Adrian menoleh dan tersenyum

"ok.. apa sih yang gak buat kamu.. "

"dasar dokter gombal.. " tukas ku sambil mulai makan mi kocok kesukaan ku

"awas, jangan terlalu pedas.. ingat asam lambung kamu.. " ucap Adrian saat aku mulai menyendok sambal..

"iya.. dokter sedikit aja kok.. "

Aku tersenyum dalam hati, pemandangan Bandung memang beda... karena ada seribu kenangan di sana

...****************...

"sampaiiii.. "ujar Adrian sambil menengok ke arah ku.. yang masih menahan kantuk

"kamu tuh kebiasaan, kalau udah kenyang pasti ngantuk... "

"memang nya kamu gak? "tanyaku masih bersandar di kursi

"mau turun, atau mau ke rumah ku..? "

Aku langsung terkesiap dan reflek bangun

"aku turun.. "ucap ku sambil berusaha membuka pintu. "duh.. kenapa macet sih..? " gumamku karena pintu nya susah di buka..

Adrian tersenyum dan mendekat kan tubuhnya ke arah ku

"mau apa? " tanya ku gugup

"mau buka pintu nya,.. memang nya kamu mau apa..?" bisik nya sambil mendekat kan wajah nya ke arah ku.. sementara tangan nya membuka pintu mobil,.. tapi, Tiba-tiba dia menarik nya kembali

"Adrian ini dekat rumah ku lho,.. jangan macam-macam"

Tanpa aba-aba Adrian langsung mengecup bibir ku pelan, tapi dalam dan hangat.. hingga membuat ku tak berdaya menolak nya

"I love you kiran.. " ucap nya sambil mengakhiri ciuman nya.

aku hanya terdiam dan reflek memberi kecupan singkat sebelum aku bergegas turun dari mobil nya.

"Adrian.. Terima kasih.. "ucapanku dalam hati