NovelToon NovelToon
THE TRILLIONAIRE GUARDIAN

THE TRILLIONAIRE GUARDIAN

Status: tamat
Genre:Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Kaya Raya / Tamat
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sukma Firmansyah

Seorang kakak miskin mendadak jadi sultan dengan satu syarat gila: Dia harus menghamburkan uang untuk memanjakan adik semata wayangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukma Firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26: Jejak Angsa Putih

Esplanade - Theatres on the Bay, Singapore

Bangunan ikonik berbentuk durian raksasa itu dipenuhi oleh talenta-talenta tari terbaik dari seluruh Asia. Hari ini adalah audisi tertutup untuk produksi internasional Swan Lake (Danau Angsa).

Di belakang panggung, suasana terasa tegang. Para penari melakukan pemanasan dengan wajah serius.

Orion berdiri di sudut, meremas ujung tutu (rok balet) putihnya.

"Gugup?" tanya Atlas yang berdiri di sampingnya, memegang botol minum.

"Sedikit," aku Orion. "Mereka semua hebat-hebat, Kak. Ada yang dari Bolshoi Ballet Rusia, ada yang dari Tokyo..."

Atlas berjongkok, menatap mata adiknya. "Mereka punya teknik, Rion. Tapi kamu punya cerita. Menarilah bukan untuk juri, tapi untuk dirimu sendiri yang dulu nggak bisa jalan. Tunjukkan pada mereka betapa mahalnya sebuah kebebasan."

Orion mengangguk mantap. "Oke. Aku siap."

"Peserta Nomor 19: Orion Wijaya," panggil petugas panggung.

Panggung Utama

Ruangan teater itu gelap, hanya diterangi lampu sorot ke tengah panggung. Di kursi penonton, duduk lima orang juri internasional dengan wajah kritis.

Salah satu juri yang duduk di tengah adalah Madame Isabelle, mantan Prima Ballerina legendaris asal Prancis yang kini berusia 60-an. Dia terkenal sangat ketat, dingin, dan jarang tersenyum. Sepanjang pagi ini, dia sudah menolak 18 penari dengan komentar pedas.

Orion masuk ke panggung.

Musik Tchaikovsky mulai mengalun.

Orion mulai bergerak. Berbeda dengan teknik kaku para penari sebelumnya, gerakan Orion mengalir cair. Dia tidak sekadar melompat; dia melayang. Ekspresinya bukan sekadar senyum palsu panggung; tapi pancaran emosi murni—campuran antara kerapuhan dan kekuatan.

Saat Orion melakukan gerakan Adagio, dia menatap ke arah cahaya lampu dengan tatapan penuh kerinduan, seolah angsa yang memohon untuk menjadi manusia.

Di kursi juri, mata Madame Isabelle membelalak. Pena di tangannya terjatuh.

Dia mencondongkan tubuh ke depan, melepas kacamata bacanya. Dia tidak melihat teknik kaki Orion, dia menatap wajah dan jiwa gadis itu.

"Mon Dieu..." (Ya Tuhan...), bisik Isabelle gemetar. "Amara?"

Musik berakhir. Orion melakukan pose terakhir dengan napas terengah namun anggun.

Hening sejenak.

Biasanya, juri akan berbisik-bisik atau langsung menyuruh peserta keluar. Tapi kali ini, Madame Isabelle berdiri.

"Kamu..." suara Isabelle terdengar serak melalui mikrofon, memecah keheningan. "Siapa namamu, Nak?"

Orion berdiri tegak, sedikit kaget. "O-Orion, Madame. Orion Wijaya."

"Wijaya..." Isabelle mengulang nama itu seolah mencicipi rasa pahit. "Siapa nama ibumu?"

Orion bingung. Pertanyaan ini tidak ada dalam teknis audisi. Dia menoleh ke sayap panggung, tempat Atlas berdiri mengawasi.

"Ibuku bernama Amara, Madame," jawab Orion pelan. "Amara Larasati."

Mendengar nama itu, Isabelle terduduk kembali di kursinya seolah lemas. Dia menutup mulutnya dengan tangan, matanya berkaca-kaca.

"Sudah kuduga," gumam Isabelle. Dia menoleh ke juri lain. "Dia lolos. Berikan peran Odette padanya. Aku tidak butuh diskusi."

Juri lain kaget, tapi tidak berani membantah legenda hidup itu.

"Tunggu, Nak," panggil Isabelle saat Orion hendak keluar. "Setelah ini, temui saya di ruangan saya. Ada yang harus kita bicarakan."

Ruang Privat Juri - 1 Jam Kemudian

Atlas menemani Orion masuk ke ruangan itu. Dia waspada. Skill Guardian's Eyes-nya aktif, memindai Isabelle.

[TARGET ANALYSIS]

Niat: Nostalgia, Penyesalan, Kasih Sayang.

Ancaman: Nol.

Atlas menurunkan kewaspadaannya. Wanita tua ini tulus.

"Silakan duduk," Isabelle menuangkan teh dengan tangan yang masih sedikit gemetar. Dia menatap Orion lekat-lekat. "Kau memiliki mata ibumu. Dan... kau menari dengan cara yang sama. Liar, tapi indah."

"Madame kenal Ibu saya?" tanya Orion hati-hati.

"Kenal?" Isabelle tersenyum sedih. "Amara adalah murid terbaikku di Paris, 25 tahun yang lalu. Dia adalah penari paling berbakat yang pernah kutemui. Dia seharusnya menjadi Prima Ballerina dunia. Dia adalah 'Angsa Putih' yang sesungguhnya."

Atlas tertegun. Ibunya? Penari balet internasional?

"Lalu... apa yang terjadi?" tanya Atlas.

Isabelle menghela napas panjang. "Dia jatuh cinta. Pada seorang pria muda dari Indonesia yang sedang kuliah bisnis di sana. Pria itu tampan, tapi bermasalah dengan keluarganya."

"Ayahku, Alexander," potong Atlas.

"Ya. Alexander," Isabelle mengangguk. "Keluarga Alexander (Adiguna) menentang hubungan itu. Mereka menganggap penari hanyalah hiburan murahan, tidak pantas mendampingi pewaris konglomerat."

Isabelle menatap Orion dengan tatapan sendu.

"Amara dihadapkan pada pilihan: Karir atau Cinta. Alexander sudah dibuang keluarganya dan tidak punya apa-apa. Jika Amara tetap bersamanya, dia harus meninggalkan panggung Paris dan hidup susah."

"Dan dia memilih Ayah," simpul Orion pelan.

"Dia memilih cinta," koreksi Isabelle. "Malam sebelum pertunjukan besarnya, dia datang padaku, menangis, dan mengembalikan sepatu tarinya. Dia bilang dia hamil anak pertama." Isabelle menatap Atlas. "Itu kau, Nak."

"Dia menghilang setelah itu. Aku dengar mereka hidup bahagia meski sederhana di Indonesia. Tapi aku tidak menyangka..." Isabelle menahan isak tangis. "...aku tidak menyangka dia pergi secepat itu karena kecelakaan."

Orion menangis dalam diam. Dia tidak pernah tahu ibunya sehebat itu. Ibunya tidak pernah cerita. Ibunya hanya wanita sederhana yang menjahit baju di rumah kontrakan sempit.

Ternyata, ibunya mengorbankan impiannya demi melahirkan dan membesarkan Atlas.

Isabelle bangkit, membuka lemari kaca di ruangannya. Dia mengeluarkan sepasang sepatu balet tua yang sudah usang namun terawat, tersimpan dalam kotak beludru.

"Ini sepatu ibumu yang dia tinggalkan dulu," Isabelle menyerahkannya pada Orion. "Aku menyimpannya selama 25 tahun, berharap suatu hari dia akan kembali mengambilnya. Tapi sepertinya... sepatu ini menunggu putrinya."

Orion memeluk sepatu itu erat-erat, air matanya menetes membasahi satin usang tersebut.

"Pakai ini saat latihan, Nak," kata Isabelle lembut. "Lanjutkan apa yang ibumu tinggalkan. Terbanglah untuknya."

Atlas berdiri diam di sudut ruangan. Tangannya mengepal kuat.

Dia merasa sesak. Orang tuanya—Ayah yang membuang warisan triliunan, dan Ibu yang membuang karir internasional—mereka berdua menderita dan hidup miskin demi Atlas dan Orion.

Rasa hormat dan cinta Atlas pada orang tuanya meluap, bercampur dengan kebencian mendalam pada Keluarga Adiguna.

Keluarga itulah yang menghancurkan mimpi ibunya. Keluarga itulah yang membuat ayahnya hidup dalam kehinaan.

Kalian bukan hanya membuang Ayah, batin Atlas gelap. Kalian memotong sayap Ibuku.

Saat mereka keluar dari gedung opera, Orion terlihat lebih kuat. Dia memegang kotak sepatu itu seperti harta karun.

"Kak," panggil Orion.

"Ya?"

"Aku akan jadi penari hebat. Aku nggak akan sia-siakan pengorbanan Ibu."

Atlas merangkul bahu adiknya. "Pasti. Dan Kakak akan pastikan tidak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa memotong sayapmu. Tidak seperti mereka melakukan pada Ibu."

Di kejauhan, gedung Marina Bay Sands berkilauan. Tapi bagi Atlas, dunia gemerlap ini hanyalah medan perang.

Dan dia baru saja menemukan alasan baru untuk berperang: Membalas dendam atas mimpi Ibunya.

1
mustika saputro
keren banget
Sukma Firmansyah: thanks abangku,jangan lupa baya karya saya yang lain
total 1 replies
Pakde
🙏🙏🙏🙏🙏
Sukma Firmansyah: jangan lupa rating nya pakde, subs juga
kalo ada yang baru biar bisa ketauan
total 1 replies
Pakde
lanjut thor
Sukma Firmansyah: waduh, udah tamat pakde
next novel baru
semoga suka
btw
ada yang kurang kah dari ceritanya
total 1 replies
Sukma Firmansyah
bagus
Sukma Firmansyah
siangan abangku
Pakde
lanjut thor 🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!