Menggapai Cinta " Maaf Istriku Nakal Sekali."

Hari pernikahan tiba.

Jika biasanya dihari pernikahan mempelai pria dan wanita tampil bahagia,namun berbeda dengan Arthur.

Meski sebentar lagi pernikahan nya akan di mulai,dia masih sibuk berkutat dengan kertas-kertas mahal yang bernilai Triliunan.Sementara Kelan,yang selalu ada di sisi nya tampak sibuk.Jika tidak ada yang mengetahui nya,orang lain akan mengira dia lah yang menjadi pengantin pria nya hari ini.

Kelan tampak ragu-ragu dan bimbang untuk memberitahukan kepada Tuan Muda nya jika Mawar,sang pengantin pengganti tidak kunjung datang.

Padahal keluarga besar Wijaya dan Paramitha sudah tiba.Begitu juga dengan para tamu undangan.Kelan sangat takut jika pernikahan ini akan gagal,maka nama besar keluarga Wijaya pasti akan tercoreng.

Bayangkan saja,dua hari sebelum hari H.Si pengantin wanita asli nya kabur,lalu tepat di hari H,si pengantin pengganti nya juga tidak muncul.

Akan seperti apa Keluarga Wijaya di mata orang banyak?

Sepertinya Arthur dapat merasakan kegelisahan Kelan,sehingga dia mendongak dan menatap Kelan dengan intens.

"Ada apa?" tanya nya dengan datar.

"Tuan Muda...," Kelan tampak ragu-ragu.

"Katakan saja."

"Pengantin wanita nya belum datang." cicit nya dengan lemah.

Mata Arthur memicing sejenak.

"Aku juga sudah mencoba menghubungi Tuan Muda Adnan,tetapi tidak ada jawaban nya.Sementara Nyonya Besar Paramitha dan Tuan Baskara sudah hadir disini.Mereka juga tampaknya tidak menyadari jika pengantin wanita belum hadir."

Tak.

Kelan berkeringat dingin ketika melihat pena mahal yang ada di tangan Tuan Mudanya kembali patah menjadi dua.

Cih.

'Dia mengumpat.' pekik Kelan dalam hati.

"Tampaknya Anak liar itu ingin bermain-main dengan ku."

Suara Arthur sangat dingin.

"Perintahkan orang-orang kita agar 'menjemput' nya.Aku tidak peduli bagaimana caranya."

Kata 'menjemput' di ucapkan dengan penuh penekanan oleh Arthur.Dan Kelan paham bahwa tidak peduli bagaimana cara nya,Arthur ingin wanita itu hadir disini dalam waktu yang singkat.

"Baik Tuan Muda."

Kelan segera mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi orang-orang mereka,dan meyampaikan pesanan Tuan Muda nya.

"Sampaikan perkataan ku kepada mereka,Tidak peduli bagaimana caranya,asalkan tidak terluka di tempat yang terlihat, maka semua baik-baik saja."

Kelan merasa kasihan kepada gadis malang itu.Bukan saja status nya yang sebagai anak haram di benci,tetapi dia juga dijadikan alat untuk memperoleh keuntungan untuk keluarga Ayah nya.Belum lagi Tuan Muda nya yang gila ini sangat tidak berperasaan.

'Aku berjanji,ketika kontrak pernikahan ini selesai,aku akan mengangkat nya menjadi Adik angkat ku.Dengan begitu tidak akan ada lagi yang bisa mengusik nya.'

Kelan yang memiliki banyak pemikiran di dalam hatinya,sama sekali tidak menyadari jika kekhawatiran nya sangat percuma.

♧♧♧♧♧♧

Mawar yang saat ini tengah menjadi kekhawatiran Kelan, tampak sedang menikmati teh mahal keluarga Paramitha dengan santai.

Tidak jauh darinya ada Adnan dan Bian yang tengah meringkuk dalam posisi terikat.Bahkan mulut mereka di sumpal dengan kain,oleh Mawar.

Hmmmp

 Hmmmp

Kedua nya melotot ke arah Mawar yang tampak duduk dengan santai di sofa mahal milik keluarga mereka.

Jas mereka telah kusut,begitu juga dengan penampilan mereka yang tampak berantakan.Sementara si pelaku memandang mereka dengan acuh.

"Simpan tenaga kalian untuk pesta nanti."

Perkataan Mawar menyulut emosi mereka yang baru saja surut.Kedua Kakak beradik itu kembali memberontak berharap ikatan yang membelenggu tangan dan kaki mereka dapat terlepas.

"Percuma.Ikatan ku bukan lah hal yang mudah bagi pria manja seperti kalian untuk di lepas."

Kata-kata Mawar semakin memicu amarah kedua nya.Mata mereka meloto kearah Mawar.

"Dasar keras kepala."

Mawar tidak lagi memperhatikan keduanya,dia duduk dengan tenang di sofa untuk menyambut tamu yang akan datang.

Benar saja, tidak sampai lima belas menit kemudian sekelompok pria besar berseragam hitam menerobos masuk kedalam kediaman Paramitha.

Meski keluarga Paramitha juga memiliki sekelompok pengawal yang menjaga mereka,tetapi ketika berhadapan dengan sekelompok orang ini,mereka sama sekali bukan tandingan nya.

"Kami mencari seorang wanita bernama Mawar Paramitha."

Salah seorang pria yang tampak seperti pemimpin dari orang-orang tersebut melangkah maju dan berbicara saat ini.

Mata nya yang memiliki bekas luka yang memanjang,tampak sangat menyeramkan.Apalagi ketika dia menatap ketiga orang yang ada di ruangan itu.

Adnan dan Bian gemetar hebat ketika melihat banyak nya pria berbadan besar yang masuk ke rumah mereka.

"Hanya untuk menjemput seorang wanita,Tuan mu mengutus sepuluh pria bertubuh besar seperti kalian.Wah ! Aku merasa sangat tersanjung."

Mawar berbicara sembari tersenyum kearah mereka semua.Tubuh nya masih berbaring manja di sofa tanpa ada niat untuk bangkit.

Pria yang baru saja berbicara itu diketahui bernama Raka,berusia tiga puluh tahun.Memiliki identitas kusus yaitu seorang tentara bayaran,dan tentu saja nafas tubuh nya di penuhi dengan aura berdarah.

Dan Mawar sangat mengetahui hal itu,sebagai anak yang di sebut 'monster' karna kecerdasan nya,Mawar tentu saja memiliki kepekaan yang tinggi terhadap semua orang di sekeliling nya.

Raka memfokuskan perhatian nya kepada Mawar yang masih dapat bersikap tenang di hadapan nya.

"Anda yang bernama Mawar?"

Tanya nya dengan anda penuh intimidasi.

"Tepat sekali."

Mawar menjawab tanpa rasa takut sedikitpun.

"Silahkan ikut dengan kami sekarang,Tuan Muda sudah menunggu anda."

Dia membuat gerakan mengundang dengan tangan nya,namun Mawar sama sekali tidak menghiraukan nya.

"Nona..,jika anda tidak menurut maka jangan salah kan kami karna tidak berperasaan."

Dengan begitu, Raka membuat gerakan 'maju' kepada teman-teman nya, segera sembilan orang lain nya bergegas menuju Mawar.

Salah seorang yang tampak nya paling muda diantara mereka,mencoba mengulurkan tangan nya kepada Mawar,namun tangan nya dengan sigap di sambut dengan tinju dari Mawar.

Bugh.

Argh

Pria muda itu menutupi hidung nya dengan kedua tangan nya.Darah segar dapat di lihat mengalir dari hidungnya.

Bugh

Bugh

Bugh

Para pria lain nya pun bergegas menuju Mawar dan menerima pukulan yang sama.

Melihat hal itu membuat Raka tampak marah.

"Mari serang bersama, cukup hindari wajah nya saja.Yang lain nya,silahkan."

Kata nya dengan nada berat,lalu mereka bergegas menyerang Mawar secera bersamaan.

Namun mereka akan di buat mengerti jika tidak lah baik memandang remeh terhadap seorang wanita.

Dalam waktu kurang dari sepuluh menit,semua pria berbadan besar itu sudah terlentang tidak berdaya di lantai marmer yang dingin.

Bahkan Raka yang tampak paling kuat diantara mereka, kini hanya mampu meratap dalam tangisnya.

Pria tiga puluh tahun itu berjanji akan menendang pantat Kelan ketika mereka kembali.

Siapa yang menyuruh nya tidak memberi informasi yang jelas tentang wanita di depan mereka.

Mawar tampak tidak peduli dengan berbagai pikiran yang ada di benak Raka. Setelah dia menjatuhkan semua orang, dia kembali duduk dengan nyaman seolah-olah tidak ada yang terjadi.

"Yah , bukannya aku menggunakan terlalu banyak tenaga.Hanya saja kalian terlalu lemah."

Kata Mawar yang membuat harga diri semua pria malang ini tercabik-cabik.

♧♧♧♧♧♧

Semakin Kelan sering melihat waktu, maka semakin panik dia.

Jika sebelumnya dia dapat menahan diri untuk tidak membuat keributan,kali ini dia memang menciptakan keributan.

"Ada apa dengan mu?"

Akhir nya Arthur menghentikan kegiatannya yang tengah asik membaca laporan ditangan nya.

"Tuan ,ini sudah lebih dari setengah jam berlalu.Namun Raka dan orang-orang nya belum juga memberi kabar apapun."

Kelan mengutarakan kegelisahan nya.

Arthur juga melihat kearah jam tangan mahalnya,dan benar saja.

Raka merupakan yang terkuat diantara orang-orang nya,namun sudah setengah jam tetapi mereka tidak memberi kabar apapun.

"Berapa banyak waktu yang tersisa sebelum Pemberkatan di lakukan?"

Tanya Arthur.

"Lima menit lagi."

Jawab Kelan dengan kesal.

Menurut nya Arthur terlalu menyepelekan semua hal,termasuk pernikahan nya sendiri.

Sekarang ketika waktu telah menipis,baru Arthur mengingat jika dia akan menikah.

"Hubungi mereka."

Perintahnya kepada Kelan.

Tangan nya yang berada di sisi tubuh nya telah mengepal dengan erat.

'Awas saja kau' umpat nya didalam hati.

"Hallo ,Tuan Muda."

Raka yang ada di seberang sana tampak kikuk dan malu.

Mereka saat ini tengah melakukan panggilan video.

Kelan sampai ternganga ketika melihat keadaan Raka saat ini.Di saat yang bersamaan dia juga memandang kagum kearah wanita yang tengah duduk dengan tenang di sebelah Raka.

"Tuan Muda." suara wanita itu terdengar lembut namun membawa ketegasan yang luar biasa.

"Memaksa ku untuk menuruti keinginan Anda tanpa mempertimbangkan keinginan ku,bukankah itu adalah perbuatan yang tidak terpuji?. Apalagi Anda mengirim orang-orangan Anda kemari."

Kata 'orang-orangan' membuat Raka dan yang lainnya melotot marah.Namun hanya itu yang dapat mereka lakukan.Siapa suruh wanita itu sangat kuat bagai monster.

Sementara Arthur,yang sejak tadi mendengar suara Mawar ,merasakan kemarahan yang luar biasa di dalam dirinya.

Sejak tiga puluh tahun dia hidup,belum pernah sekalipun dia dipermalukan sedemikian rupa.

Tindakan kurang ajar Mawar hari ini benar-benar melukai egonya seorang King Arthur Wijaya.

"Katakan apa mau mu?"

Suara Arthur sangat dingin dan tidak bersahabat.Kelan yang ada di samping nya diam-diam mengelap keringan dingin yang mengalir di kening nya.

'Tuan Muda marah, Tuan Muda benar-benar marah.'

Pekik nya di dalam hati.

"Tentu saja anda sangat mengetahui apa yang saya ingin kan Tuan Muda.Sepuluh Triliun tidak kurang sepeserpun, Oh ,dan juga biaya perbaikan barang-barang mahal keluarga Paramitha yang di rusak oleh orang-orang mu,setidak nya sepuluh Miliar.Deal ??? Aku akan tiba di tempat mu dan menjadi pengantin mu dalam waktu kurang dari lima menit,bagaimana??"

Kelan menutup mata nya dengan pasrah.

'Sudah berakhir' jerit nya.