NovelToon NovelToon
Menikahi Bos Mantanku

Menikahi Bos Mantanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Me Akikaze

"Apakah kamu sudah menikah?" tanya Wira, teman satu kantor Binar. Seketika pertanyaan itu membuatnya terdiam beberapa saat. Di sana ada suaminya, Tama. Tama hanya terdiam sambil menikmati minumannya.

"Suamiku sudah meninggal," jawab Binar dengan santainya. Seketika Tama menatap lurus ke arah Binar. Tidak menyangka jika wanita itu akan mengatakan hal demikian, tapi tidak ada protes darinya. Dia tetap tenang meskipun dinyatakan meninggal oleh Binar, yang masih berstatus istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Akikaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumit

"Mas, apa aku pakai ini saja ya? lihat deh, gaun ini elegan banget, warnanya juga cantik," Helena menunjuk sebuah gaun yang ada di manekin dengan warna biru laut. Tama mendekat ke arah Helena yang tengah kesengsem dengan gaun tersebut.

"Yakin pakai ini?" Tama menegaskan.

"Kenapa? aku nggak cantik ya pakai ini?" Helena menatap Tama.

"Bukan..maksudku kan acaranya sederhana saja kan, pilih yang lebih simple aja," Tama mengutarakan idenya.

Helena terdiam, perdebatan semalam belum usai. Helena adalah salah satu pengusaha ternama di kota ini, jadi akan terasa aneh jika pernikahannya biasa-biasa saja. Helena ingin mewah biar semua tahu bahwa Tama adalah suaminya. Berbeda dengan Helen, Tama hanya ingin prosesi pernikahannya sederhana. Dia belum siap dengan semuanya.

"Kamu masih kekeh dengan ide kamu itu?" ide yang dimaksud adalah pernikahan sederhana.

"Gini lho sayang...ehm...maksudku kita menikah saja dulu ya secara agama, nanti kalau semua sudah bisa aku handle, kita bisa merayakan," alasan Tama tetap sama seperti kemarin-kemarin.

"Jadi apa yang aku bilang belum kamu lakukan? kapan kamu akan ngomong sama Mama kamu kalau kamu akan menikah?"

Tama menarik tangan Helena dengan lembut, dan mengajaknya duduk dengan tenang.

"Jangan marah-marah, kasihan yang ada di dalam perut," Tama melihat ke area perut Helena, masih rata memang. Helena pun ikut melihat perutnya.

"Aku masih butuh waktu sayang...iya pasti aku bilang ke Mama, tapi nanti ya..biar aku pikirkan cara terbaiknya," Tama menenangkan.

"Tapi aku nggak bisa nunggu lama, perutku akan semakin besar nanti," Helena merajuk.

"Ya...ya..makanya, kita menikah dulu secara agama, nanti kalau sudah beres semua kita rayakan, ya?" Tama kembali berusaha menenangkan Helena. "Pilih baju yang simple dan elegan, yang pasti sangat cocok untuk kamu, nanti kalau untuk perayaan bisa lebih dari itu,"

Helena menghembuskan nafas kasar, dan akhirnya mengangguk. Wanita mandiri itu akhirnya harus menurut.

"Tapi aku nggak mau kalau tiba-tiba kamu ninggalin aku,"

"Kan kamu tahu sendiri aku sayang sama kamu," Tama mengelus rambut indah Helena.

Tama mengecek ponselnya dari tas, karena kesibukannya. Tama sampai tidak tahu jika ada panggilan dari Ratih, Ibunya. Tama mengernyit, tidak biasanya Ratih melakukan panggilan sebanyak ini.

"Hallo Ma.." sapa Tama. Helena tengah duduk tak jauh darinya, sedang bermain dengan ponselnya. Helena melihat ke arah Tama yang nampak sedang berbicara serius, laki-laki itu berdiri dan berjalan menjauhinya. Seolah takut jika apa yang dibicarakan akan terdengar olehnya. Beberapa kali Tama memegang dahinya, seolah sedang menenangkan dirinya. Helena tidak mau ikut campur.

Selang sekitar 15 menit, Tama kembali mendekat dan duduk dekat Helena.

"Ada apa? kok mukanya begitu,?" Helena melihat wajah Tama yang nampak cemas. Tama menggeleng, tidak ingin menceritakan pada Helena. Namun wanita itu nampak ingin tahu. Tidak mau ada salah paham dan terjadi perdebatan.

"Mama,"

"Kenapa? kamu sudah bilang ke Mama kamu kalau kamu akan menikah denganku?" Helena semakin penasaran.

Tama menggeleng. "Mama nanyain Binar,"

Helena terdiam sesaat, lalu menghembuskan nafas kasar. Dia cemburu.

"Aku semakin sensitif dengan kehamilan ini, aku cemburu pada orang yang sekarang bukan apa-apa kamu itu,"

"Maaf,"

"Kenapa? bukankah Mama kamu tidak suka dengan dia?"

"Iya...tapi masalahnya, kemarin Mam melihat Binar sama Pak Aksa,"

"Bagus dong, berarti Mama kamu tahu kalau Binar bukan wanita baik-baik. Sampai kapan kamu akan begini mas? sampai kapan kamu akan menyembunyikan perceraian kamu? sampai kapan kamu akan merahasiakan bahwa kamu akan menikah denganku?" Helena menatap Tama dengan tatapan lelah.

"Iya,"

"Jangan iya-iya saja, kalau kamu memang tidak bisa mengatakannya, aku akan melakukannya. Paham kamu mas?" Helena menggertak, dia sudah hilang kesabaran. Inilah Helena, berbeda dengan Binar yang meskipun cerdas, tapi dia sangat santun dan bahkan cenderung suka mengalah dengannya. Selalu bisa menenangkannya, tapi Helena, keras kepala, tangguh dan mandiri. Apa yang dia inginkan harus tercapai, itulah Helena.

"Aku mencintai kamu sayang, beri aku waktu untuk menyelesaikan semua ini...kamu yang sabar ya?"

"Aku nggak bisa terus begini mas," Helena geram.

***

Terdengar suara pintu diketuk, Ratih membuka pintu perlahan. Nampak seorang wanita dengan tinggi semampai, wanita asing yang baru pertama kali dia jumpai.

"Iya, anda siapa? sedang mencari siapa?" tanya Ratih dengan tatapan heran. Helena melepas kacamatnya dan menatap wanita itu, lalu tersenyum penuh dengan rahasia. Inilah Helena, tidak suka bertele-tele, apa yang dia usahakan harus terealisasi.

"Dengan Ibu Ratih?" tanya Helena dengan sopan. Wajah wanita yang ada di depannya itu tenang, lalu mengangguk.

"Saya sendiri,"

"Senang bertemu dengan anda, Bu," Helena menyalami wanita itu.

Percakapan di antara wanita itu mengalir begitu saja, Helena memperkenalkan diri bahwa dia adalah rekan kerja Tama. Sudah setahun ini bekerja sama dengan Tama.

"Maaf ya nak kalau Tama suka merepotkanmu,"

"Oh tidak sama sekali, Bu. Tama orangnya baik,"

"Ah bisa saja nak...ehm...tapi begitulah Tama, hanya sayangnya nasibnya begini,"

"Kenapa Bu?" Helena mengerutkan dahi, inilah yang dia tunggu. Mendapatkan cerita dari Ratih mengenai kehidupan Tama. Dia tidak pernah mendengar secara langsung Tama menceritakan kehidupan pribadinya.

"Sejak dia menikah dengan seseorang, hidup keluarga kita berantakan. Perusahaan yang dirintis Papanya bangkrut, suami saya meninggal, dan dia harus bekerja di bawah perusahaan lain, istrinya tidak mau bekerja dan hanya bermalas-malasan, dia juga tidak mau punya anak, padahal saya tahu sendiri anak saya ingin punya anak. Dulu dia menantu kesayangan saya, tapi dulu...setelah banyak hal menimpa keluarga saya, saya semakin membencinya, dia membawa sial," kenangnya, matanya berkaca-kaca. Dengan sigap, Helena mengambil tisu dan memberikannya untuk Ratih. "Dan yang lebih parah, saya melihat dia selingkuh dengan seseoarng beberapa hari yang lali, hati mana yang tidak sakit?" Ratih menitikkan air matanya. "Saya sangat marah, kenapa dia menjadi seseorang yang tidak punya harga diri sejak menikah"

"Maaf ya Bu, kedatangan saya kesini malah membuat Ibu sedih," Helena memegang kedua tangan Ratih dan mengusapnya lembut.

"Tidak apa-apa nak, Ibu senang ada yang datang. Apalagi kamu rekan kerja anak saya, pasti kamu baik banget sama dia, Ibu nitip dia ya..."

"Iya, Bu"

"Oh ya nak, berapa lama kamu di kota ini?"

"Ehm...nanti balik Bu, karena saya sudha menyelesaikan pekerjaan saya, kebetulan masih ada waktu sebelum jadwal terbang, dan saya ingat mas Tama pernah cerita kalau mas Tama ada Ibu di sini, jadi saya menyempatkan mampir,"

"Sayang sekali, padahal Ibu rasanya cocok sekali dengan kamu,"

"Ah Ibu bisa saja," Helena merasa senang, setidaknya dia sudah bisa mengambil hati Ratih. Mmebuka jalan untuk pernikahannya.

"Nak, kapan-kapan kalau kesini lagi, mampir ya kesini, Ibu akan siapkan makanan kesukaan Tama, kali aja kamu juga suka,"

"Dengan senang hati Bu" Helena tersenyum penuh kemenangan.

1
Sunaryati
Maka sekali lagi nasehat emak cari kehidupan pribadi Binar, Nak Aksa. Tak sulit bagimu mengetahui riwayat pribadi karyawan kamu. Cintamu tidak salah Binar, telah bebas, dia telah dicerai suaminya. Balaskan sakit hati Binar dengan menghancurkan usaha Helena dan pecat Tama, mantan suaminya, miskinkan keduanya🙏🙏
neur
kereeen
Sunaryati
Selidiki Pak Aksa siapa suami Binar, setelah tahu pecat saja, kan istrinya juga menyarankan untuk keluar dari perusahaan anda
Sunaryati
Kau sekarang karirmu bagus Tama tapi ingat karma
Sunaryati
Tabiatmu buruk suka mengkonsumsi minuman soda dan beralkohol, hatimu busuk begitupun dengan Tama, fix anak yang ditunggu cacat atau keguguran dan rahim diangkat. Sedangkan Binar makin bersinar
Sunaryati
Calon mantan mertuamu nanti akan malu sendiri oiya perusahaan Helena sudah bermasalah kan? Mungkin sebentar lagi kolaps
Sunaryati
Semoga setelah lepas dari Tsma kamu menemukan kebahagiaan kamu, Binar. Dan Tama Tama hidup dalam penyesalan, kemiskinan, dan kehampaan, itu harapan emak Thoor. Pengkhianat jangan dilindungi 💪💪🙏🙏
Sunaryati
Semoga berjalan lancar dan sukses Bos Aksa dengan pendamping sekretaris handal
Sunaryati
Semoga anak Helena cacat karena selalu mengkonsumsi minuman beralkohol
Sunaryati
Semangat semoga kamu semakin sukses dan dikelilingi banyak orang yang menyayangimu, Binar
Sunaryati
Segera layangkan gugatan cerai jika perlu laporkan dengan bukti, tentang perzinahan
Sunaryati
Benar kamu harus cepat- cepat pergi. toh Tama juga berpikiran untuk melepasmu dan Helena menginginkan Tama. Tapi kemungkinan Tama lusa berselingkuh lagi, kamu yang diperjuangkan 5 tahun saja diselingkuhin apalagi Helena hanya sebentar, apalagi jika Helena tak punya kuasa lagi
Sunaryati
Syukurin kamu suami tamak, pokoknya kamu dan Helena harus dapat karma yang pedih. Kamu wanita tersakiti yang tangguh emak suka. Jika dia manusia itu sudah dapat karma emak beri 5 ⭐
Sunaryati
Beri karma pada Helena dan Tama Thoor, buat bangkrut dan Tama dipecat
Sunaryati
Oh kirain lihat Tama dan selingkuhannya, ternyata Bosnya yang mabuk
Sunaryati
Kamu seharusnya instropeksi diri Tama, atau kamu terlanjur nyaman dengan perselingkuhan kamu
Sunaryati
Langsung ketahuan kan Tama, sebentar lagi hancur hidupmu dan tamat karirmu dan selingkuhan kamu seharusnya direkam Binar, jadi jika Tama mengelak ada bukti.
Sunaryati
maksudnya Binar
Sunaryati
Wah Binatang jadi sekretaris Pak Aksa, semoga tempat kerja suaminya dan bisa membongkar perselingkuhan mereka.
Sunaryati
Nah benarkan ada bau perselingkuhan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!