NovelToon NovelToon
Thunder Fist Emperor

Thunder Fist Emperor

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Spiritual / Reinkarnasi / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:942
Nilai: 5
Nama Author: ARDIYANSYAH SALAM

Hanya dengan tinjunya, dia menghancurkan gunung.
Hanya dengan tinjunya, dia membuat lawan gemetar.
Hanya dengan tinjunya, dia menjadi yang terkuat di bawah langit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARDIYANSYAH SALAM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10.

Tiga hari berlalu dengan cepat. Selama waktu itu, Yao Ming tidak membuat gerakan lain. Ia melanjutkan latihannya, mengonsolidasikan kekuatan fisiknya, dan menunggu waktu yang tepat untuk melaksanakan rencana yang ia susun setelah kunjungan Yao Huang.

Pagi itu, Yao Ming memutuskan untuk meninggalkan kediaman kecilnya. Menggunakan sisa-sisa pergerakan yang ia latih, ia berjalan menuju pusat Kota Awan.

Saat ia memasuki area komersial utama, suasana kota terasa berbeda. Energi bergetar di udara; para pedagang sibuk, namun banyak praktisi seni bela diri dari berbagai faksi terlihat lalu lalang.

Yao Ming berjalan perlahan di tengah keramaian. Penampilannya yang kini terlihat sehat, berotot, dan memiliki tatapan mata yang tajam membuat tidak ada lagi yang berani menyebutnya 'sampah keluarga' di depan umum.

Ia akhirnya sampai di alun-alun utama. Matanya menyipit.

Di tengah alun-alun, sebuah panggung besar sedang dibangun dengan kokoh. Balok-balok kayu besar diangkut, dan para pekerja bergerak cepat di bawah pengawasan ketat prajurit Tuan Kota. Panggung itu tinggi dan luas, jelas didesain untuk menampung pertarungan para ahli bela diri.

"Panggung Turnamen Seni Bela Diri Kota Awan," batin Yao Ming.

Dari ketinggian panggung, ia bisa merasakan sedikit tekanan spiritual. Jelas, Tuan Kota Huang Rong tidak hanya membangun panggung biasa, tetapi juga memasukkan formasi pertahanan dan penguatan agar panggung tersebut dapat menahan benturan kekuatan dari para praktisi internal.

Yao Ming mengamati kerumunan. Ada banyak praktisi muda yang bersemangat, menguji kekuatan mereka di kedai-kedai teh dan restoran. Matanya tertuju pada beberapa toko ramuan di sekitar alun-alun.

Ia tahu, toko-toko ini pasti akan dipenuhi oleh para peserta turnamen yang mencari pil atau ramuan penambah energi. Inilah kesempatan terbaik untuk mencari tahu ketersediaan bahan yang ia butuhkan.

Yao Ming tersenyum tipis. Jantungnya berdetak kencang, bukan karena ketakutan, melainkan karena antisipasi.

"Panggung sudah siap. Ini saatnya menjalankan langkah pertama rencanaku," tekadnya. Ia segera berbalik, meninggalkan alun-alun, menuju kediaman utama—tempat Yao Huang berada.

*****

Yao Ming kembali ke wilayah Keluarga Yao dari pusat kota. Ia tidak kembali ke rumah kecilnya, melainkan langsung menuju bagian timur kediaman utama, di mana rumah mewah Yao Huang berdiri—sebuah kompleks bangunan yang jauh lebih besar dan dijaga lebih ketat daripada kediaman Yao Fang.

Yao Ming berjalan dengan langkah yang kini stabil dan penuh energi. Ia mengatur napasnya, menghilangkan sedikit kilatan tajam di matanya, menggantinya dengan ekspresi yang tampak sedikit ragu dan rendah hati, seperti pemuda yang baru saja bangkit dari sakit.

Saat ia mencapai gerbang batu giok ukiran yang menandai batas rumah Yao Huang, dua penjaga berbadan kekar yang mengenakan baju zirah ringan segera menyilangkan tombak mereka, menghalangi jalannya.

"Berhenti!" bentak salah satu penjaga, suaranya dipenuhi otoritas. "Wilayah ini adalah kediaman Tuan Muda Sulung, Yao Huang! Siapa kau dan apa urusanmu?"

Meskipun penjaga itu tidak mengenali wajah Yao Ming yang kini lebih sehat, aura dan pakaian biasa yang dikenakan Yao Ming menunjukkan bahwa ia bukan tamu penting.

Yao Ming sedikit menundukkan kepala, memainkan peran sebagai orang yang inferior.

"Saya... saya Yao Ming, Tuan Muda Ketiga," katanya dengan suara yang dibuat sedikit pelan, seolah ia masih malu dengan reputasinya. "Saya datang untuk bertemu dengan Saudara Sulung saya."

Kedua penjaga itu saling pandang, raut wajah mereka menunjukkan keheranan dan keremehan. Desas-desus tentang si 'sampah' yang bangun memang sudah menyebar, tetapi mereka tidak menyangka ia akan berani melangkah ke wilayah penting klan.

"Tuan Muda Ketiga?" Penjaga itu tertawa pelan. "Tuan Muda Sulung sedang mempersiapkan diri untuk Turnamen Kota. Dia sangat sibuk. Dia tidak punya waktu untuk bertemu siapa pun, apalagi orang sepertimu."

Penjaga yang lain menambahkan dengan nada mencibir, "Kembalilah ke rumah kecilmu. Jangan mengganggu kedamaian di sini."

Yao Ming, di dalam hati, tersenyum dingin. Inilah yang ia harapkan. Penghinaan dan penolakan ini adalah bagian penting dari rencananya.

Ia mengangkat kepalanya sedikit, menampakkan ekspresi wajah yang tampak putus asa dan sedikit memelas—akting sempurna dari seseorang yang telah mencapai batas akhir kesabarannya.

"Tolong, Tuan Penjaga," pinta Yao Ming dengan nada rendah. "Saya tidak akan mengganggu latihannya. Saya hanya ingin menyampaikan sepatah kata, ini sangat mendesak dan penting untuk kelangsungan hidup saya. Saudara Sulung sendiri yang menawarkan bantuan kepada saya beberapa hari yang lalu."

Yao Ming sengaja menekankan kata 'bantuan' dan 'kelangsungan hidup' agar penjaga merasa ia hanya meminta belas kasihan, dan agar pesannya sampai ke telinga Yao Huang.

Penjaga itu masih ragu, tetapi melihat ekspresi putus asa yang meyakinkan itu, ia memutuskan untuk melonggarkan sedikit posisinya.

"Tunggu di sini. Aku akan melaporkannya," kata penjaga itu, sebelum berbalik dan berjalan masuk, masih dengan ekspresi meremehkan di wajahnya.

Yao Ming berdiri di depan gerbang, sabar menunggu, senyum tipis kemenangan sudah tersembunyi di sudut bibirnya.

Umpan telah dilemparkan. Tinggal menunggu apakah sang saudara sulung akan menggigitnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!