Katanya, Arsel pembunuh bayaran. Katanya, Arselyno monster yang tak berperasaan. Katanya, segala hal yang menyangkut Arselyno itu membahayakan.
Seorang Berlysa Kanantasya menjadi penasaran karena terlalu banyak mendengar desas desus mengenai cowok bernama lengkap Arselyno M Arxell. Semua murid sekolah mengatakan bahwa Arsel 'berbahaya', menantang gadis yang bernama Lysa untuk membuktikan sendiri bahwa yang 'katanya' belum tentu benar 'faktanya'.
Penasaran kecil yang berhasil membuat Lysa mengenal Arsel lebih dalam. Penasaran kecil yang sukses menjebaknya semakin menjorok ke dalam jurang penasaran.
Pada akhirnya, Lysa mengerti; ternyata mencintai Arsel, memang seberbahaya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon __bbbunga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab XIV :// Pulang Bersama
"Jadi Papa nggak bisa jemput Lysa, ya?"
Cewek yang memakai tas berwarna marun itu berjalan menuju pagar, beriringan dengan beberapa murid yang lain juga baru keluar dari kelas, sama seperti dirinya.
Bel pulang sekolah sudah lima belas menit yang lalu berbunyi. Aufa sudah pulang duluan karena ibunya meminta cewek itu untuk menemaninya belanja baju. Sementara Farrel ada latihan futsal sepulang sekolah ini. Kalau tidak, kan, Lysa bisa saja menumpang pulang dengan cowok itu
Lysa mendengus pasrah seraya menjatuhkan bahu lemas. "Ya udah, de, Lysa pesen ojol aja"
Panggilan berakhir setelah ia sampai di depan pagar. Lysa yakin Arga pasti udah pulang dengan nenek lampir menyebalkan yang entah bagaimana bisa menjadi pacar cowok itu. Kalau sudah begini, dengan terpaksa ia harus pulang seorang diri saja.
Tangannya sudah bergerak hendak membuka ponsel untuk memesan ojek online terdekat ketika seorang cowok memperhentika. Motornya tepat di samping cewek itu.
Cowok itu mengangkat kaca helm. "Hei, Sa!"
Lysa menoleh dan mendongak kaget. "Eh? Hai... Arsel, mau pulang ya?"
Lysa seketika canggung. Tidak tahu ingin bersikap seperti apa dengan Arsel. Satu sisi ia masih ingat saran Aufa tadi siang. Satu sisi ia tidak ingin orang-orang berfikir kalau ia benar-benar menyukai Arsel.
"Lagi nungguin siapa? Pulang sama siapa?"
Lysa mengerjap. "Eh? Gue?
"Enggak. Kutu di rambut lo, ya kali"
"Eh, gue kutuan? Seriusan? Anjir lah" panik Lysa menggosok-gosok rambutnya takut.
Arsel menatap gemas. "Enggak, lah. Bercanda, anjir. Gitu aja langsung panik"
Lysa terkekeh polos. "Gue pulang sama abang ojol sih"
Cewek itu kembali memikirkan kalimatnya. takutnya Arsel salah maksud dan mengira kalau Lysa pacaran sama abang-abang ojek online. Alhasil ia bersuara lagi, "maksud gue, tadi tuh Bokap rencana mau jemput, tapi tiba-tiba nggak bisa, ada kendala katanya. Ya udah gue di suruh pesan ojol aja, gitu. maunya sih pulang bareng Farrel tapi dia ada jam eskul pulang sekolah. Yah udah gue pesan ojol aja" jelas Lysa kemudian.
Arsel membulatkan mulut mengeluarkan suara 'oh' singkat. "Udah pesan ojol?" tanya cowok itu.
"Belum, sih ini mau pesan"
"Mau bareng?" tanya Arsel dengan antusias.
"Ha?" Lysa yang mendengar itu agak canggung.
Lama-lama Arsel makin gemas dengan cewek di hadapannya ini. Ia lantas tersenyum tipis "Gue antar lo pulang. Lebih aman kalau lo pulang bareng sama gue daripada naik ojol. Lagian, gue juga udah tau rumah lo dekat mana"
Mungkin niat Arsel baik, namun Lysa ragu. Kalimat Aufa tadi siang masih menjadi rayu telinganya. Ia harusnya menjauh dari cowok itu.
Setelah berpikir matang-matang, cewek berkulit putih itu lantas tersenyum sebelum kemudian memutuskan. "Gue naik ojol aja, deh."
...*****...
"Lo nggak masalah bareng gue?" tanya Arsel sambil mengendarai motor.
Pasalnya, Lysa tidak jadi naik ojol karena bari ingat kalau uang jajannya sudah habis. Sebenarnya ia bisa saja membayar setelah sampai di rumah nanti. Namun sayangnya, Diana sedang tidak ada di rumah saat ini. Arga pasti tidak langsung pulang ke rumah, jadi tidak akan ada yang bisa membantunya membayar ojek online nantinya.
"Enggak, lah! Bareng sama lo, kan, nggak bikin gue masuk ke ruang BK"
Arsel tergelak. "Enggak, maksud gue mungkin aja lo merasa nggak nyaman kalau pulang bareng gue. Apalagi tadi anak-anak pada lihatin Lo aneh"
Lysa kembali mengingat ketika orang-orang yang ada di sekitar gerbang terus meliriknya ketika ia dibonceng oleh Arsel. Mungkin bola mata mereka sudah hampir melenceng dari porosnya jika saja Arsel tidak menambah kecepatan untuk segera meninggalkan pekarangan sekolah tadi.
"Mungkin karena mereka terlalu berbuat dengan pesona gue kali. Makanya pada gagal fokus semua," kekeh Lysa di akhir kalimatnya.
Tak ada percakapan lagi kemudian selain deru angin dan bunyi kendaraan di jalan yang agak ramai. Lampu lalu lintas bergantian warna merah, mewajibkan setiap kendaraan untuk berhenti kecuali yang ingin berbelok ke arah kiri.
"Sa," panggil Arsel. Lysa yang terpanggil mendongak dari ponselnya.
"Kita mampir ke toko buku bentar, ya"
Lysa mengangguk. "Oke," sahutnya singkat setelah lampu lalu lintas berganti warna lagi dan mereka lantas beranjak pergi.
...*****...
thor mampir juga dong ke ceritaku..