Mengisahkan persahabatan ketiga nya dikampus dengan pekerjaaan sambilan mereka yang akhirnya mengantarkan mereka pada jodoh masing-masing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Sepulang dari kuliah, mereka segera meluncur ke rumah klien mereka masing-masing. Itu pun dengan Ronald yang mengantarkan mereka satu-satu.
Sambil menunggu ia meny*$ui bayi besar tua nya, Chesty hanya bisa diam sembari ia malah sibuk bermain ponselnya, untuk menunggu kegiatan itu selesai. Chesty berselancar di dunia Maya dan melihat akun sosial miliknya dan temannya.
Hingga suara pintu terbuka, membuat Chesty terkejut, lalu ia menoleh pada asisten rumah tangga yang malah tak terkejut dirinya memberikan asupan gizi pada majikannya.
Chesty sempat kikuk karena kedatangan pembantu Ridwan yang membawa nampan, ternyata wanita itu membawa air putih diteko bening beserta gelasnya.
Memang sebelum Chesty datang ke rumah besar itu dengan ditemani Ronald, Ridwan saat itu baru saja selesai makan siangnya.
Nyatanya dua gentong itu telah pria tua itu habiskan, lalu barulah Chesty ia lepaskan saat Ridwan telah kekenyangan minum as1.
"Saya sudah selesai." Ucap Ridwan.
Chesty melirik pada Ridwan yang sudah duduk ditempatnya lagi, Chesty mengerjapkan matanya sesaat.
"Sudah ya? Baiklah." Jawab Chesty dengan nada pelan.
"Benahi pakaian kamu. Jangan lupa makan yang banyak dan yang bergizi karena saya tidak mau as1 yang kamu berikan itu tidak berkualitas." Tekan Ridwan yang menyuruh Chesty.
"Baik tuan."
"Tuan obatnya jangan lupa diminum dulu." Ucap pelayan Ridwan dan memberikan air putih kepada tuannya beserta obat yang ada dalam botol kaca berwarna coklat itu.
Ridwan pun langsung meminum obatnya dengan air putih untuk menggelontorkan obat itu masuk kedalam tubuhnya.
Tak lama setelahnya pelayan Ridwan keluar dari kamar majikannya, dan Chesty yang telah merapikan pakaian atasnya pun kini beranjak dari tempat duduknya.
"Saya pulang dulu tuan Ridwan, besok saya ke sini lagi." Ucap Chesty bersikap ramah tamah.
"Sebelum pulang kamu makan dulu disini, isi energi kamu."
"Tidak perlu tuan, malah nanti merepotkan." Tolak halus Chesty.
Ridwan pun berjalan pelan dan mengambil sesuatu dari laci nakasnya yang ada di samping ka$ur nya.
"Ya sudah ini buat cari makan yang bergizi." Ridwan pun memberikan uang lembar berwarna merah sebanyak 5 lembar dan diberikan pada Chesty.
Dasar mata duitan, uang yang ada di hadapannya itu langsung saja ia sambar, dan Cesty pun sempat mengipas kipas lembaran itu. Chesty juga menc1um aroma uang yang begitu menyenangkan jiwa shopingnya.
"Terima kasih tuan Ridwan, anda sangat baik sekali." Cicit Chesty dengan tersenyum riang.
Lelaki tua itu hanya bisa mengangguk. "Ya belilah makanan yang bergizi."
"Siap tuan, oiya karena sudah menjelang sore saya pulang dulu." Tukas Chesty.
Dan lagi pria itu kini tak menjawab hanya mengangguk, dan Chesty pun langsung keluar dari tempat panasnya tadi.
"Lumayan buat beli lipen, soalnya dah mau habis." Lirihnya dengan binar kesenangan yang menghiasi wajah nya.
Chesty saat keluar dari kamar sudah ada pelayan yang kemudian mengantar Chesty keluar rumah.
"Terima kasih mbak, oiya tolong dimaklumi dengan tingkah pak Ridwan, dia menjadi orang yang dingin dan acuh semenjak sakit." Ucap pelayan itu yang ditaksir Chesty seusia ibu kandungnya.
"Tidak apa buk, eh bibi....." Kroscek Chesty dengan tersenyum pada pelayan tua itu.
"Panggil bibi saja non."
"Oke, boleh saya bertanya?"
"Tanya saja non."
"Memangnya setiap hari tuan Ridwan tidak di tungguin oleh anak perempuannya? Lalu sebenarnya dia sakit apa sampe harus membutuhkan a51?" Tanya Chesty.
"Beliau sakit kanker paru-paru. Lalu dokter luar negeri menyarankan untuk mencari asi untuk pengobatan alternatif selain diberikan obat. Dan katanya diluar negeri sudah banyak yang berhasil. Sedangkan anak perempuannya sibuk mengurusi perusahaan ayahnya." Jawab pelayan itu lagi yang selama ini ia mengetahui semuanya secara detail.
"Begitu ya, kasihan sekali." Lirih Chesty yang kemudian terlihat cukup prihatin dengan nasib pria tua itu.
Chesty lalu pergi dari mansion besar pria tua itu, ia pun berkunjung sebentar untuk mencari toko kosmetik untuk membeli lipstick yang akan habis 2 Minggu ke depan.
Karena gaji masih lama cairnya, akhirnya Chesty memutuskan membeli 2 lispstick yang cukup bermerk, mumpung diberi tips kliennya.
"Mbak aku mau lipstick yang ini sama ini ya." Tunjuk Chesty pada sample lipstick yang ia taksir.
"Oke mbak, tunggu sebentar ya."
Lalu pegawai itu mencari kode lipen yang diminta Chesty, dan tak lama kemudian SPG kosmetik itu memberikan dua lipstick yang diminta Chesty.
"Ini mbak lipstick nya, bisa dicek dulu."
Chesty pun sempat mengecek sebentar sebelum ia pun membayar tagihan lipstick yang sudah ia pesan.
"Yess akhirnya dapet lisptick model baru." Tawa Chesty senang dan ia langsung pergi dengan taxi online menuju kostnya.