NovelToon NovelToon
PENDEKAR IBLIS

PENDEKAR IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Spiritual / Balas Dendam / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: zhar

"Dendam bukan jalan keluar. Tapi bagiku, itu satu-satunya jalan pulang"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Raka menanggapi hal itu dengan biasa saja. Namun, tiba-tiba ia teringat pada Datuk Pengemis Nyawa yang terkenal gila perempuan sayembara seperti ini pasti tidak akan dilewatkannya.

Ia pun mempercepat makannya. Setelah membayar kepada pemilik kedai, Raka segera bergabung dengan rombongan warga yang berbondong-bondong menuju Bukit Gembala. Sebenarnya, ia bisa saja menggunakan ilmu meringankan tubuh untuk mempercepat perjalanannya, tetapi ia tidak tahu arah menuju Bukit Gembala, sehingga satu-satunya pilihan adalah mengikuti langkah orang-orang.

Bukit Gembala berada di wilayah kekuasaan Racun Barat. Tempat itu sangat asri dan terawat, dengan sebuah danau kecil di tengahnya. Di tengah danau tersebut berdiri sebuah pentas beton itulah arena sayembara.

Di sebelah barat danau terdapat pentas besar, kemungkinan besar tempat duduk tuan rumah. Sementara itu, di sisi utara tampak deretan kursi dan meja yang rapi, lengkap dengan jamuan makanan yang menggugah selera pastilah itu tempat para pendekar peserta sayembara. Terlihat jelas para pendekar dari berbagai aliran sudah duduk di sana semuanya adalah pendekar pilih tanding.

Sisi timur dan selatan danau diperuntukkan bagi para penonton, serta para pedagang yang mencari keuntungan dari helatan akbar yang diadakan oleh Racun Barat ini.

Raka duduk tenang di sebuah bangku, bersama para pendekar lainnya. Seorang pelayan datang menyajikan hidangan dan minuman lezat sebagai bentuk penghormatan bagi para tamu penting tersebut.

Tiba-tiba, keramaian pecah di antara penonton dan para pendekar. Sebuah rombongan besar datang, dikawal oleh pasukan kerajaan. Mereka naik ke atas podium megah di sisi barat. Jelas, itu adalah tuan rumah acara, ditemani oleh pasukan dari pihak menantunya.

Tampak seorang pria bertubuh besar, berpakaian mewah. Tubuhnya gemuk, rambutnya yang memutih disanggul rapi ke atas, dan janggutnya pun telah memutih. Yang paling mencolok adalah jari-jarinya yang menghitam, pertanda penuh racun. Tak diragukan lagi, dia adalah Racun Barat.

Namun yang tak kalah menarik perhatian adalah seorang wanita cantik yang duduk di sampingnya. Ia mengenakan pakaian mewah, anggun dan mencuri pandang siapa pun yang melihat. Tak salah lagi, dia pasti sang Putri hadiah yang akan diperebutkan oleh para pendekar.

Ia tersenyum manis, membangkitkan semangat luar biasa dari para lelaki yang ingin memilikinya. Pandangannya sempat tertuju cukup lama kepada Raka, yang tampak tak peduli dengan hiruk-pikuk di sekelilingnya. Ia tetap santai menikmati makanan di hadapannya.

Tiba-tiba, Racun Barat berdiri. Ia menghentakkan kakinya, tubuhnya melayang ringan di udara dan mendarat mulus di tengah arena. Tepuk tangan meriah pun membahana, mengiringi kekaguman para penonton atas ilmu meringankan tubuh sang tokoh legendaris dunia persilatan itu.

"Terima kasih atas kedatangan seluruh masyarakat yang telah bersedia meramaikan acara ini, sekaligus menjadi saksi bagi siapa yang pantas menjadi menantuku. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada para pendekar hebat, calon-calon menantu saya."

Para pendekar saling membusungkan dada, bahkan ada yang memamerkan sedikit jurus silatnya demi menarik perhatian Racun Barat terutama putrinya, yang justru terus menatap pemuda tampan nan aneh. Ia tampak tak peduli pada keramaian di sekitarnya, bahkan terkesan meremehkan ayahnya sendiri. Namun, melihat ketampanan pemuda itu, muncul harapan besar dalam hati sang gadis bahwa dialah yang kelak akan memenangkan sayembara.

Raka bukannya tak memperhatikan semua yang terjadi, tetapi rasa dongkolnya jauh lebih besar. Sudah datang dari jauh ke Bukit Gembala, namun ia belum juga menemukan sosok yang dicarinya.

“Saudara-saudara pendekar yang saya hormati,” ujar Racun Barat, “alangkah baiknya jika kalian memperkenalkan diri terlebih dahulu. Terus terang, saya sudah lama tak terlibat dalam dunia persilatan, jadi saya banyak tidak mengenal kalian.”

Ia melirik sekilas ke arah Raka, dan dalam hatinya terbersit kekaguman terhadap sikap tenang pemuda itu.

Seorang pemuda tampan dengan kumis tipis dan pedang di tangan melangkah maju sambil memberi hormat.

"Saya Bintang Kusuma, putra Datuk Gema Samudra, mengucapkan salam hormat kepada Racun Barat," ujarnya tegas.

"Oooo... putra Datuk Gema Samudra rupanya. Ayahmu adalah sahabat lamaku. Sampaikan salamku bila kau pulang nanti," sahut Racun Barat dengan ramah.

Tak lama kemudian, seorang pria bertubuh tambun muncul sambil membawa guci arak. Ia mengangkat guci besar itu dan menenggaknya dengan lahap.

"Aku Tuak Seta, memberi salam kepada Racun Barat," katanya lantang.

"O... Tuak Seta! Aku sudah lama mendengar kehebatanmu. Salam darimu kuterima," balas Racun Barat dengan senyum lebar.

Satu per satu pendekar lain pun memperkenalkan diri dengan cara mereka masing-masing. Hingga akhirnya, tibalah giliran Raka. Ia terlihat kebingungan dan harus diingatkan oleh seorang pelayan untuk maju.

"Ah… ya. Nama saya Raka. Maaf, Tuan, saya bukan peserta sayembara. Saya hanya datang untuk menyaksikan keramaian," ujar Raka gugup.

1
Hendra Yana
terimakasih
Hendra Yana
up lagi dong
Hendra Yana
lanjut
Hendra Yana
lanjut up nya
Hendra Yana
lanjut
Hendra Yana
mantap
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
up
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
mantap
Hendra Yana
kaya bkl seru nih
lanjut dong
Hendra Yana
semangat
Das ril
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!