Menikah bukan berarti kehadiran orang ketiga tidak ada. Kisah ini bermula dari bangku kuliah, Sherly mahasiswi kedokteran tingkat akhir jatuh cinta kepada seniornya yang sudah menjalani koas dokter Timo. Sherly tidak mengetahui sahabatnya Leni memiliki perasaan yang sama dengannya. Bagaimana kisah cinta segi tiga ini???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Demi Noah
"Mami, Noah mau ada papi disini?"
"Besok papi akan jemput Noah, dan antar ke sekolah."
"Noah mau bobo sama mami dan papi."
"Noah please, understand mami."
"Nope mami." Noah sudah ke kamarnya, baru perna dia di marahi maminya. Sus Tini yang temani Noah. Sherly memilih di kamarnya. Dia mengirim pesan kepada Timo untuk pagi sekali sebelum Noah bagun, dia sudah ada dirumah.
Pagi - pagi sekali pukul lima lewat tiga puluh menit. Timo sudah datang kerumah. Dia sudah di kamar Noah, setelah tadi diberitahu masalah semalam Noah dengan maminya.
"Selamat pagi Jagoan papi."
"Papi, sudah ada. Kita ke kamar mami yuk."
"Noah cerita dulu sama papi, kenapa semalam berantem sama mami?"
"Maafkan Noah papi, Noah hanya mau papi disini, bobo disini sama kita."
"Sabar ya sayang. Ada urusan orang besar yang harus diselesaikan."
"Noah ngak boleh tahu papi."
"Iya hanya mami dan papi. Tetapi papi minta bantuan Noah untuk berdoa."
Noah sudah rapi, hari ini dia kesekolah di antar oleh papinya, pulang sekolah baru Roy yang menjemput. Noah mengantar sarapan buat maminya.
"Mami, boleh Noah masuk." Noah langsung membuka pintu kamar mamanya, ternyata maminya masih tidur. Noah langsung menaruh sarapan buat maminya di meja kecil sebelah tempat tidur maminya. Dia mendekati maminya dan mencium dengan lembut.
"Maafkan Noah mami. Noah tetap sayang mami. Maafkan jika Noah mau punya keluarga yang lengkap. Maafkan Noah mami, Noah salah."
Noah sudah kelas satu sekolah dasar. Disekolahnya teman - temannya di antar sekolah oleh mami dan papi mereka. Noah mau seperti itu. Apalagi sekarang Noah sudah tahu siapa papinya Noah.
"Senang banget bro?"
"Noah sudah tahu aku papinya."
"Gila kamu, Sherly bisa acak - acak kamu?"
"Bukan aku yang katakan.Tetapi Cey sendiri."
"Tanggapan Noah."
"Dia sudah tahu dari lama?"
"What!!!anak usia lima, enam tahun?"
"Leny yang beritahu kepada dia."
"Noah hebat sih. Sama seperti mami dan omanya. Tidak pendendam."
"Padahal mukanya mirip kamu, yang nyebelin." Timo langsung gerakan mau mukul sahabatnya, namun Jef menghindar. "Terus Reaksi Noah??"
"Menerima dengan sukacita. Hanya maminya?"
"Ya jelaslah, suami plin plan gitu."
"Jeff, Aku salah, dan aku mau berubah."
"Berjuang lebih keras, kunci sudah ada di tanganmu. Noah."
Selesai antar Noah ke sekolah, Timo langsung ke rumah sakit tempat dia bekerja dan juga menjadi dokter residen. Dalam perjalanan dia mencoba memposisikan dirinya sebagai Sherly, dia sadar bahwa dia tidak sesabar istrinya. Timo menyesali dan menyalahkan dirinya.
"Karena besok ada kegiatan disekolah bareng oma dan opa. Saya pikir Noah butuh membangun chemistry dengan mereka. Sebentar biar Noah di rumah sana aja."
"Oke baik. Tetapi apa tidak masalah buat Noah."
"Saya rasa tidak. Noah anaknya hebat dan kuat seperti saya, meskipun mukanya nyebelin karena seperti kamu."
"Nyebelin atau ngangenin?" Sherly langsung meninggalkan Timo. Pelaku hanya tersenyum melihat tingkah istrinya.
Malam ini Noah berada dirumah opa,oma dan papinya. Kejadian yang tidak disangka, pukul sepuluh Noah panas tinggi dan mengigau, memanggil nama maminya. Papi dan omanya sudah memberi tindakan pertama, agar Noah tidak sampai kejang - kejang. Maminya dihubungi kontak handphonenya namun tidak bisa akhirnya pak Eko asisten rumah tangga keluarga Johanes datang menjemput Sherly di rumahnya.
"Bu, ada pek Eko."
"Selamat malam pak Eko, ada apa?"
"Saya jemput neng, karena dihubungi tidak bisa. Den Noah panas tinggi." Tanpa berpikir panjang, tidak ganti baju lagi, Sherly yang hanya menggunakan piyama tidur diatas lutut, langsung ke rumah suaminya. Sampai disana diihat Timo sedang telanjang dada mengendong Noah.
"Gimana mas?"
"Masih tinggi panasnya dek. Kita ke rumah sakit saja ya."
"Mas, aku takut."
Timo memberikan jaket woody panjangnya kepada Sherly, karena baju Sherly sangat seksi. Tanpa sadar sikap posesif Timo muncul ke permukaan. Oma dan opanya juga ikut dengan mobil yang dikendarai pak Eko. Sampai di IGD rumah sakit, semua karyawan rumah sakit tidak mengenal dokter Sherly, namun mereka tahu ini anaknya yang sedang diberi tindakan.
"dokter, Noah harus dirawat."
"Baik. Terima kasih atas bantuan awalnya."
"Mami.... Papi....."
"Noah harus dirawat ya?"
"Iya mami. Papi...?"
"Ada urus ruangan inap Noah, bersama opa dan oma?"
Semua tenaga medis diruang IGD takjub dengan kencantikan direktur rumah sakit. Mereka semua hampir tidak mengenalnya.
"Bu dokter seperti ABG. Cantik dan manis. Kami semua tidak mengenali dokter, sungguh di kira artis."
"Terima kasih."
"Mama, papa pulang ke rumah ya. Istirahat dirumah. Besok baru kesini."
"Iya, mama dan papa pulang ya. Kalian berdua harus istirahat juga."
"Cey, papa dan mama mau juga susah mengurus Noah. Jangan merasa sendiri ya. Papa mohon maaf atas kesalahan papa dan mama."
"Cey sudah lupakan semuanya ma, pa."
"Kita ini keluarga."
"Terima kasih nak."
"Mas, minta tolong papa dan mama mampir kerumah, bilang Roy bawa tas dan handphone."
"Mas punya nomor Roy kamu hubungi aja sekalian. Bilang sus siapkan baju kamu juga, jangan terlalu seksi."
"Kenapa memang kalau seksi?"
"Jangan menyesal kalau Noah punya adek lagi."
"Ade malas, sudah tidak steril." Noah langsung, menarik tangannya, Sherly berada di pangkuan Timo.
"Mas, sudah cek up lengkap. Tidak ada virus atau bakteri."
"Stop bermimpi." Timo langsung mencium Sherly di lehernya dan sedikit meninggalkan jejak cintanya. Mulut Sherly berkata tidak, tetapi tubuhnya mengenal pemiliknya. Timo tersenyum.
"Mesum."
Sherly sudah tidur disebelah Noah. Timo menyelimuti kedua orang yang perna dia sia - siakan. Dicium dengan mesra. Noah dirawat diruangan yang khusus, fasilitas maminya sebagai direktur rumah sakit. Kemudian Timo merapikan baju Noah dan Sherly di lemari. Setelah memperhatikan infusnya Noah. Timo duduk menyelesaikan pekerjaannya sebagai dokter residen, kalau tidak dokter pendampingnya bisa marah.
"Mas,.... Belum tidur?"
"Kenapa bangun dek? Terganggu ya?"
"Mau minum air putih mas." Timo langsung mengambil air putih dan memberikan buat Sherly.
"Terima kasih mas."
"Iya, tidur lagi. Noah gimana?"
"Masih panas dek, masih tiga puluh enam."
"Ganti bajunya dulu mas, basah. Biar adek saja."
"Mas bantu ya?"
Selesai mengurus anak mereka, Sherly kembali diperintahkan tidur oleh Timo. Dan selesai menyelesaikan tugasnya, Timo pun tidur di kusi sofa empuk. Pukul lima pagi, Sherly sudah bangun. Timo mendengar Sherly berdoa. Air matanya jatuh, ternyata didalam doanya namanya juga disebut. Karena sudah setengah enam, Sherly bangun memanasi air, dia mau membuat minum dan sarapan buat Noah dan Timo. Dia menyelimuti Timo, namun dengan sigap Timo memeluk dia.
"Maafkan aku dek, maafkan aku."
"Mas kenapa menangis."
"Hasil pemeriksaan Noah sudah ada dek, pukul lima pagi waktu kamu berdoa, hasil lap keluar Noah sakit."
"Sakit apa mas???"
Timo memperlihatkan hasil pemeriksaan itu. Sherly langsung lemas. Timo langsung memeluk Sherly.
"Maafkan mas dek, maafkan mas."
"Adek ngak mau kehilangan Noah mas."
"Mas juga sayang. Mas ngak mau kehilangan kamu dan Noah. Mas sayang kalian. I love you." Muka Sherly sudah penuh dengan air mata. Dia tidak menyangka Noah akan sakit ini.
Kanker darah putih, atau leukemia, adalah jenis kanker yang menyerang jaringan pembentuk darah dan sumsum tulang yang menyebabkan produksi sel darah putih abnormal secara masif dan tidak terkendali, mengganggu fungsi sel darah normal lainnya seperti sel darah merah dan trombosit, sehingga penderita mudah lelah, infeksi, dan berdarah. Gejalanya bervariasi seperti demam, mudah lelah, sering infeksi, dan sering mirip flu, sehingga perlu pemeriksaan dini dengan pengobatan seperti kemoterapi, radiasi, transplantasi, atau terapi target.
Pagi ini Noah bangun, papinya mengendong dan dibawa ke meja makan.
"Adek sakit apa mami, papi?"
"Adek sakitnya serius. Harus diperiksa sama dokter hebat."
"Noah punya papi dan mami dokter yang hebat."
"Lebih hebat mana mami apa papi?"
"Mamikan dokter pembimbing papi, jadi mami dong."
"Jelas dong. Mami yang lebih hebat dari pada papimu." Sherly menyombongi dirinya didepan Timo suaminya. Timo hanya tersenyum.
"Adek, kita akan dilama disini, karena Noah harus di cek up lengkap. Bisa???"
"Noah berani karena ada mami dan papi disis Noah." Timo langsung mencium Noah. Sherly menyiapkan sarapan buat anaknya. Telur omega yang memang sudah dibawa Roy tadi malam. Semua kebutuhan mereka disiapkan. Ternyata pagi ini, papa dan mama juga membawa belanjaan organik. Mereka belum tahu, Noah cucu mereka sakit apa.
"Selamat pagi semua."
"Opa, oma."
"Ma, pa ayo sarapan bareng."
"Iya mama sengaja bawa dari rumah buat kalian."
"Tadi malam Roy dan sus belanja kebutuhan kami."
"Kalian bertiga pergi kerja, nanti papa yang jaga cucu papa yang ganteng ini. Opa bawa buku cerita dan perlengkapan mengambar."
"Terima kasih opa."
"Papa, jika ada apa - apa dengan Noah langsung telephone kami."
"Siap dokter."
"Noah jangan nakal ya. Sedikit om Roy dan sus Tini datang membantu opa jaga adek." Mami, papi dan omanya mencium dia. Masih panas Noah.
"Noah sakit apa nak?"
"Leukimia mama." Oma Maria langsung lemas. Sherly memeluk mertuanya.
"Oooo Tuhan kenapa harus cucuku yang kecil, aku saja yang tua, aku rela Tuhan."
"Mama, Cey terima kasih disusahnya cey, mama,papa dan mas ada. Terima kasih."