NovelToon NovelToon
Istri Warisan Adik

Istri Warisan Adik

Status: tamat
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Obsesi / Naik ranjang/turun ranjang / Tamat
Popularitas:830.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Noor Hidayati

Seorang kakak yang terpaksa menerima warisan istri dan juga anak yang ada dalam kandungan demi memenuhi permintaan terakhir sang Adik.

Akankah Amar Javin Asadel mampu menjalankan wasiat terakhir sang Adik dengan baik, atau justru Amar akan memperlakukan istri mendiang Adiknya dengan buruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Senyuman Pertama

Amar terus mengikuti Mahira yang tengah memilah memilih berbagai macam buah-buahan segar, turut memegang apapun yang Mahira pegang seperti anak kecil tanpa ikut memasukkan ke kantong plastik yang tengah Mahira pegang.

Mahira yang melihat Amar demikian mencebikkan bibirnya sembari mengangkat kedua bahunya lalu beralih ke aneka macam sayuran.

"Entah apa yang dia pikirkan." gumam Mahira yang kemudian memasukkan selada air dan berbagai macam sayuran lainnya ke troli belanjanya.

"Hagh!" seketika Mahira terkejut ketika tiba-tiba Amar berdiri di belakangnya sambil menunjukkan buah durian tepat didepan wajahnya.

"Kamu tidak membeli ini?" tanya Amar dengan tatapan khasnya. Seolah tak mempedulikan Mahira yang masih berdebar karena kaget.

Belum juga mendapatkan jawaban dari Mahira, Amar melangkah dan berdiri di depan Mahira menunggu Mahira menjawab pertanyaannya sambil menunjuk buah durian yang Ia pegang.

"Aku tidak suka, jika kak Amar suka beli saja."

Tidak menjawab apa yang Mahira katakan, Amar kembali meletakkan buah durian itu ke tempatnya.

Amar melangkah kembali melangkah sambil melihat kesana kemari sampai tak sadar sudah sampai dimana Mahira berdiri hingga menabraknya. Reflek Amar berbalik badan dan mendekap tubuh Mahira yang hampir terjatuh.

"Mahira!"

Tubuh keduanya melengkung kebawah, dimana posisi keduanya saling berhadapan dengan jarak wajah yang begitu dekat.

Karena rasa gugupnya, Mahira yang berpegangan lengan Amar, semakin mencengkram kuat genggamannya hingga membuat Amar tersentak dari tatapan matanya begitu dalam. Amar menarik tubuh Mahira hingga posisi keduanya kembali berdiri dengan benar.

"Maaf," ucap Amar sambil mengelus-elus lengannya yang terasa perih.

"Aku juga minta maaf, Apa lengan mu perih?" tanya Mahira yang langsung menarik tangan Amar untuk melihat apa yang sudah ia lakukan, tapi Amar menolak dengan membalikkan badan, menyembunyikan rasa sakitnya.

Tidak mau kalah dengan Amar, Mahira juga memaksa untuk melihatnya sehingga tarik ulur pun terjadi.

"Biar aku lihat..."

"Tidak perlu."

"Aku cuma ingin lihat, jika memang terluka kita sekalian beli obat."

"Aku bilang tidak perlu Mahira."

Tidak mau mendengar apa yang Amar katakan, Mahira seperti anak kecil melompat-lompat untuk menggapai tangan Amar yang diangkat keatas.

Melihat sisi lain Mahira yang bersikap kekanak-kanakan, tanpa disadari Amar tersenyum menikmati pemandangan itu. Amar terus menatap wajah Mahira yang terus berusaha meraih tangannya. Hingga pada akhirnya Mahira berhasil meraih tangan Amar yang turut membiarkan Mahira melakukan apa yang dia inginkan.

Amar terus menatap Mahira yang langsung menggulung lengannya ke atas sambil melirik kepadanya dan mengatakan sesuatu yang entah tak dapat Amar denger karena terlalu fokus menatap wajahnya.

"Cantik." kata itu terucap dari hatinya seakan baru menyadari kecantikan yang Mahira miliki.

"Hagh! Kak Amar..."

Akhirnya Amar mendengar apa yang Mahira katakan ketika melihat ekspresi wajah Mahira yang terkejut melihat lengannya.

Amar mengalihkan pandangannya ke arah lengannya dimana terdapat beberapa goresan kuku akibat cengkraman tangan Mahira.

"Kak Amaaar... aku benar-benar minta maaf,"

"Ah sial, kenapa dia terlihat begitu imut saat merengek seperti itu." umpat Amar dalam hatinya.

"Kak Amar kenapa diam saja, katakan sesuatu."

"E-tidak tidak papa, ini hanya luka kecil." saut Amar yang kembali membenarkan lengan kemejanya.

"Beneran kak Amar gak papa, nanti kalau rabies gimana?"

Mendengar apa yang Mahira katakan Amar tak dapat menahan tawanya. Dengan menundukkan kepalanya Amar tertawa lepas untuk pertama kalinya. Hal itu membuat Mahira melongo mengingat Amar yang selalu bersikap dingin bagaikan puncak Dieng, kini tertawa lepas dihadapannya.

Bersambung...

1
yuning
akhirnya dilanjut
yuning: ceritanya dan ceritanya tentunya 😁
Itsmenoor (Author Gragas): dilanjut apanya nih? 😁
total 2 replies
Sutarwi Ah
smg witing tresno jalaran soko kulino. tumbuhnya cinta karna biasa.
Sutarwi Ah
dari zaman baholak lambe turah pasti tukang nyinyir.
Sutarwi Ah
yg namanya wasiat wajib hukumnya tuk dilaksanakan.
TS
ini Amarnya yg bodoh ap gimana ya
Airin Mukherjee
sabar ya amar tahan dulu sampe mules🤣🤣🤣
Fera Damayanti
Luar biasa
Sutarwi Ah
baru 1episod kok banyak banget bawang merahnya.
Heryta Herman
waaahh...klo melihat kondisi tuan Rustam..yg kurang sehat....dpt di pastikan si nyonya Rustam rupanya jadi tante girang...Rian jadi piaraan nyonya Rustam nih...
Rian diam diam menghanyutkan...istri orang mau di embat juga...
yg jadi musuhndlm selimut di rmh Amar,mungkin baby sitter Lia..
Heryta Herman
baca parti ni di siang hari yg panas...eeehhh semakin panasa sekujur tubuh ku thor..
harreeeuudaang.../Facepalm/
Itsmenoor (Author Gragas): hahaha... coba dini hari bacanya 😆
total 1 replies
Heryta Herman
hahaha...Amar amar...akhirnya merasakan surga dunia,sdh di rasa sekali mau lagi dan lagi...bikin nagih yaaa...
Airin Mukherjee: amar malah ketagihan 🤣🤣
total 1 replies
Heryta Herman
akhirnya...apa yg harus teradi sejak lama,terlaksana...aaaa...ikutan panas dingin bacanya thor../Chuckle/
Airin Mukherjee: akhirnya amar unboxing juga🤣🤣🤣😝
total 1 replies
Heryta Herman
hihihi...bener thor..malu" tapi mau.. ga cinta tapi nyosor terooos...
Airin Mukherjee: alaahhhh mar mar bilang aja mau
total 1 replies
Heryta Herman
harus ada kejadian yg tdk menyenangkan sprti ini, barulah kamu menyadari betapa berharganya istrimu,Amar...
Heryta Herman
sungguh miris nasibmu Mahira..rmh yg harusnya tmpt ternyaman untuk tinggal malah menimbulkan trauma...
Heryta Herman
beri pelajaran pada Amar..abaikan keberadaan nya di sekitarmu..egois banget jadi laki"...
klo sllu bertengkar hanya krna mslh yg sengaja di caei" sama Amar..untuk apa menikah?mau di bawa sampai kemana peenikahan ga sehat itu yg akhirnya hanya menyakiti kalian berdua...
Airin Mukherjee: enaknya tinggalin aja dulu si amar biar mampus to kesepian baru nyaho
total 1 replies
Heryta Herman
Kau sendiri yg mengajak istrimu ke pesta,kau sendiri yg cari masalah,sdhnya kau salahkan istrimu krna trauma mu...maumu apa Amar..klo tdk bisa menjalani pernikahan itu krna trauma mu,jngn paksakan dirimu...bebaskan Mahira..biarkan dia bahagia dgn caranya...
Airin Mukherjee: makanya amar punya istri itu di perhatiin bukan di cuekin
total 1 replies
Heryta Herman
karena trauma masa lalu??klo begitu...jngn ksh harapan yg tak pasti pada Mahira.. lepaskan mahira...biar mahira bahagia bersama emir si buah hati...
Heryta Herman
Mahira cuma mimpi...mimpi mengharap yg tak pasti...
Heryta Herman
hadduuuh si author...bikin gemes bacanya...kita teebawa suasana yg di ciptakan author nih.../Curse/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!