Dia terbuang, dia tak dianggap dan dia tidak pernah ada.
Alora namanya. Anak yang terbuang dan diambil oleh agen pembunuh dan di rekrut menjadi anggota sejak umur tujuh tahun.
Gadis kecil yang terbiasa melawan arus dunia hingga tumbuh besar dan ingin kembali melihat tempat asalnya.
Siapakah Alora ini?? dan hal mengejutkan apa yang ia lakukan ??
cuss baca 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Suasana malam di Istana tidaklah sedingin di luar. Setiap sudut ruangan memiliki lilin sehingga ruangan penuh cahaya. Lora berdiri di depan cermin sambil memakai jepit rambut.
Jepit rambutnya berwarna perak berbeda jauh dengan para Putri yang selalu memakai jepit rambut emas. Lora mengelus jepit rambut itu, ia tidak pernah memakai ini sebelumnya.
Saat melakukan misi ia hanya memakai pakaian laki laki dan dengan rambut diikat tinggi. Baru kali ini Lora merasakan bagaimana menjadi perempuan, yang harus berdandan dan memakai jepit rambut.
"Lora ayo! Bibi kepala sudah menunggu dari tadi." Panggilan dari Putri Warsi menghentikan lamunan Lora.
Ia bangkit dan wajah datar tadi berubah menjadi ketakutan. ia membuka pintu kamar dan dengan gerakan takut ia melangkah keluar.
"Apa aku nggak usah datang aja ya? aku takut." Suara Lora bagai cicitan anak ayam.
"Jangan takut, bukankah Putri Hawa setuju untuk bertukar tempat duduk dengan kamu. Tenanglah disana ada kami." Putri Warsi menepuk pundak Lora menenangkan gadis kecil itu.
Dia tidak bisa untuk menghilangkan tatapan kasihan pada gadis kecil ini.
Lora hanya mengangguk dan berjalan paling belakang bersama Putri Warsi mengikuti yang lainnya menuju ruang makan.
Semua berjalan dengan lancar sebelum hal mengejutkan terjadi. Di depan ruang makan ada pohon beringin besar dan di sana pangeran Karin telah bersandar.
Kepala pelayan pun berhenti diikuti para Putri, mereka memberi salam pada pangeran Karin.
"Salam untuk pangeran Kedua." Ucap mereka serentak.
"Aku ingin berbicara dengan dia." Pangeran Karin tidak menunjuk secara langsung tapi ia hanya menyorot satu titik, yaitu Lora.
Lora bergegas memegang tangan Putri Warsi di menggenggam lebih erat seperti ketakutan. Putri Warsi pun tidak tau harus berbuat apa, jujur saja ia juga merinding melihat tatapan itu.
"Lora, pergilah temui Pangeran dulu. Yang lain akan masuk ke ruang makan." Ucap Kepala pelayan saat tidak ada pergerakan.
Putri putri pun hanya bisa melihat Lora dengan sorot iba dan mereka masuk ke ruang makan meninggalkan Lora sendiri.
Lora berjalan mendekati Pangeran Kiran dengan langkah ringan dan saat tiba di depan Pangeran Kiran, Pria itu malah tersenyum.
Pangeran Kiran masih bersandar di pohon dengan Lora yang berjarak cuman satu meter darinya. Dia memberikan satu jempol untuk Lora.
"Aktingmu benar benar bagus." Bisik pangeran Kiran sambil memajukan kepalanya.
"Benarkah?" tanya Lora dengan ekspresi ketakutan.
Pangeran Kiran terkekeh mendengar hal itu, gadis ini benar benar pandai berekting. Lalu Pangeran Kiran mengambil jepit rambut Lora tapi sebelum itu gadis itu langsung menghentikan tangan Pangeran Kiran.
"Pangeran.." Lora tampak semakin ketakutan.
Pangeran Kiran tetap mengambil Jepit rambut itu dan dia berjalan semakin dekat dengan Lora hingga jarak mereka hanya satu langkah saja.
Pangeran mengeluarkan Satu jepit rambut dari lengan bajunya lalu memasangkan itu dengan hati hati pada Lora.
"Bukankah seperti ini cara untuk mengklaim kepemilikan?" tanya Pangeran Kiran dengan senyuman miring di bibirnya.
"Pangeran... Aku .." Tangan Lora gemetar syarat akan ketakutan.
"Kakak benar-benar menyukai gadis itu." Ucap pangeran Diran yang berdiri di depan ruang makan melihat apa yang di lakukan kakaknya sedari tadi.
"Tapi aku melihat gadis kecil itu begitu ketakutan."
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author