"Hei anak kecil, Saya mau kamu menjadi penguntit untuk mencari tau apa yang di lakukan oleh tunangan saya di luar sana" ucap Seorang pria tampan yang tak lain adalah presedir di perusahaan itu.
"Saya mau. Asal bapak mau membayar saya 2x lipat"
"Deal"
Berawal dari kerja sama yang saling menguntungkan membuat seorang Devano jatuh hati pada gadis yang biasa dia panggil dengan sebutan anak kecil.
Nadira puspita, Seorang karyawan magang di perusahaan milik keluarga besar Devano. Ikuti kisahnya, Ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Syarat dari Alex
"Habisnya pak Devano lama sekali. Beli makan saja lama. Untung saja bapak datang disaat yang tepat. Kalau sampai telat sedikit, Saya mati kelaparan karna bapak, Beh, Akan saya pastikan, Jika orang pertama yang akan saya gentayangin adalah pak Devano" ucap Nadira sambil mengusap mulutnya dengan tisu.
Mendengar perkataan Nadira membuat Devano menatapnya "Memangnya kamu sudah siap mati? Hmm" ujarnya pelan.
"Ya tentu saja belumlah pak. Apa bapak tau hal terbesar yang saya takutkan itu apa?"
"Apa memangnya?" tanya Devano balik.
"Kematian.Hal terbesar yang saya takutkan adalah kematian" gumamnya pada Devano.
"Sebesar apapun rasa takut itu, Kamu tidak bisa menghindar jika memang sudah tiba saatnya. Bukankah semua manusia akan kembali pada pemiliknya?"
"Iya, Bapak benar sekali. Sebesar apapun rasa takut yang kita miliki, Jika sudah tiba saatnya, Tidak ada yang bisa kita lakukan" balas Nadira lagi.
"Sudah lanjutkan makannya, Kenapa malah bahas perihal kematian"
Nadira hanya tersenyum sekilas. Wanita itu kembali melanjutkan makannya yang masih tersisa. Begitu juga dengan Devano yang fokus dengan makanannya sendiri. Namun entah kenapa, Bayangan Farah berhasil mengganggu pikirannya.
"Kenapa aku jadi kepikiran soal kak Farah. Kenapa aku merasa begitu dekat dengannya. Padahal kan dia bukan siapa-siapa ku" batin Devano sambil memakan makanannya.
Di Tempat Lain.
"Kamu mau bawa aku kemana, Mas?" tanya Farah pada Alex yang sudah membawanya kembali menaiki mobil hitam miliknya.
"Tidak usah banyak tanya, Kamu hanya perlu diam dan ikut bersamaku. Dan ingat, Jangan bicara jika saya tidak mengajakmu bicara. Karna saya sama sekali tidak menyukai suara itu. Paham!!" sentaknya sambil terus melajukan cepat mobilnya.
"Mas, Aku mohon jangan seperti ini. Ini bahaya, Mas. Ini sangat bahaya buat keselamatan kita"
"BERISIKKK!! "
45 menit kemudian, Mobil Alex berhenti tepat di salah satu rumah sakit di bali. Melihat rumah sakit, Seketika ada rasa takut yang mulai terbesit dalam benar Farah.
"Untuk apa kita datang kesini, Mas?" tanya Farah sambil menatap Alex yang sudah menunjukkan sikap acuh serta tak perduli nya.
"Tidak usah banyak tanya. Sekarang cepat kamu turun dan ikut bersamaku" ucapnya dingin.
"Gak mau! Aku gak mau turun. Sebenarnya untuk apa kita datang ke tempat ini mas. Siapa yang sakit?" balas Farah yang masih kekeh tidak mau turun dari dalam mobil.
"Turun! Atau saya akan melakukan cara kasar untuk membawamu keluar"
"Katakan dulu, Untuk apa kita datang ke tempat ini?" tanya Farah lagi.
"Aborsi. Kita datang ke sini untuk melenyapkan anak itu, Karna dia tidak seharusnya ada" gumamnya sambil menarik kasar tangan Farah.
Mendengar perkataan Alex membuat Farah mematung terdiam. Merasa tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar dari Alex.
"Gak mau! Sampai kapan pun, Aku tidak akan pernah mau menggugurkan anak ini. Aku mohon jangan lakukan itu, Mas. Karna mau bagaimanapun, Dia adalah anak kamu, Darah daging kamu" ucap Farah yang terdengar sangat lirih.
"Tapi saya tidak sudih memiliki anak dari wanita yang asal usul nya gak jelas seperti mu!" bentak Alex lagi.
Air mata Farah yang sejak tadi terbendung akhirnya berhasil lolos membasahi kedua pipi putihnya. Setiap kalimat yang dia dengar dari Alex selalu melukai perasaan nya. Dan rasanya itu sangat sakit. Luka tak berdarah yang begitu pedih.
Farah terdiam, Kedua matanya semakin basah. Air mata itu terus saja mengalir dan semakin deras. Beruntung di sana tidak ada siapapun yang melihat nya.
"Kenapa kamu sangat membenci ku, Mas? Apa salahnya jika asal usul ku tidak jelas? Kamu boleh membenci ku, Tapi jangan dengan anak ini. Karna dia tak berdosa, Dan tak seharusnya kamu mengorbankan dia hanya karna rasa benci kamu terhadapku" ucap Farah di sela isak tangisnya.
"Kamu tanya kenapa saya sangat membencimu? Ingat ya, Farah. Gara-gara kamu saya harus meninggalkan wanita yang begitu saya cintai. Karna kamu, Saya harus mengubur semua hal indah yang pernah kami rencanakan. Dan karna kamu juga, Saya kehilangan kesempatan untuk membahagiakan wanita yang begitu saya cinta"
"Jika memang itu alasannya. Lepaskan aku, Biarkan aku pergi dari kehidupan kamu, Mas. Biarkan aku merawat anak ini seorang diri. Aku ikhlas, Asal kamu jangan memaksa ku untuk membuangnya"
Perkataan Farah membuat Alex menatapnya "Kalau memang kamu mau itu, Baiklah. Tapi saya ada satu syarat" ujarnya sambil menatap Farah.
"Syarat, Syarat apa?"
"Saya mau kamu berpura-pura selingkuh, Dengan begitu, Kedua orang tua saya akan sangat membencimu dan akan mengijinkan saya untuk menceraikan kamu. Bagaimana?"
Perkataan Alex membuat Farah mengambil nafas panjang. Bagaimana bisa, Sosok suami yang seharusnya mengayomi malah memintanya untuk melakukan hal yang tentu saja ada di luar pikiran Farah. Tapi demi janin dalam kandungannya, Farah akan mengorbankan segalanya, Termasuk kepercayaan serta kasih sayang yang di berikan oleh kedua mertuanya.
"Baiklah. Jika memang itu yang kamu inginkan, Mas. Aku bersedia dengan syarat yang kamu ajukan" balas Farah lirih dengan air mata yang masih terus mengalir