Squel dari putri perawan milik daddy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nila KingShop Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terlalu mempercayai diri nya
Oh shi..t
Edo jelas mengumpat.
Dia fikir apa gadis kecil itu tidak paham batasan? masih begitu bodoh dan polos kah? meskipun dia uncle nya, Edo jelas lah seorang laki-laki normal, memiliki hasrat sek..sua..lisme secara normal.
Baginya Vio sudah tumbuh menjadi dewasa, bukan lagi anak-anak yang bisa dia peluk,cium atau ajak bercanda, bukan lagi sosok anak kecil yang tidak akan membangkitkan gai..rah nya secara tiba-tiba.
Vio jelas bisa menjadi bencana baru bagi nya, bagi Edo menitipkan Vio pada dirinya jelas merupakan sebuah kesalahan besar, sebab sejak dia melihat kembali gadis itu di mulai dari bandara kemarin, tiba-tiba gelombang elektromagnetik di otak dan dibawah sana merespon secara sempurna.
Edo tidak melihat gadis itu sebagai seorang keponakan, Tapi Edo melihat Vio jelas sebagai seorang gadis yang baru saja dewasa.
Karena itu Edo berusaha menjaga jarak dengan Vio sejak hari pertama mereka bertemu, enggan terlalu memperdulikan gadis kecil itu dan bersikap dingin setiap kali mereka bersama.
Tapi gadis ini seolah-olah selalu memberikan kesempatan untuk Edo menjadi semakin kehilangan otak waras nya.
Haisshhhh aku benar-benar bisa gila.
Umpat Edo sambil mengacak-acak rambutnya dengan handuk nya.
Secepat kilat Edo mengganti pakaian nya, lantas dia turun dan berusaha untuk menghubungi seseorang.
Cukup lama namun belum juga tersambung kan, Edi masih terus berusaha menghubungi nomor tersebut sambil tangannya sibuk mencari sesuatu di dalam lemari pendingin.
Seketika Edo menghela kasar nafasnya saat panggilan nya tersambung juga.
"Halo kak".
Ucapnya cepat.
Edo fikir dia harus bicara pada sang kakak iparnya, mencoba bernegosiasi dengan cara lain.
"Ini mungkin agak memberatkan, aku seperti nya cukup kesulitan menjaga Vio karena jadwal kerja ku yang cukup padat"
Edo berusaha untuk mencari alasan dan berkilah bagaimanapun caranya, dia harus membuat gadis itu tidak menjadi bencana baru untuk dirinya.
"Kenapa? aku fikir Vio cukup mandiri soal diri nya sendiri".
Terdengar sahutan dari arah seberang sana.
"Aku tahu, tapi akan cukup sulit menjaga nya saat waktu ku tercurah habis di rumah sakit dan tempat praktek"
Timpal Edo lagi.
"Kami tidak mungkin menitipkan nya pada keluarga lain Edo, kamu tahu? kita tidak punya banyak keluarga di Jakarta, Vio anak cewek do, kalau ada apa-apa bagaimana? kan tidak mungkin aku titipkan dengan keluarga Riko juga? anak-anak nya laki-laki semua do, malah ngeri nitip ke mereka"
Terdengar sahutan panjang lebar dari seberang sana.
"Kalau nge kos malah berbahaya Edo, bayangkan pergaulan anak jaman sekarang kalau berada di luar pengawasan orang tua?"
Yang lebih berbahaya jika anak itu tinggal bersama ku.
batin Edo dalam hati.
"Kan Vio pergi pagi pulang sore juga, pulang pasti langsung membenahi diri, belajar kemudian tidur? semua bergerak normal seperti biasanya kan?"
Tiba-tiba terdengar suara saudara perempuan nya dari seberang sana.
"Tapi kak"
"Cuma 2 tahun kok do, Vio nggak bakal ngerepotin kamu loh, kakak jamin"
Edo kembali menghela kasar nafasnya, menuangkan minuman ke dalam gelas yang ada di samping nya lantas mulai meminumnya.
"Lah anak itu mana sekarang?"
Sang kakak bertanya Cepat.
"Ini permasalahan nya kak, dia selalu berisik minta tidur di kamar ku"
Edo bicara cepat, mewanti-wanti agar sang kakak paham dengan maksud dari ucapannya.
"Oh...dia memang manja begitu, di sini juga sering tidur sana kami, kamarnya untung nggak jadi gudangnya hantu"
Kakak perempuan nya terkekeh geli.
"Nggak masalah dia tidur sama kamu, toh kalian dari kecil sudah kayak anak sama bapak, belum juga 17 tahun, nanti kalau 17 tahun biar tidur terpisah"
Oh god.
Edo meraup wajah nya kasar.
Apa kakak nya tidak takut menitipkan putri nya dengan dirinya? bahkan mempercayai dia sampai sebegitu nya.