Klarissa anak kandung dari keluarga yang cukup kaya raya, namun sejak sepupunya datang dan di angkat sebagai anak angkat oleh kedua orang tuanya, Klarissa Tersisikan.
Kedua orang tuanya mengabaikan dan tidak peduli, saudara-saudara kandungnya, pacarnya bahkan sahabatnya tidak ada yang peduli pada Klarissa bahkan mengabaikannya.
Mampukah Klarissa hidup dalam keterabaian dari orang-orang terdekatnya??...
Apakah masih ada yang peduli pada Klarissa?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia Papendang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
Keesokan harinya Klarissa telat bangun hingga mau tidak mau Klarissa harus bergabung dengan keluarganya untuk sarapan, Klarissa bergabung dengan keluarganya sarapan. Kini seragam mereka tidak sama lagi hanya Klarissa yang berbeda. Jesika menatap Klarissa "Coba kamu tidak banyak tingkah Klarissa... Pasti kamu masih berkumpul disekolah yang sama dengan saudara-saudaramu!" Tutur Jesika
Klarissa diam fokus sama sarapannya "Klarissa...Untuk saat ini kamu tidak bisa lagi mengendari mobil di sekolahmu yang baru, kepala sekolah disana melarang anak didiknya menggunakan mobil karena parkiran disekolah sana sempit!" Terang Harry
Klarissa melongo tak percaya "What?" Batin
Aldy tertawa "Emang enak... Makanya jangan sok lo!" Tutur Aldy
"Harusnya lo bersyukur sekolah di SMA terfavorit malah milih out dari sekolah, sekarang lo rasain tuh!" Tutur Panji
Klarissa diam menahan kesal agar tidak ada keributan di pagi hari "Klarissa... Akan naik ojol!" Tutur Klarissa
"No... Papa anterin karena papa harus mengurus semua keperluanmu disana!" Tutur Harry
Klarissa diam, tak lama mereka semua selesai sarapan Panji, Dino, Aldy dan Kirana pergi ke sekolahnya bersama sedangkan Klarissa diantarkan papanya.
"Klarissa.... Kamu jangan malu-maluin papa lagi selama sekolah disana, ngerti?" Tutur Harry
Klarissa mengangguk, mereka tidak terlibat obrolan apapun didalam mobil biasanya Klarissa akan manja jika bersama papanya apalagi papa yang akan mengantarkan sekolah, kini Klarissa diam hingga sampai disekolah tersebut.
Harry turun dari mobilnya, begitu juga dengan Klarissa, mereka beriringan banyak siswa-siswi yang memandang Klarissa "Ada murid baru tuh!" Bisik-bisik murid
Sesampainya diruang kepala sekolah "Oh.. . Jadi ini anakmu Harry... Semoga betah ya sekolah disini!" Tutur kepala sekolah yang memang teman Harry.
"Saya titip Klarissa ya !" Tutur Harry
Jaya kepala sekolah mengangguk "Papa kekantor dulu... Nanti pulangnya papa jemput!" Tutur Harry
Klarissa mengangguk, Harry keluar dari sekolah tersebut, kepala sekolah menatap Klarissa "Klarissa... Kenapa keluar dari sekolahmu yang lama padahal disana sekolah terfavorit?"
Tanya kepala sekolah
"Nggak betah pak!" Singkat Klarissa
"Kenapa tidak betah?" Tanya pak Jaya kepala sekolah
"Karena tidak ada bapak, kalau disini insyaallah Klarissa betah, karena bapak kan teman papa saya jadi kalau ada masalah saya harap bapak bantu anak teman bapak!" Terang Klarissa
Jaya tersenyum "Baik-baik tapi jangan bilang sama murid yang lain ya... Ntar mereka bilang saya pilih kasih!" Tutur pak Jaya menanggapi perkataan Klarissa
Sedangkan Klarissa tak percaya pak Jaya bakalan bilang seperti itu, biasanya pak kepala sekolah terlihat garang tapi lain dengan Jaya teman papanya dia lebih santai "Siap pak!" Tutur Klarissa
Pak Jaya tersenyum menggelengkan kepalanya "Nih anak lain dari papanya kalau papanya kaku tapi Klarissa lucu!" Batin pak Jaya
"Sekarang kamu bisa memilih jurusan Klarissa dikelas 10 ada jurusan sastra, IPS, dan IPA, kamu mau milih jurusan apa?" Tanya pak Jaya
"Sastra pak!" Singkat Klarissa
"Sastra... Kenapa pilih sastra kenapa nggak pilih IPA atau IPS?" Tanya pak Jaya
"Nyawa saya ada di sastra pak... Makanya saya bela-belain keluar dari sekolah lama saya karena disana tidak ada nyawa saya pak!" Tutur Klarissa
Pak Jaya tersenyum "Baiklah Klarissa...
Belajar yang semangat ya... Semoga kamu bisa mengharumkan nama sekolah disini!" Tutur pak Jaya
"Kapan saya masuk kelas pak?" Tanya Klarissa
"Kamu sudah tak sabar ya mau belajar?" Tanya pak Jaya
Klarissa mengangguk "Baik bapak antar kamu ya?" Tutur pak Jaya
"Jangan pak saya bukan anak TK yang mau masuk kelas harus dianterin, saya akan masuk sendiri pak, dimana ya kelasnya?" Tanya Klarissa
Lagi-lagi pak Jaya tersenyum "Baiklah Klarissa kalau kamu nggak mau dianterin bapak, kamu tadi sudah melewati lapangan kan... Kamu lurus saja nanti ada kelas 10 sastra, kamu masuk 10 sastra 1!" Terang pak Jaya
"Baik pak Jaya... Terimakasih salam kenal!" Tutur Klarissa
Pak Jaya mengangguk, bel masih belum berbunyi Klarissa berjalan menuju lapangan dan saat dilapangan ada basket yang akan mengenai Klarissa, Klarissa reflek menangkap bola basket, Klarissa berjalan menghampiri siswa laki-laki yang bermain basket "Hei... Mana bolanya!" Pintanya
Klarissa berjalan santai lalu memasukkan bola basketnya kedalam ring "Bye... Nanti istirahat kita main!" Tutur Klarissa berjalan melalui lapangan, siswa laki-laki dilapangan melongo tak percaya ada cewek yang bisa main basket.
Bima menepuk pipinya sendiri "Dia barusan ngajakin kita main?" Tanya Bima
"Iya bro... Kayaknya lo ada saingan ini, baru kali ini ada orang yang mau main basket sama lo!" Tutur satria
"Bro... Dia masuk ke kelas 10 sastra 1, itu kan kelas lo!" Tutur Marko
Bima tersenyum "Dia... Bukannya dia cewek yang menang lomba puisi!" Batin Bima lalu berjalan menuju kelasnya
"Bro lo mau kemana?" Tanya satria
"Masuk kelas dulu, mau kenalan!" Tutur bima
"Ck... Lo nggak bisa lihat yang bening dikit!" Keluh Marko
Bima tak menghiraukan temannya, saat didalam kelas Klarissa mendekati Willy, murid miskin yang sering dibully Bima dan teman-temannya.
"Willy... Lo Willy kan temen SMP gue?" Tanya Klarissa
Willy mengangguk "Apa kabar lo, gue seneng akhirnya gue dapat temen disini!" Tutur Klarissa
"Duduklah Klarissa... Lo mau berdiri terus?" Tanya Willy
"Ya... Lo duduk sendirian?" Tanya Klarissa
Willy mengangguk, dari arah luar Bima tersenyum licik lalu menghampiri bangku Willy "Willy... Lo duduk dibelakang, gue mau duduk disini!" Tutur Bima
Willy menatap Bima "Kenapa lo bengong... Lo nggak mau duduk dibelakang?" Bentak Bima
Willy mengangguk "Iya mau... Klarissa maaf ya aku duduk dibelakang kamu duduk dengan bima!" Tutur Willy
Klarissa menatap bima "Ck... Kenapa lo tiba-tiba mau duduk disini?" Tanya Klarissa
"Gue mau duduk sama lo!" Jawab bima
Klarissa"Gue nggak mau duduk sama lo!" Tutur KLARISSA
"Kalau lo nggak mau duduk dengan gue lo duduk didepan saja sama guru!" Ujar Bima
"Ck...!" Klarissa berdecak kesal
"Kenalin nama gue Bima nama lo Klarissa ya?" Tanya Bima
"Heeemm... Udah tau kan sekarang!" jawab Klarissa
Klarissa tiduran dibangkunya, sedangkan Bima tidur dipunggung Klarissa "Ck... Ngapain lo tiduran dipunggung gue bima!" Teriak Klarissa
Klarissa duduk dengan tegak membuat kepala Bima reflek terbentur ke kursi "Ck... Sakit!" Ujar Bima
Klarissa tersenyum "Makanya jangan sembarangan tidur dipunggung orang!" Tutur Klarissa
"Emangnya tadi punggung orang ya... Kirain bangku habisnya keras sih!" Ujar Bima tersenyum
"Lo bener-bener ya!" Tunjuk Klarissa
Bima memukul tangan Klarissa "Berani tangan lo nunjuk-nunjuk gue?" Tanya Bima
"Berani... Siapa lo... Lo manusia kan... Bukan hewan yang harus gue takutin kan?" Tanya Klarissa
Mata Bima melotot, semua siswa yang mendengar dikelas itu memandang Klarissa "Lo nggak tau siapa gue?" Tanya Bima
"Taulah... Lo manusia aneh yang pernah gue temui, gak usah melotot gue nggak takut... Mata lo sipit kalau lo melotot gitu nggak kayak orang melotot kayak orang mau tidur!" Tutur Klarissa
Bima mengepalkan tangannya sedangkan murid-murid yang lain menahan tawa karena baru kali ini ada siswa apalagi cewek berani sama bima. Bima siswa yang abadi, bagaimana tidak sudah 2 tahun dia tidak naik kelas.
Willy menarik tangan Klarissa "Maaf Bima.... Klarissa nggak tau lo maklum Klarissa anak baru, biar gue kasih tau Klarissa!" Willy menarik tangan Klarissa
"Apaan Willy... Lo narik-narik tangan gue?" Tanya Klarissa
"Sini Klarissa... Dia bima, dia bukan siswa biasa!" Tutur Willy
"Iya gue tau, dia keturunan cina ya "Iya gue tau, dia keturunan cina ya kelihatan kok dari matanya nggak bisa melek!" Tutur Klarissa mengencangkan suaranya membuat Bima semakin geram dengan Klarissa
Brak... Bima menggebrak bangku "Sekali lagi lo ngatain gue... Gue cium lo!" Teriak bima
Klarissa mendadak diam "Jangan macam-macam lo, kalau lo bertindak gitu gue aduin ke kepala sekolah!" Ancam Klarissa
"Silahkan bilang gue nggak takut!" Tutur Bima
"Jangan macam-macam lo... Bentar lagi kenaikan kelas lo nggak akan naik kelas!" Tutur Klarissa
"Gue udah nggak naik kelas 2 tahun, kalau gue nggak naik lagi jadi 3 tahun nggak masalah buat gue!" Tutur Bima
Klarissa melongoh tak percaya, Klarissa menoleh kearah dilan meminta pembenaran, Willy mengangguk membenarkan perkataan Bima.
Mata Klarissa melotot "Upppsss... Sorry!" Klarissa tersenyum mengangkat 2 jarinya
Bimq menatap Klarissa "Jangan tatap gue, gue takut!" Tutur Klarissa
Bima tersenyum "Gila nih cewek, ini cewek yang gue taksir saat lomba puisi itu!" Batin Brian