NovelToon NovelToon
Aku Bisa Tanpa Dia

Aku Bisa Tanpa Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Minami Itsuki

Aku sengaja menikahi gadis muda berumur 24 tahun untuk kujadikan istri sekaligus ART di rumahku. Aku mau semua urusan rumah, anak dan juga ibuku dia yang handle dengan nafkah ala kadarnya dan kami semua terima beres. Namun entah bagaimana, tiba-tiba istriku hilang bak ditelan bumi. Kini kehidupanku dan juga anak-anak semakin berantakan semenjak dia pergi. Lalu aku harus bagaimana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minami Itsuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

Aku bersandar di kursi kerja, menatap layar komputer yang sejak tadi tak kupahami isinya. Pesan Megan masih terngiang-ngiang di kepala. Jalan-jalan, tas baru, makan malam mewah. Semuanya butuh uang.

Tanganku merogoh dompet, hanya ada beberapa lembar sisa gaji bulan ini. Si*l… uangku sudah menipis. Untuk kebutuhan rumah saja sering kurang, apalagi kalau harus memenuhi semua kemauan Megan.

Aku mengetuk meja dengan jari, gelisah. Masa aku harus korupsi lagi uang kantor? Pikiran itu muncul begitu saja, menghantam kepalaku. Jantungku berdegup kencang. Dulu aku pernah melakukannya, menutupi celah-celah kecil di laporan keuangan. Dan selama ini, tidak ada yang tahu.

Tapi sekarang… aku dengar gosip dari rekan kerjaku yang lain akan ada direktur baru yang katanya jauh lebih tegas? Risiko semakin besar.

Aku menunduk, mengusap wajah kasar. “Kenapa hidupku jadi serumit ini, sih?” gumamku lirih.

Di satu sisi, aku tidak mau kehilangan Megan. Dia selalu jadi pelarianku, satu-satunya yang membuatku merasa masih berharga. Tapi di sisi lain, aku juga sadar kalau aku terus menuruti permintaannya, aku bisa hancur.

Ponselku kembali bergetar, notifikasi pesan masuk dari Megan.

“Sayang, aku udah nggak sabar. Jangan bikin aku kecewa, ya.”

Aku mengepalkan tangan, kebingungan antara memilih mempertahankan gengsi di depan Megan atau menjaga diriku agar tidak semakin terjerumus.

Aku menatap layar komputer, jemariku mulai bergerak membuka beberapa file laporan keuangan. Rasa waswas merayap di dadaku, tapi keinginan untuk tetap terlihat “berkuasa” di depan Megan jauh lebih besar.

Sedikit saja… pasti tidak ada yang sadar, pikirku, mencoba menenangkan diri.

Aku membuka laporan pengeluaran bulanan kantor. Ada beberapa pos kecil yang sering luput dari pemeriksaan, terutama bagian biaya operasional. Mataku menyipit, mencari celah.

“Kalau aku geser anggaran ini, lalu catat seolah-olah sudah dibayarkan… sisanya bisa aku pegang,” gumamku pelan.

Keringat dingin mengalir di pelipis. Tanganku sedikit bergetar, tapi akhirnya aku tetap mengetik angka-angka itu. Hanya beberapa juta, tidak besar dibandingkan anggaran kantor. Namun cukup untuk membelikan Megan tas yang ia mau, sekaligus mengajaknya makan malam mewah.

Begitu selesai, aku bersandar di kursi, menarik napas panjang. “Oke… sudah beres. Nanti sore uangnya bisa aku ambil,” bisikku, mencoba menenangkan rasa bersalah yang menusuk.

Namun di balik rasa lega itu, ada bayangan gelap yang mengintai. Bagaimana kalau kali ini ketahuan? Bagaimana kalau direktur baru benar-benar memperketat semua laporan?

Aku menepuk meja, mengusir pikiran buruk itu. “Tidak mungkin. Aku sudah terlalu rapi. Tidak ada yang akan curiga.”

Ponselku kembali bergetar. Pesan dari Megan masuk:

“Sayang, jangan lupa ya. Aku tunggu. Aku pengin lihat kamu tersenyum buat aku.”

Aku memandangi pesan itu lama, lalu tersenyum kecut. Demi kamu, Megan… aku rela ambil risiko sebesar ini.

“Kalau saja Ratu tidak kabur…” gumamku, suaraku bergetar menahan emosi. “Gaji ini pasti masih utuh. Gara-gara dia aku harus keluar uang tiga kali lipat. Bayar listrik, belanja rumah, sekolah anak… semuanya menumpuk!”

Aku mengepalkan tangan, rasa jengkel makin menyesakkan dada. Dulu, meskipun sering ribut, setidaknya Ratu yang mengurus rumah. Aku tak perlu pusing memikirkan urusan dapur atau kebutuhan harian anak-anak.

Sekarang? Mira dan Clara hanya bisa merengek, tak tahu apa-apa soal mengatur rumah. Semua tanggunganku bertambah, sementara aku masih harus menjaga penampilan agar Megan tidak curiga kalau keuanganku sedang terjepit.

Aku menyandarkan kepala ke kursi, menatap langit-langit. “Kenapa semuanya harus begini? Semua gara-gara Ratu. Kalau dia masih di sini, aku tidak akan sesulit ini.”

...****************...

Tibalah waktunya aku bertemu dengan kekasih gelapku, Megan. Sejak sore aku sudah menyiapkan pakaian terbaik. Kemeja putih yang baru saja disetrika, celana bahan hitam, dan semprotan parfum kesukaanku yang membuat tubuhku harum. Aku ingin terlihat sempurna di hadapan Megan.

Anak-anakku sempat memperhatikan tingkahku. Mereka sampai bertanya “Papah mau ke mana? Kok rapi banget?” tanya Clara sambil memandangiku dari ujung kaki sampai kepala.

Aku tersenyum kecil, mencoba bersikap biasa saja. “Mau ketemu Tante Megan,” jawabku santai.

Mira yang sedari tadi ikut memperhatikan langsung saling pandang dengan Clara. Mereka memang sudah tahu siapa Megan. Saat aku baru menikah dengan Ratu dulu, pernah sekali dua kali aku membawa mereka ke apartemen Megan dengan alasan hanya sekadar berkunjung. Sejak itu, nama Megan bukan hal asing lagi di telinga mereka.

Belum sempat aku membuka pintu, suara Clara terdengar lagi.

“Papah, mendingan sekalian aja nikah sama Tante Megan daripada sama Mamah Ratu. Tante Megan kan lebih baik, lebih cantik lagi.”

Mira terkekeh sambil menambahkan, “Iya, Pah. Kalau Tante Megan jadi istri Papah, pasti hidup kita lebih enak. Enggak ada yang suka marah-marah kayak Mamah Ratu.”

Aku terdiam, menatap mereka dengan mata menyipit.

“Jangan bicara sembarangan! Dia tetap mamah kalian. Jangan bandingkan begitu.”

Tapi anak-anak hanya saling lempar senyum, seolah mereka menikmati bagaimana aku jadi kesal.

“Loh, bukannya Papah sendiri yang sering pergi ke apartemen Tante Megan?” ucap Mira , tapi penuh sindiran.

"Kami berdua tahu kok, papah sering bertemu sama tante megan kalau di luar." Aku hanya tersenyum kikuk mendengar penuturan anakku. Mereka seperti seorang detektif saja. "Papah enggak perlu khawatir sama kita berdua. Lagi pula kita setuju kok kalau papah mau ganti istri baru."

Mira mengangguk mantap, wajahnya penuh kesungguhan.

“Iya, Pah. Istri papah itu enggak pernah sayang sama kita. Cuma tahu nyuruh-nyuruh. Beda sama Tante Megan, dia ramah sama kita, sering ajak main, kasih jajanan juga.”

Aku hanya bisa menatap mereka bergantian, hatiku bergejolak. Ucapan anak-anak ini bagai bensin yang disiramkan ke bara api dalam dadaku. Aku sudah penuh dengan kemarahan pada Ratu, dan sekarang Clara serta Mira malah menguatkan pikiranku.

“Kalian berdua serius bilang setuju?” tanyaku perlahan, masih tak percaya dengan kata-kata mereka.

“Serius, Pah,” jawab Clara cepat.

“Kami enggak butuh Mamah Ratu lagi,” sambung Mira dengan nada tegas.

Aku menarik napas panjang, lalu menghela dengan berat. Dalam benakku, suara Ratu yang selalu mengeluh tentang rumah dan anak-anak terlintas kembali. Namun ucapan Clara dan Mira seperti cambuk, membuatku semakin yakin Ratu memang tidak pantas berada di sisi kami.

“Sudah, cukup. Jangan bahas lagi soal itu. Sekarang masuk kamar, besok kalian sekolah,” ucapku tegas.

Clara cemberut, tapi menuruti perintahku. “Iya, Pah…” katanya malas.

Mira sempat menoleh sebelum masuk ke kamar, wajahnya masih menyimpan kesal. “Tapi kami serius, Pah. Jangan harap kami mau terima Mamah Ratu lagi.”

Aku terdiam, membiarkan pintu kamar mereka tertutup. Suasana rumah menjadi hening, hanya menyisakan pikiranku yang semakin kacau. Kata-kata mereka masih terngiang di telinga, dan mau tidak mau aku merasa seperti mendapat pembenaran.

1
Anonymous
Ini sdh end?
Riani Putri
mantap, tinggal liat gimana menderitanya dia ditinggal ratu, belum lg ketauan korupsi dikantor nya, ayo Thor dilanjutkan lg cerita nya
Riani Putri
mana lanjutannya thor
Riani Putri
ayo dong kk, up lagi, seru ceritanya
Pajar Sa'ad: oke, siap.. ditunggu ya
total 1 replies
Himna Mohamad
mantap ini
Pajar Sa'ad: terima kasih, kak.. tunggu update selanjutnya ya kak 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!