Patah hati membawa Russel menemukan jati dirinya di tubuh militer negri. Alih-alih dapat mengobati luka hati dengan menumpahkan rasa cintanya pada setiap jengkal tanah bumi pertiwi, ia justru diresahkan oleh 'Jenggala', misinya dari atasan.
Jenggala, sosok cantik, kuat namun keras kepala. Sifat yang ia dapatkan dari sang ayah. Siapa sangka dibalik sikap frontalnya, Jenggala menyimpan banyak rahasia layaknya rimba nusantara yang membuat Russel menaruh perhatian khusus untuknya di luar tugas atasan.
~~~~
"Lautan kusebrangi, Jenggala (hutan) kan kujelajahi..."
Gala langsung menyilangkan kedua tangannya di dada, "dasar tentara kurang aj ar!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tujuh belas~ Kabar berita
Gala turun tepat di depan rumah dinas yang nampak sepi dan dingin dari luar, bukan karena para penghuninya tak ada namun seolah--rasa hangat sebuah keluarga yang ada di dalamnya telah sirna.
"Ibu ada di dalam?" tanya Russel sangsi, kemudian diangguki Gala, "mama ngga ngajar, cuti sakit."
"Ngga ada yang jagain dong?"
Gala menggeleng tak tau, "ya udah aku masuk ya..."
Namun sebelum benar-benar membiarkan Russel pergi ia berbalik pada perwira muda ini, lalu mengulurkan tangannya, awalnya cukup dibuat kebingungan tapi jangan sebut Russel jika ia tak memiliki segudang ide usil.
Russel justru memberikan punggung tangannya pada Gala yang praktis membuat Gala menepisnya sambil mendengus geli, "bukan itu. Kamu udah kebelet pengen disalimin cewek ya?"
"Oh, aku kira kamu mau salim?"
"Makasih. Untuk segalanya...dari sini aku kembali berjalan sendiri. Maaf sudah banyak merepotkan, dan jadi saksi pertengkaran aku dan papa."
Kedua alis tebal Russel mengernyit, kemudian kembali tenang ia mematikan mesin motornya terlebih dahulu lalu melipat kedua tangan di dadanya, "makasih doang nih? Coba inget berapa kali aku kasih kamu minum. Berapa kali aku kasih kamu makan, berapa kali kamu pukul aku dan pake pundak aku buat tidur.."
Alisnya mengeriting hampir menyatu, Gala memang tak paham atau memang tak sepeka itu menyadari maksud lain Russel, "urusanku dengan perintah ndan Irianto dengan target operasi kamu sudah selesai. Tapi urusanku dengan kamu baru dimulai." Russel menunjukkan telunjuknya seolah sedang memetakan pada Gala jika urusan mereka tidak sesimpel hay dan terimakasih saja.
"Oke." Gala mengeluarkan ponselnya, "berapa nomor e wallet kamu atau nomor rekening. Untuk biaya makan semalam 350 ribu, lalu barusan, lalu dua botol minum, lalu admin semalam lalu, apalagi?" mata hazel itu membulat polos. Tanpa riasan tanpa efek beauty apapun, Russel menatapnya nyaman.
Ia memajukan wajah dengan menjadikan sikunya tumpuan di kepala motor, praktis Gala memundurkan wajahnya.
Ada beberapa detik keduanya justru terdiam, dan Gala justru tertawa melihat wajah Russel, mendorongnya, entahlah menurutnya wajah Russel itu komedi sekali, atau ia yang sedang menutupi gelenyer aneh dan saltingnya diperhatikan begitu.
"Biasa aja dong muka kamu. Oke, pikirin dulu nominal yang harus kubayar.." Gala memasukan kembali ponselnya ke dalam saku.
Sementara wajah Russel menyipit penuh curiga, "apa jaminannya kamu ngga akan kabur lagi?"
Dengusan sebal keluar dari mulut Gala, "ada papaku. Bilang saja aku punya hutang sama kamu. Ini rumah dinas papa dan mama, kamu bisa tagih juga ke mamah. Tau kan mukanya?" tunjuk Gala ke arah rumah di belakang badannya.
Namun Russel menggeleng, "mana nomor hapemu."
"Nomorku masuk masa tenggang." Jelas Gala sedang berbohong, siapapun tau. Russel tertawa, "yang begini nih bibit-bibit orang nunggak terus kabur. Ditambah disini sekarang kamu pengangguran."
"Oke. Kamu hafalkan..." pinta Gala. Tidak mencatat, Russel langsung menangkap sejumlah nomor yang lirih diucapkan Gala, lalu mengulangnya membuat perempuan manis ini mengangguk dan bertepuk tangan, "waawww! Inget ya.."
Kecerdasan intelektual dan otak kanan Russel memang tak diragukan lagi. Lelaki itu tak malu untuk membungkuk dan membuat gestur seolah baru mempersembahkan kemampuannya di depan khalayak ramai bak komposer dan kali itu, Gala tersenyum untuk kesekian kalinya.
"Aku masuk."
"Iya."
Gala menenteng tasnya setelah menghela dan membuang nafasnya, melihat pantulan wajah dari ponsel padam dan membuka pagar rumah.
"Ma, Lala pulang..." terdengar seruannya membuat Russel menarik senyuman. Ia kembali menyalakan mesin motor sebelum akhirnya sempat merogoh ponsel di saku.
^^^'Tukang ghibahin bang Saga'^^^
(Panji) Sel, Lo mau dateng atau titip amplop?
(Russel) amplop apa?
(Kalingga) Bu Ayu mau merit. Kalingga sent link axaheyeu.aggshw.
(Ryu) Jadi juga ditinggal. Ada pesan-pesan terakhir buat Bu Ayu brother?
(Panji) Kutunggu jandamu.
(Cle) Minta nomor dukun santet paling ampuh, Sel...kalo ngga salah Abinya Panji punya kenalan dukun di Borneo, ampuh.
(Panji) Abi Panji, Abi Panji...Abi Lo juga.😩 Lo punya foto calon suaminya ngga, Sel? Ada nih link undangan mana sama-sama tentara lagi, gue turut berduka.
(Ryu) bukannya kenalan Abi Ray, dukun pelet ya? Ampuh bener sampe tua begitu umi Eyi.
(Russel) lah, Lo ngga tau Ry...sajen yang dipake kan ca weettt yang seminggu ngga dicuci. Abis dipake nugas ke timur dulu.
(Cle) Lah, calonnya Bu Ayu tentara juga? Berasa jadi bayang-bayang banget anak mak cut😭😭
(Zea) om Ray udah terlalu kebal digibahin anak anak durhakanya...👹
(Russel) satuan mana?
(Kalingga) jangan dicari, Sel. Udah ikhlasin aja.
(Ryu) auto searching, jadwal arena tinju yang kosong, jiahahahaha.
(Panji) makko.
(Cle) Ha, serius? Ko satu tempat...ko jodoh sih.
(Zea) Apa jangan-jangan Lo sendiri udah tau, Sel?
(Panji)😰 meng sedih sekalii jodoh orang di pelupuk mata.
(Kalingga) Lo lagi nugas apa di mess? Balik deh...ngga lagi mikir yang aneh-aneh contohnya gagalin pernikahan Bu Ayu kan?
(Ryu) itu bukan contoh Lingga, tapi ide. Ide jahat yang selalu kembaran gue denger. Lo nyeletuk masuk Akmil aja nih bang sat masuk.
(Zea) gue lapor abang apa gimana, takutnya nih anak malu maluin diri sendiri dan trah Ananta Pangarep?
(Panji) ngarepin apa kak Ze?
(Cle) Sel, diajakin mas Tama buat ternak..mending sini yuk, kita ternak. Buat menyibukan diri sama hal positif.
(Ryu) ternak tuyul🙂↕️
(Panji) ternak mamah mamah muda.
(Zea)🤣
(Kalingga)🤣
(Ryu) kompaknya ipar.
(Zea) ini nama grup bisa ganti ngga? Takut ketauan Abang, kemaren aja Abang ngotak ngatik hape gue.
(Russel) abisnya kerjaan Lo naro video syurrr, sih Ze.
(Zea) enak aja. Gue ngga tanggung jawab kalo Abang baca, adek adeknya begini.
...Kalingga mengubah nama grup "Arisan anak-anak Sholeh"...
Gala melihat mama yang masih dengan daster batiknya mengaduk seperti jamu herbal di dapur. Ia lantas menaruh tasnya dan menyerbu mama.
"Ma, biar Gala yang bikinin .."
Ia terlihat cukup terkejut melihat kedatangan Gala, "Lala, ya ampun." senyumnya terbit manakala Gala sudah ia raih.
Gala mengambil alih sendok dan gelas, "ini wedang ya? Atau herbal? Mama masuk angin?" tanya Gala menaruh sendok lalu mengantar itu ke depan dengan mama yang ia turut giring untuk ke ruang tengah.
"Iya kayanya. Demam juga, tengkuk mama sakit, La."
"Kolesterol?" tanya Gala, "udah ke dokter?" ia mengangguk, "kemarin papa yang anter."
Matanya masih dibuat tak percaya dengan kepulangan Gala dan meraih gelas berisi jamu herbal itu dan meneguknya setelah membaca basmallah.
"Kemaren waktu acara makan gara gara pesannya masakan berlemak mungkin." Gala bahkan menaruh tas yang dibawanya ke dalam kamar pribadinya, dan mama melihat itu, "mama kita----"
"Aku ngga balik lagi?" tembak Gala tepat, sebenarnya mama memang benar namun, kejadian semalam dan pagi tadi itu...membawa pemikiran berbeda untuk Gala sekarang.
"Lala kan udah bilang, kemaren itu ada kerjaan mendadak yang ngga bisa dikasih ke orang lain. Sekalian bawa barang yang ketinggalan." Alasannya cukup masuk di akal.
"Abis ini kamu ngga pergi-peegi lagi kan?"
Gala diam, ia hanya mengulas senyumnya, tak bisa berjanji. Sebab janji yang tak bisa ia tepati itu hanya akan membuat terluka.
"Untuk saat ini engga. Kak Ayunda juga mau nikah, kan? Maaf kemarin Gala langsung pergi gitu aja terus ngga sempet ikut denger, kapan kak Ayunda sama bang....Aziz?"
"3 hari lagi." Gala cukup dibuat terkejut sebab, secepat itu sejak perkenalan kemarin, atau mungkin ia saja yang terlalu ketinggalan banyak.
Mama mengulas senyumnya lagi, "kamu belum fitting baju kebaya seragaman, La. Tapi udah mama dan kak Ayunda siapkan."
Gala membalas senyum hangat mama, "aku yakin pasti cocok, pasti pas."
"Coba deh. Biar mama telfon Ayunda buat bawa kebaya kamu dulu dari laundry, sebentar..."
.
.
.
Semoga setelah badai ini menerjang, akan ada damai datang
lanjut
lanjut
ikutan nangis dong di bab ini ikut merasakan yg gala rasakan....klo gala ice rasa getir ...yg aq rasa mie kuah rasa asin alias ingus meleleh krn baca sambil makan mie rebus 😭😭