Gadis Polos Incaran CEO Dingin

"Bos gua cuma bisa kasih saran aja, selebihnya ada di tangan lu" ujar Jack lagi sambil menatap serius Kevin

"Coba kasih gua saran" ujar Kevin lemas pada tangan kanannya itu

"Sebelum itu gua mau nanya apa orang tua nya bos tau soal asal usul gadis yang di sukai bos?" Tanya Jack pada Kevin

"Udah dan nyokap gua cocok ama tuh cewek, sedangkan bokap gua cuma ikut nyokap, mereka ga peduli soal asal usul gadis yang gua suka, karna emang ceweknya tuh polos baik dan canti" ujar Kevin tersenyum, namun sesaat kemudian dia menunduk dan berkata. "Dan gua cuma benci sama keluarga nya" ujar Kevin lagi.

"Alasan bencinya?" Tanya Jack lagi.

"Karna dia keturunan keluarga Adhiwijaya" ujar Kevin lagi

"Lalu masalah nya dimana?" Tanya Jack lagi

"Lu pasti tau soal permusuhan keluarga Alexander dan keluarga Adhiwijaya di masa lalu, meski gua tau alasan mereka kenapa, tapi gua tetep aja benci" ujar Kevin lagi

"Bos apa yang bikin lu menutup mata soal kebenaran itu? Bos saran gua lupain dendam itu, kebenaran itu sudah lu tau, tapi lu masih menutup mata, jangan sampai lu nyesel karna dendam lu, inget jangan sampai nyesel hanya karna dendam buta mu bos" ujar Jack

"Tapi..." ujar Kevin bingung menjawab apa

"Bos, gua emang gak tau kebenaran nya tapi, satu yang perlu ku tau, bahwa kebenaran kalo keluarga Adhiwijaya ga salah itu juga harus lu liat, jangan menutup mata soal kebenaran nya namun justru membuka mata untuk melihat kesalahan nya.... lupain dendam lu bosss, sebelum lu justru jatuh makin jauh dan nyakitin diri ku dan orang di sekitar lu" ujar Jack menepuk bahu Kevin dan meninggalkan Kevin sendiri untuk berfikir

Mendengar ucapan Jack, Kevin duduk di ruangannya, sambil melamun dan memikirkan perkataan tangan kanannya sekaligus sahabat nya.

@@@@@

"Akkhhh akhirnya selesai juga!!!" Ujar lavinka melihat laporan yang telah selesai dan bersiap untuk pulang.

Setelah siap semuanya, lavinka turun kebawah dan menelepon mamahnya.

"Assalamualaikum, Halo mah" ujar lavinka saat telepon nya diangkat.

"Waalaikumsalam, udah pulang?"Tanya laras diseberang telepon.

"Udah mah" ujar lavinka lagi.

"Yaudah tunggu dulu di depan kantor jangan kemana mana sampai papah dateng" ujar laras.

"Baik mah" ujar lavinka pada mamahnya.

"Yaudah tunggu bentar sayang, assalamualaikum" ujar laras menutup telepon.

"Waalaikumsalam" ujar lavinka memasukan Hpnya kedalam tas.

Saat sedang menunggu tiba tiba lavinka di hampiri oleh seorang pria.

"Halo, lu kan cewek yang tadi pagi?" Tanya orang itu.

Melihat orang tersebut lavinka terkejut, bahkan sangking terkejut nya lavinka sampai terlonjak kaget.

Melihat reaksi lavinka membuat orang itu terkekeh kecil. "Gua ngomong sama elu" ujar pria itu lagi.

"Emang kita pernah ketemu?" Tanya lavinka bingung dengan pandangan polosnya.

"Hahaha aku yang tadi pagi ga sengaja nabrak kamu, maaf ya aku tadi kurang hati hati" Tanya pria itu.

"Ouhhh, iya gak papa bang, lagian aku juga kurang hati hati" ujar lavinka lagi.

"Bang? Kok panggil gua bang?" Tanya orang itu heran.

"Terus aku panggil apa?" Tanya lavinka bingung dengan mata mengerjap lucu

"Oh ya kita belum kenalan, kenalin gua Axel" ujar pria itu mengulurkan tangannya, ternyata pria itu adalah axel.

Melihat uluran tangan itu lavinka menyambutnya dan juga mengulurkan, tangannya, "lavinka" ujar lavinka ikut memperkenalkan diri.

"Nama yang cantik kaya orangnya" ujar axel.

Mendengar perkataan axel membuat lavinkan menunduk dan menarik tangan, ucapan axel membuat lavinka sedikit tak nyaman.

Melihat wajah sedikit tak nyaman dari lavinka membuat axel terkekeh kecil.

"Lo kerja disini?" Tanya axel sambil memperhatikan perusahaan milik keluarga Alexander.

"Iya" ujar lavinka mengangguk lucu.

Melihat reaksi lavinka membuat axel terkekeh kecil.

"Hijabnya benerin dulu berantakan itu" ujar Axel melihat hijab lavinka yang miring.

Mendengar ucapan axel membuat lavinka langsung membenarkan hijab nya.

"Makasih udah diingetin" ujar lavinka berterima kasih.

"Kaki ku bengkak? Pasti karna ke tabrak tadi pagi yah? Mau gua anterin pulang aja biar aman? Ini udah lumayan malem" ujar axel

Mendengar tawaran axel, lavinka menggeleng dan berkata.

"Aku udah di jemput sama papah aku kak" ujar lavinka memanggil axel dengan panggilan kak.

Mendengar perkataan lavinka memanggil nya dengan sebutan pak membuat axel tersenyum tipis.

"Kalo gitu boleh kali, gua kenalan sama calon mertua" ujar axel lagi

Mendengar perkataan axel membuat lavinka melotot dan tak nyaman.

Melihat reaksi lavinka yanga tak nyaman membuat axel terkekeh.

"Gua cuma bercanda" ujar axel lagi.

Mendengar ucapan axel, lavinka hanya menghela nafas, setelah itu lavinka melihat mobil papahnya.

"Ah itu papah ku" ujar lavinka melihat mobil papahnya mendekat.

"Papah" pekik lavinka memeluk paphnya.

"Wah anak papah udah pulang, nunggu sama siapa ini? Sama pacarnya yah?" Goda Rio pada putrinya.

Axel yang melihat lavinka merupakan anak dari keluarga Adhiwijaya pun tersenyum tipis

"Ternyata dia keturunan Adhiwijaya? Menarik" batin axel.

"Hallo om" sapa axel

"Halo, makasih yah sudah nemenin anak saya, mau pulang bareng? Biar saya anter sekalian" tawar Rio ramah pada axel.

Melihat keramahan dari Rio Adhiwijaya pun axel merasa kagum.

"Ngga om, saya bawa motor sendiri" ujar axel sopan.

"Ouh Baiklah, hati hati di jalan yah, udah malem soalnya, meski kamu cowo tetep bahaya" ujar Rio mengingat kan axel.

"Iya om makasih" ujar axel tersenyum sopan. "Emang ternyata keluarga Adhiwijaya memang seperti yang di rumorkan" ujar axel tersenyum.

"Yasudah kami pulang dulu yah? Assalamualaikum" ujar Rio

"Waalaikumsalam hati hati om" ujar axel

"Aku pulang dulu kak, assalamualaikum" ujar lavinka berpamitan pada axel.

"Waalaikumsalam hati hati" ujar axel tersenyum ramah.

Setelah itu mobil yang di kendarai melaju pergi untuk perjalanan pulang.

"Mau apa lo kesini anjing!!!" Desis seseorang di belakang axel dengan tatapan membunuh.