NovelToon NovelToon
I Love You Abang

I Love You Abang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Whidie Arista

Salahkah jika aku menyukaimu Abang?

Kedekatan Dea dengan Abang tirinya menghadirkan sebuah perasaan yang tak seharusnya ada, sebisa mungkin dia mencoba membuangnya namun tanpa dia sadari ternyata Abangnya juga menyimpan perasaan yang sama untuknya.

Ada yang penasaran? yuk simak cerita mereka 😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Ran tersenyum saat Aku dan Sita keluar dari pintu khusus karyawan Kafe, sepertinya sudah jadi rutinitasnya menungguku sepulang kerja, kadang aku bertanya-tanya apakah Ran tidak punya pekerjaan lain selain pulang pergi bersamaku, tidakkah dia ingin nongkrong bersama temannya atau hanya sekedar menghabiskan waktu sendirian dengan ponselnya.

“Ya, gue duluan ya.” Sita pamit lebih dulu, kemudian pergi.

“Kamu gak capek apa pulang sekolah langsung kerja?” tanya Ran setelah kami berjarak cukup dekat.

“Abang gak bosen apa, nunggu aku disini?” Ran seketika menoleh dengan tatapan kaget.

Ya, akhirnya aku tahu Ran selalu datang satu jam sebelum aku pulang bekerja, dia akan masuk sebentar lalu memesan kopi, selebihnya dia akan menunggu dan duduk diluar, aku tahu itu dari rekaman cctv Kafe.

Kenapa? Kadang aku ingin menanyakan hal itu padanya? Tapi aku takut dengan jawaban yang akan Ran berikan, perasaanku pun akhir-akhir ini jadi aneh, aku sering merasakan detak jantungku berpacu dua kali lipat saat tanganku tak sengaja memeluknya ketika kami berboncengan. Tubuhku seakan memanas saat aku dengannya, seandainya kulitku seputih kulit Min Yoongi wajah merahku pasti akan terlihat. Sebetulnya ada apa denganku?

“Ya, kamu gak lupa kan hari ini kita mau jalan-jalan dulu,” ucap Ran saat kami dalam perjalanan.

“Nggak ko Bang, emang mau kemana sih?”

“Ada film baru yang tayang di bioskop, kita nonton dulu ya.” aku menghela nafas ringan tak mengiakan atau pun menolak ajakan Ran.

Cekiit... Bruk...

Dadaku menubruk punggung Ran, karena dia menginjak rem mendadak, “Abang!” pekikku kesal.

“Maaf Ya, tadi ada kucing lewat Abang kaget,” ucap Ran, “lagian kamu kenapa gak pegangan? Jatuh baru tahu rasa.”

Ran meraih tanganku dan melingkarkan di perutnya, “A–abang apa-apaan sih?” keluhku sambil mencoba menarik tanganku kembali.

“Bukan apaan, pegangan!” kesalnya, dengan intonasi suara sedikit meninggi. Dia mempertahankan tanganku dalam posisi saat ini.

Ya Tuhan, posisi macam apa ini? Bahkan detak jantungku sudah tak bisa dikendalikan lagi. Selama dalam perjalanan, aku bertahan dalam posisi memeluk Ran, apa mungkin dia merasakan detak jantungku yang sudah mereog tak karuan? Dadaku saat ini benar-benar melekat di punggungnya, ingin aku berteriak karena frustasi dengan keadaan ini.

Cukup lama kami dalam perjalanan dan anehnya kenapa gak sampe-sampe, akhirnya aku memutuskan untuk bertanya, “Bang masih jauh emang nih bioskop? Ko lama banget sih, Dea pegel nih.” keluhku.

“Nggak ko, tuh di depan.”

Taklama kemudian Ran pun membelokkan Motornya ke salah satu parkiran terdekat, aku lekas turun dan melepas helm, dadaku terasa sesak rasanya, aku menghirup napas dalam-dalam.

‘Kalau gue terus-terusan berduaan di Motor bareng dia, bisa-bisa kena serangan jantung gue!’ batinku berucap, aku mengipas-ngipas wajahku menggunakan telapak tangan, entah mengapa cuaca malam ini terasa begitu panas, aku melepas jaket yang aku kenakan untuk meredakan rasa panas di tubuhku.

“Jangan di lepas jaketnya Ya, dingin.”

“Dingin? Mana ada, ini gerah banget tahu Bang.”

“Masa sih?” Ran tampak tak percaya.

“Beneran, Dea ngerasa gitu. Mungkin mau ujan kali, biasanya suhu udara akan naik kalau hujan mau turun,” dustaku, Ran menengadah menatap langit malam, cuaca nampaknya normal-normal aja dan mungkin Ran menyadari itu.

“Ya udah teserah kamu deh.” dia tak lagi bertanya membuat perasaanku lega.

Aku dan Ran berjalan masuk kedalam gedung bioskop, Ran terlebih dulu membeli tiket dan popcorn, nonton film tanpa popcorn berasa ada yang kurang gitu. Kami dapat kursi duduk tepat di tengah-tengah, taklama kemudian lampu pun padam tandanya film akan segera di mulai.

“Bang, ko serem sih musiknya?” bisikku pelan.

“Hooh, ini film horor.” ucap Ran, dia tampak fokus melihat layar raksasa itu.

“Dih Abang ko gak nanya Dea dulu sih, Dea gak suka film horor Bang, takut.” aku menutupi wajahku dengan jaket yang aku bawa, baru saja filmnya mulai hantunya udah nongol aja, mana nyeremin lagi.

“Kenapa takut? Gak serem ko.” Suara Ran masih terdengar tenang.

“Gak serem apaan, tadi Dea liat ada hantu cewek kayang,” rajukku dengan nada kesal.

“Sekarang udah gak ada, coba kamu liat.”

“Gak mau.” aku tetap menutupi muka dengan jaketku.

“Seru loh filmnya.”

“Bodo!”

‘Si Ran ngeselin banget sih, tadi bilangnya mau nonton film Action tapi malah nonton film horor sih,’ batinku menggerutu.

Arrghhh... Jeritan dan suara-suara menyeramkan menggema di aula besar berbentuk persegi itu, membuat aku semakin merasakan ketakutan dan enggan membuka jaket yang menutupi wajahku. Aku merasakan Ran mencengkeram ujung baju yang aku kenakan.

“Nah loh katanya tadi gak takut,” ucapku dengan nada mengejek.

“Si–siapa yang takut, gue gak takut ko.” nada sombongnya kembali lagi, Ran gak sadar apa terkadang dia nyebut Aku, Kamu, kadang elu, gue, dasar plin-plan.

“Kalau gitu Dea keluar aja Bang, percuma disini juga Dea gak berani nonton, takut.” Aku beranjak bangkit, namun Ran mencekal tanganku.

“Ko keluar sih Ya, baru juga bentar filmnya masih panjang ini,” keluh Ran.

“Abang aja yang nonton, Dea gak mau.” aku menepis tangan Ran dari pergelangan tanganku.

“Dek, bisa diem gak, saya gak fokus nontonnya denger suara kalian dari tadi,” keluh salah satu penonton dari kursi belakang.

“Ma–maaf Kak, saya akan keluar sekarang.” aku langsung bergegas keluar tak ingin mendengar permintaan Ran untuk menemaninya menonton.

Huft... Akhirnya aku keluar juga, engap rasanya berada di tempat semacam itu dengan suara-suara dan musik nyeremin, aku bergidik sendiri membayangkan suasana di dalam sana.

Aku memutuskan untuk membeli minuman dingin untuk mengembalikan suasana hatiku, setelah mendapat barang yang aku inginkan aku pun kembali ke tempat tadi, takut Ran bingung nyari aku. Diluar dugaan Ran sudah ada di sana, dia mengedarkan pandangannya mencari-cari sesuatu, yang pastinya aku.

“Bang!” Aku melambaikan tangan sembari menghampiri Ran.

“Ko keluar, katanya penasaran sama endingnya?”

“Males ah, nonton sendiri gak seru. Kamu minum apaan?” tanya Ran tampak penasaran.

“Es coklat,” ucapku sambil menyedot minuman tersebut.

“Minta dikit dong,”

“Dih ogah, beli sendiri sana,” aku menjauhkan minumanku dari Ran, dia pasti akan nyosor sendiri walau aku gak mengijinkan sekalipun.

“Nyoba dulu punya kamu, kalau enak baru beli.” aku mematutkan wajahku dengan terpaksa aku membiarkan Ran mencoba minumanku.

“Emh, lumayan. Ini buat Abang aja, kamu beli lagi sana.” Ran merampas minuman itu dari tanganku, kemudian meminumnya.

“Abang ko gitu sih, itukan punya Dea, Abang yang beli sendiri sana.” rajukku sambil berusaha mengambil kembali minuman itu.

“Gue kasih duitnya, mau beli berapa? Dua, tiga, atau lima?” tawarnya.

“Ya udah sini duitnya.” Ran memberikan lima lembar uang seratus ribuan padaku, aku menatapnya dengan pandangan cengo.

“Ini kebanyakan Bang, satu aja cukup.”

“Ya buat jajan yang lain juga, beli semua makanan yang kamu mau, aku tunggu disini.” Aku tersenyum senang dan langsung melenggang pergi membeli kembali minuman yang tadi, di tambah camilan juga.

“Si Ran itu aneh banget sih, padahal tinggal suruh gue beliin tuh minuman malah milih minuman sisa, dasar aneh.” gerutuku pelan.

Aku memborong semua camilan dan minuman yang aku mau dan kembali pada Ran, dia tampak duduk di kursi yang ada disana dengan minuman bekasku yang masih menempel di bibirnya.

“Tara! Dea beli empat minuman, dua buat Abang dan dua lagi buat Dea, ada kentang goreng, ada Corndog juga, Ayam dan lain-lain,” Aku menaruh kantong keresek yang aku bawa di samping Ran, namun Pria itu nampak tak peduli.

Ran bangkit, berjalan keluar dan aku pun lekas menyusulnya, “Abang ko banyak duit, emang Papah kasih uang berapa?” tanyaku kepo, padahal kami sama-sama masih belajar dan belum berpenghasilan, aku masih mending kerja di Kafe, lah Ran dia gak kerja sama sekali aktivitasnya sehari-hari hanya seputar kuliah dan ngantar jemput aku sekolah.

“Kamu mau tahu?” aku mengangguk mengiyakan sambil berusaha menyamakan langkahku dengan Ran.

“Itu uang jajanku selama tiga hari, kamu harus menggantinya.” dia tersenyum menyeringai.

1
Susi Akbarini
lanjutttt...
😀😀😀❤❤❤
Susi Akbarini
😀😀😀❤❤❤❤
taku5 kethuan gak pakai baju ..
Susi Akbarini
😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
lebih baik pergi daripada ada org ke 3 di y4 sepi..

😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
😀😀😀❤😉😉❤❤❤❤
Susi Akbarini
sita ngerasa gak enak...


maknya menjauh...

❤❤❤❤😀😀😀😀
Susi Akbarini
lqnjutttt...

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
maunya Ran ciuman secara gak langsyng..
rapi teenyata Dea masih malu2...
😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
lanjutttt...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
pinter kga bersandiwara..
awal bertemu di rumah Ran ..
dia kan musuhin Dea..
apa.karena gak yeeima papanya nikah lagi...
😀😀❤❤😘😍😍😙
Susi Akbarini
kok bisa dari SMA...apa pernah satu sekolah..
tapi Dea gak tau...
pantesan Ean betah jomblo..
laahhh...
wmang nungguin Dea...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
jafi oenasaran..
apa masalah flo dimas dan Ran..

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
coba dea jujur ama Ean klo dah putus dari davi..
pasti Ran jujur jga klao suka ma Dea..

😀😀😀❤❤❤😍😙😗
partini
dari SMA ?
ko bisa flashback Thor
Whidie Arista 🦋: Ada nanti, tapi masih beberapa bab lagi keknya, ada di pov nya Ran🤭
total 1 replies
partini
ohhh akit 💔
Susi Akbarini
lanjuttt..
❤❤❤❤
Susi Akbarini
akakah Ran tertarik ama Flo..
😀😀❤❤❤
Susi Akbarini
waahhh..
akankah dea cemburu kalo tau flora sekampus ama Ran?
❤❤❤❤
Susi Akbarini
bolehhhh .

bolrh banget malahhh..
halal kok..
😀😀😀❤❤❤❤
Arumsari
bagus
Whidie Arista 🦋: Terimakasih Kakak ❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!