"Tolong jangan sentuh saya, Pak." Ucap seorang gadis cantik berkacamata bulat dengan tubuh bergetar hebat. Gadis itu terisak pilu ketika mahkota yang selama ini dijaga, direnggut paksa oleh seorang dosen.
Azura Saskirana seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi di ruang perpustakaan di malam hari yang sepi ditengah hujan badai. Zura hari itu memang sengaja ingin menyelesaikan skripsinya yang tinggal sedikit lagi selesai. Disaat bersamaan hujan turun dengan lebat disertai angin, membuat dia enggan beranjak. Karena tempat kostnya terletak lumayan jauh dari kampus, jadi dia memutuskan untuk menunggu hujan reda baru akan pulang itupun dia masih harus berjalan kaki.
Garvin Reviano Agler, seorang dosen yang sudah lama menduda dan berhati dingin setelah pernikahan dengan wanita yang dicintainya gagal karena wanita itu lebih memilih pergi untuk mengejar karir. Malam itu Garvin dijebak oleh dosen wanita yang terobsesi dengannya dengan minuman yang sudah dicampur obat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berita Kehamilan Zura
Ketegangan nampak terasa disaat menunggu sang tersangka yang masih tidak sadarkan diri. Berita tentang kehamilan seorang gadis yang terkenal cupu dan tidak menarik itu membuat seantero kampus menjadi sangat heboh.
Garvin masih berdiri mematung memandangi tubuh Zura yang kini dikerumuni oleh para anggota keluarga. Yang jelas ada banyak jejak kemarahan.
"Akhirnya benihku tumbuh di rahim kamu Zura, dengan begini kamu akan tetap menjadi milikku." Gumam Garvin, dalam hati tersenyum bahagia.
"Euhhh..." Zura terbangun dari pingsannya dan menatap heran pada orang yang memandangnya dengan tatapan sengit.
"Ada apa, kenapa kalian memandangi aku seperti itu?" Tanya Zura mulai merasakan sesuatu yang berbahaya.
"Siapa ayah dari bayi yang kamu kandung Zura, ayah tidak menyangka jika kamu bisa sebegitu murahan. Atau benar kata Lestari jika kamu menjual diri di kota demi bisa memenuhi kebutuhan kamu?" Ucap ayah Ruslan marah.
"Itu tidak seperti yang ayah katakan, aku..." Zura tampak tergagap serta memandang penuh harap Garvin.
"Saya tidak jadi menikah dengan Zura, saya mencari perawan bukan barang bekas seperti dirinya. Saya akan pulang ke kampung sekarang, dan saya tunggu kalian mengembalikan semua seserahan." Ucap juragan Kadir.
"Juragan, tidak bisakah Anda tetap menikahi Zura. Jika tidak mau dengan bayinya, Anda bisa meminta untuk menggugurkannya." Panik ibu Yuliana.
"Hmmm... Boleh juga saran kamu. Tapi tetap, Zura bukan lagi wanita impianku. Dia tetap aku nikahi, tapi tidak akan pernah aku sentuh. Dia hanya akan aku jadikan pelayan di rumahku."
"Terserah, kami terima semua konsekuensinya. Karena memang kesalahan terletak pada putri kami yang tidak bisa menjaga kehormatannya." Tambah ayah Ruslan.
"Ayah, aku tidak mau menggugurkan bayi ini." Ucap Zura dengan derai air mata. Dia tidak percaya jika ayahnya bisa menjadi tidak punya hati seperti ibu tirinya. Dan Zura juga menatap kecewa Garvin yang hanya diam.
"Jika kamu tidak mau menuruti perintah kami, ayah anggap kamu menjadi anak pembangkang." Ucap ayah.
"Tapi menggugurkan bayi, termasuk pembunuhan ayah. Aku tidak mau membunuh anakku sendiri." Jawab Zura tergugu.
"Dengan hamil sebelum nikah, itu artinya kamu siap dengan segala resikonya. Termasuk membuat malu keluarga?" Ucap ibu Yuliana menatap sinis.
"Maafkan aku, tapi semua ini murni kecelakaan ayah. Bukan mauku, dan aku tidak menjual diri."
"Hentikan drama omong kosong kamu Zura, intinya aku tidak menerima anak dari pria lain hadir di pernikahanku. Jika kamu masih bersikukuh mempertahankan kandunganmu. Pernikahan batal, dan keluargamu wajib mengembalikan semua barang seserahan. Termasuk tanah yang aku berikan kemarin. Atau aku akan menuntut keluarga kamu dengan pasal penipuan." Ucap juragan Kadir.
"Zura, kamu jangan egois." Ucap ibu Yuliana tidak sadar jika dia yang paling egois diantara semua. Hanya karena harta, dia menjual anak tirinya pada pria tua. Sedangkan ayah Ruslan sekalipun tidak pernah membela anaknya. Tapi terus menuruti semua permintaan istrinya.
"Bukan aku yang egois, tapi ibu dan ayah." Jawab Zura.
"Pertanyaan terakhir, kamu mau menuruti kemauan kami orang tua kamu atau akan mempertahankan kehamilan yang tidak jelas siapa ayahnya itu." Ayah Ruslan memberi pilihan sulit.
"Ikut pulang jika kamu mau menikah dengan juragan Kadir, atau mulai sekarang kamu tidak perlu pulang lagi ke rumah jika tetap dengan pendirianmu." Ancam ayah.
"Maafkan aku ayah, aku tetap akan memperjuangkan hidupku sendiri. Aku tidak ingin menikah dengan juragan Kadir." Ucap Zura dengan tegas.
"Aku tahu sekarang. Kamu sengaja meminta orang menghamili kamu demi menolak perjodohan ini. Sungguh gadis yang licik." Ucap juragan Kadir.
Zura diam, dia melirik pada kaca jendela yang telah ramai.
Berita tentang kehamilannya, dan perseteruan dengan keluarganya sengaja direkam oleh orang yang tidak menyukai dirinya. Alhasil dalam hitungan menit, nama Zura menjadi trending topik paling hot di kampus saat ini.
"Mahasiswi yang terkenal demgan penampilan cupu ketahuan hamil saat sidang."
"Ternyata penampilannya hanya kamuflase, ku kira Zura cupu ternyata suhu."
"Pemain berkedok pemula, Zura hebat."
Banyak sekali foto dan video yang tersebar, dan semua menghakimi serta memojokkan Zura seorang diri.
Sedangkan Garvin, menatap sendu pada kekasihnya yang nampak kecewa dengannya. Garvin berfikir, jika dia maju dan mengakui bukan hanya reputasinya yang hancur tapi juga nasib Zura akan semakin tersudut karenanya.
"Jadi kamu rela meninggalkan keluarga, demi anak haram kamu itu?" Tanya ayah Ruslan tanpa perasaan.
"Dia bukan anak haram ayah, dan ya aku akan mempertahankan dia meskipun kehilangan semuanya. Karena tanpa kehadirannya pun, aku sudah kehilangan arti keluarga semenjak ayah menikah lagi. Ayah hanya mencintai istri ayah, tanpa mempedulikan aku."
"Sudah sejak lama aku merasa kehilangan ayah, tidak sadarkah ayah jika aku tidak penting untuk ayah. Bahkan jika harus memilih, pasti ayah akan mementingkan kebahagiaan istri ayah itu meskipun harus menghancurkan kebahagiaan aku sebagai anak."
"Aku juga sudah terbiasa hidup seorang diri, mencari nafkah sendiri. Bahkan selama ini, aku setiap bulan dipaksa mengirimkan gaji ku untuk istri ayah." Jujur Zura.
"Apa maksud kamu, ayah tidak pernah meminta sepeserpun uang darimu."
"Sudahlah mas jangan dengarkan omongan Zura yang mulai melantur dan mencari pembelaan diri." Ucap panik ibu Yuliana, mendengar Zura berbicara.
"Kenapa bu? Apa sekarang ibu takut aku membongkar kebusukan ibu?"
"ZURA! Berbicaralah yang sopan dengan istri ayah." Tegur ayah Ruslan.
"Setiap hari aku bekerja paruh waktu di restoran sebagai pelayan, demi bisa memenuhi kebutuhan hidupku tanpa merepotkan kalian. Tapi setiap akhir bulan, gaji aku diminta oleh ibu dengan alasan ayah sakit dan tidak bekerja lagi. Jadi aku harus bertanggung jawab."
"Bahkan, aku tidak tahu apakah ibu benar-benar menggunakan uang hasil keringatku untuk ayah atau sekedar berfoya-foya. Padahal ada kak Daffa, tapi ibu hanya merepotkan aku."
"Kamu jangan fitnah ibu, Zura."
"Disaat seperti ini pun, ayah masih membela ibu dan menuduh aku memfitnahnya. Sungguh aku tidak percaya jika itu adalah ayahku."
"Tapi semua sudah terjadi, aku tidak meminta uangku kembali. Tapi mulai detik ini, aku tidak akan menuruti kemauan kalian lagi. Termasuk permintaan ibu yang ingin aku menikah dengan juragan Kadir."
"Jika ibu ingin kaya, minta kak Daffa bekerja. Jangan hanya bisa menghabiskan uang dan bersenang-senang dengan selang kangan." Tambah Zura.
"Apa maksud kamu berbicara buruk tentang suamiku?" Tanya Lestari marah.
"Tanyakan saja pada suami kamu itu? Berapa lubang yang dia gagahi. Jangan merasa diri kamu satu-satunya wanita yang pernah disetubuhinya."
"Omong kosong." Daffa gelagapan, takut juga boroknya dibongkar Zura. Adik tirinya yang biasanya diam dan cupu berubah menjadi seorang singa.