Lanjutan Chelsea and The Ghosts
Bermula dari Seiichi Park yang dihantui oleh arwah gadis koma bernama Sasikirana, membuat dirinya terlibat kasus kejahatan yang sadis, terstruktur hingga tidak memperdulikan nyawa manusia.
Kasus Sasikirana membuat Seiichi bersama dengan Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya berhadapan dengan mafia hukum yang bukan hanya dari kejaksaan tapi juga kehakiman.
Puncaknya, saat ada korban, Klan Pratomo pun turun membantu para polisi-polisi yang masih lurus dan berdedikasi.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anggota Baru
"Kamu kenapa Oom Fariz bukan RM? Dari tadi kok manyun, tidak fokus? Kena potongan BPJS?" tanya Seiya ke Iptu Fariz yang sepertinya tidak memperhatikan nama-nama orang yang dimakamkan di Bivak.
"Mau main tikung dia," jawab AKP Steven.
"Eh? Nikung siapa?" Seiya menoleh ke iparnya.
"Ji-woo."
Seiya menoleh lagi ke Iptu Fariz. "Dikau naksir mbak Ji-woo?"
"Iya. Tadi marah-marah sama kita karena tidak tahu ada kakakmu yang cantik. Lha, pas kita dapat kabar, dik Fariz lagi pergi kan." AKP Steven kembali fokus dengan semua datanya.
"Oom, serius naksir mbak Ji-woo?"
"Apa tidak boleh?" balas Iptu Fariz.
"Boleh sih tapi mbak Ji-woo dan mas Nadhif itu sudah pacaran sejak mas Nadhif ambil spesialis di Seoul National University tiga tahun lalu. Berat jalanmu Oom. Serius! Soalnya mas Nadhif tuh memang cowok idamannya mbak Ji-woo."
"Memangnya kamu tidak mau punya ipar aku?" eyel Iptu Fariz.
"Bukan gitu, tapi kan namanya perasaan kagak bisa dipaksain. Mereka berdua serius lho. Capek nanti dirimu nunggu sesuatu yang tidak pasti. Misal nih mbak Ji-woo putus sama mas Nadhif, belum tentu juga mau sama dikau Oom," jawab Seiya.
"Nah, bener tuh Saint Seiya ...." AKP Steven menoleh ke Iptu Fariz. "Cari yang lain saja. Suster Lia, misalnya. Dia kan juga lajang."
Iptu Fariz menatap AKP Steven dan Seiya. "Aku mau ke warungnya Zaki! Aku butuh yang segar-segar!" ucapnya sambil berdiri dan meninggalkan dua ipar itu.
"Tadi memangnya mbak Ji-woo kemari?" tanya Seiya.
"Iya. Si Lenny pingsan digangguin arwah para suaminya dan Fariz panggil dokter Bhayangkara. Yang datang Ji-woo bersama suster Lia dan langsung heboh. Fariz kaget saat tahu Ji-woo sudah sama Nadhif, langsung bilang bakalan nikung tapi double kill saat Nadhif datang jemput. Dikira fisik Nadhif nggak keren," kekeh AKP Steven.
"Lha mbak Ji-woo kan nggak lihat fisik tapi otak dan hatinya mas Nadhif," ucap Seiya. "Di kami, fisik nomor sekian karena yang penting inner beauty and handsome."
AKP Steven mengangguk. Mengingat dulu dirinya bersaing dengan Yudho dan Angga yang secara fisik juga keren tapi tetap Shea memilihnya karena memang dia sangat green flag. Dua pria itu juga green flag tapi Shea lebih nyaman dengannya. Dan memang, jodoh mereka berbeda semua. Angga dengan Azurra, Yudho dengan Amura.
"Permisi. Bang Steven, pak Dean dan pak Rayyan kemana ya?"
AKP Steven dan Seiya menoleh ke arah pintu dimana Iptu Grace berdiri disana.
"Pak Rayyan tadi harus pergi dengan Pak Dean menghadap Kapolda. Ada apa dik Grace?" tanya AKP Steven.
"Aku mau memberikan surat pindah. Aku masuk tim divisi kasus dingin sekarang," jawab Iptu Grace.
Seiya dan AKP Steven melongo. "Apaaaa?"
***
Ruang Interogasi Divisi Kasus Dingin
AKBP Nana dan AKBP Atikah menatap wajah pucat Lenny Martina meskipun tidak seperti tadi saat ditemukan oleh Iptu Fariz. Kedua polwan yang sudah menjadi polisi seperempat abad lebih itu, sudah menghadapi banyak asam garam saat menginterogasi tersangka. Meskipun demikian, tetap saja ada sesuatu yang baru karena setiap tersangka, tidak pernah ada yang sama.
"Kamu sudah baikan?" tanya AKBP Nana sambil memberikan sebotol teh dingin dan dua bungkus roti. "Makan dan minum dulu. Tenang, tidak ada racunnya."
AKBP Atikah melirik ke arah rekannya yang cuek bebek saja ngomong seperti itu. Dasar Nana!
Lenny Martina lalu mengambil botol teh dingin itu dan membuka tutupnya yang masih tersegel lalu menenggaknya. Wanita itu meletakkan botol tehnya diatas meja dan membuka bungkus roti lalu memakannya.
"Enjoy your meal, biar ada tenaga buat semangat diwawancarai," ucap AKBP Nana lagi.
AKBP Victor menepuk jidatnya saat mendengar ucapan seniornya.
***
Rumah Duka Tan
AKP Arief datang ke warung dekat rumah duka itu dengan motornya dan bertemu Bripda Ghafar dan Bripda Samsudin alias Gaban dan Sharivan.
"Siang Ndan," sapa mereka berdua tanpa hormat karena dalam posisi mengawasi.
"Siang dik Gaban dan dik Sharivan," jawab AKP Arief geli membuat dua orang itu melongo.
"Ndan, aku wibu tapi kok ya dibilang Sharivan tho, nanti bisa nangis ibuku," protes Bripda Samsudin geli. "Siapa yang kasih nama?"
"Pak Rayyan," jawab AKP Arief sambil memesan kopi hitam.
"Lha kalau doski, daku tidak heran deh!" balas Bripda Ghafar. "Kan memang hobi ganti-ganti nama. Yang tidak kan cuma divisi kasus dingin tapi tempat lain, semua orang banyak yang dia ganti!"
"Bagaimana subyeknya?" tanya AKP Arief.
"Tampak gelisah Ndan. Sepertinya tadi kena mental sama pak Rayyan dan Bu Sandra. Tahu sendiri istrinya Ndan Victor itu galaknya nauzubillah ...." Bripda Ghafar tampak bergidik. "Tapi Ndan Victor cinta mati ya sampai nikahin dua kali."
"Ya begitulah ...."
Ketiganya melihat ke arah rumah duka yang kedatangan sebuah ambulans dan mobil - mobil pengiring jenazah yang diduga sebagai anggota keluarganya.
"Dik Gaban, coba cek kesana. Cari tahu apa Hendrik Tan ada disana atau tidak," perintah AKP Arief.
"Ndan Arief pun ikutan Ndan Rayyan?" protes Bripda Ghafar kesal.
"Ternyata enak juga manggil elu Gaban," jawab AKP Arief cuek.
"Ya Allah Ndan, elu pindah ke divisi klenik, malah makin edun!" gelak Bripda Samsudin.
***
Warung Zaki
Zaki menatap Iptu Fariz dengan tatapan bingung karena dari tadi es campurnya hanya diaduk-aduk tidak jelas. Bahkan es serutnya pun sudah mencari.
"Bang Fariz tidak apa-apa?" tanya Zaki sambil memberikan seporsi pangsit goreng, kesukaan Iptu Fariz.
"Hah? Oh ... tidak apa-apa," jawab Iptu Fariz tergagap.
"Apa kasusnya menyebalkan?"
Iptu Fariz tersenyum smirk. "Sangat menyebalkan dan terkadang merasa dunia tidak adil."
Zaki menepuk bahu Iptu Fariz. "Percayalah padaku, akan ada dunia yang indah setelah hujan badai. Aku sudah mengalaminya dan Alhamdulillah, bisa melewati fase itu. Bersabarlah."
Iptu Fariz mengangguk. "Makasih bang Zaki ...." Pria itu melihat mangkuk es campurnya. "Lho kok sudah cair?"
Zaki hanya menggelengkan kepalanya. "Kacau deh lu bang."
***
Ruang Kerja Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya
"Bukannya kamu di divisi wanita dan anak-anak? Kenapa minta pindah sini?" tanya AKP Steven bingung. Kenapa tiba-tiba disaat kita sedang menyelidiki kasus Sasikirana, jaksa Ammar dan Saida Thahir. Apakah ada udang dibalik lumpia?
"Aku tidak sanggup disana bang. Capek menghadapi orang-orang yang memiliki hubungan toxic tapi tidak mau pergi! Padahal aku sudah menawarkan untuk membantu mereka tapi wanita-wanita itu terlalu buta dengan cintanya! Makan tuh cinta!" omel Iptu Grace.
AKP Steven dan Seiya saling berpandangan.
Gimana ini?
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
antara jengah ngrus ksus mnyebalkn,mkanya mau pndah k dvisi ksus dngin....atw ada tjuan yg lain....
enthlah..
yg wras mlah skrng ktularan jg....msa nma orng d gnti sih,mna jauh bgt....
pa faris msihkah mau jd pekesor?????