Apa yang akan kalian lakukan saat tiba-tiba kalian masuk kedalam novel favorit kalian???
itu lah yang di alami Anya uang harus berjuang hidup di dalam novel sebagai ibu Tiri Jahat tapi ingin berubah jadi ibu tiri baik bak bidadari.
akan kah anya dapat merubah jalan hidup nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tanty rahayu bahari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12: Momen Rian: Kucing dan Luka
Hubungan Elara/Anya dengan Rian masih rapuh, tetapi telah berubah dari ketakutan menjadi keingintahuan. Rian sering mengintip studio Elara dan sesekali bertanya tentang sabun mawar atau teh herbal. Namun, ia selalu mundur saat Elara/Anya mencoba memulai percakapan yang lebih pribadi.
Anya tahu bahwa ikatan yang sesungguhnya harus dibangun di atas dasar rahasia dan perlindungan, sebuah pengalaman yang dibagi hanya oleh mereka berdua.
Penemuan di Sudut Gudang
Sore itu, saat Elara/Anya menuju gudang belakang mansion untuk mengambil beberapa sisa bahan herbal, ia mendengar suara lemah dari balik tumpukan kayu bakar.
Suara itu adalah isakan pelan, bercampur dengan suara mengeong yang menyedihkan.
Anya bergerak hati-hati. Ia menyingkirkan tumpukan kayu dan menemukan Rian sedang meringkuk di sudut, matanya memerah karena menangis. Di pelukannya, ada seekor anak kucing liar yang sangat kurus, dengan kaki yang jelas terluka parah.
“Rian, apa yang terjadi?” tanya Anya lembut.
Rian tersentak. Rasa takut langsung kembali ke matanya. Ia menyembunyikan kucing itu di balik tubuhnya, seolah Elara akan merebut atau menyakitinya.
“Jangan… jangan beritahu Ayah,” bisik Rian ketakutan. “Aku menemukannya. Kakinya sakit. Tapi kalau Ayah tahu, Ayah akan membuangnya. Dan Nyonya Duke… kau… kau benci hewan.”
Anya merasakan sakit hati yang menusuk. Tentu saja Elara yang asli membenci hewan, pikirnya. Hewan adalah hal yang harus dirawat, dan Elara hanya merawat dirinya sendiri.
Anya berlutut di tanah yang kotor, menyamai tinggi Rian.
“Aku tidak benci hewan, Rian. Dan aku tidak akan memberi tahu Ayahmu,” kata Anya. “Anak kucing ini kesakitan. Biarkan aku melihat kakinya.”
Rian menatapnya dengan curiga, tetapi rasa kasihan pada kucing itu lebih besar daripada rasa takutnya. Ia perlahan membuka tangannya, memperlihatkan anak kucing malang itu. Kakinya bengkak dan terlihat ada luka sobek.
“Aku ingin membawanya ke tabib,” isak Rian. “Tapi aku tidak punya uang.”
Operasi Rahasia
Anya menyadari ini adalah momennya. Sebuah ikatan rahasia yang melibatkan perlindungan dan kerahasiaan.
“Kita tidak akan membawanya ke tabib Duke. Itu terlalu berbahaya. Semua orang akan tahu,” bisik Anya, matanya berbinar dengan niat konspirasi yang menyenangkan. “Kita akan menjadi tim rahasia, Rian. Kau dan aku.”
Rian menatapnya, matanya membulat.
Anya mengeluarkan kunci gudang tempat ia menyimpan persediaan bisnisnya. “Kita akan membawanya ke gudang kecil ini. Di sini aman. Tidak ada yang akan melihatnya.”
Ia kemudian mengambil anak kucing itu dengan sangat hati-hati. “Aku tahu cara mengobati luka. Di studionya, aku punya ramuan dan kain kasa. Kau harus membantuku. Ini adalah rahasia kita. Aku tidak akan memberitahu siapa pun, dan kau juga tidak boleh.”
Wajah Rian yang tadinya pucat karena takut, kini bersinar karena kegembiraan dan pentingnya rahasia itu. "Rahasia kita?"
“Ya,” jawab Anya tegas. “Rahasia Mama dan Rian.”
Mereka berdua menyelinap ke gudang Elara yang tersembunyi. Anya segera mengambil persediaan medis sederhananya—yang ia gunakan untuk mengatasi luka kecil saat bekerja—serta kain kasa, alkohol herbal (bukan alkohol keras), dan minyak anti-inflamasi dari lini produknya.
Rian duduk diam sambil memeluk anak kucing itu, yang mengeong pelan.
Anya membersihkan luka anak kucing itu dengan hati-hati. Rian menahan napas, sesekali merengek karena kasihan.
“Kau harus kuat, Nak. Dia membutuhkan keberanianmu,” bisik Anya pada Rian.
Setelah membersihkan luka, Anya dengan mahir membalut kaki anak kucing itu dengan kain kasa. Ia juga memberikan beberapa tetes ramuan herbal penenang di air minum anak kucing itu.
“Nah,” kata Anya, tersenyum pada Rian. “Dia akan baik-baik saja. Tapi dia tidak boleh di sini sendirian. Kau harus datang setiap hari untuk memberinya makan dan meminum obat herbal ini. Kau bisa mengambil sisa daging dari dapur dan membawanya ke sini. Tapi ingat, jangan sampai ada yang tahu. Bahkan Kakak Siera.”
Rian mengangguk keras. “Aku akan menjaganya, Mama. Terima kasih.”
Rian kini tidak hanya melihat Elara sebagai seorang manusia, tetapi sebagai sekutu rahasia yang melindungi rahasia dan hal yang paling ia cintai. Ikatan ini jauh lebih kuat daripada kebaikan yang terbuka.
Kesalahpahaman yang Menguntungkan
Beberapa hari kemudian, Duke Alaric menyadari ada sesuatu yang aneh.
Rian, yang biasanya pemalu dan tertutup, kini menghilang dari pengawasan pelayan setiap sore. Dia selalu kembali dengan bau yang samar-samar, seperti aroma rempah-rempah yang aneh.
Duke Alaric memanggil Elara ke ruang makan untuk minum teh.
"Rian bersikap aneh," kata Duke Alaric, matanya menyipit. "Dia diam-diam keluar rumah setiap sore. Apa kau tahu apa yang dia lakukan, Elara?"
Anya menyadari ini adalah ujian. Ia bisa saja berbohong, tetapi ia harus menjaga janji rahasianya pada Rian.
Anya memutuskan untuk menipu Duke Alaric dengan kebenaran yang tidak penting.
"Aku tahu dia ke mana," jawab Anya dengan suara rendah, sambil menyesap teh. "Dia pergi ke tempat persembunyiannya. Ia sedang merawat sesuatu di sana."
"Apa yang dia rawat?" tuntut Duke Alaric.
Anya membalas tatapannya. "Itu rahasia, Alaric. Dia memintaku untuk merahasiakannya. Dia sangat takut kau akan memarahinya."
Duke Alaric mendengus. "Aku tidak akan memarahinya. Aku hanya ingin tahu."
"Terkadang, Alaric," kata Anya, suaranya mengandung kesedihan yang tulus. "Seorang anak perlu memiliki rahasia dan ruang sendiri. Dia hanya merawat sesuatu yang dia cintai, dan dia butuh perlindungan. Aku hanya bisa bilang, dia tidak dalam bahaya, dan dia tidak merusak apa pun."
Anya sengaja menggunakan kata-kata yang menyentuh hati Duke sebagai seorang ayah.
Duke Alaric terdiam. Ia ingat trauma Rian di bawah Elara yang asli, dan bagaimana Elara selalu memaksakan keinginannya.
"Baik," kata Duke Alaric akhirnya, setelah jeda yang panjang. "Aku tidak akan bertanya lagi. Aku akan memercayaimu, Elara. Jangan kecewakan kepercayaanku padamu, dan terutama, jangan kecewakan kepercayaan Rian."
Anya merasa lega. Ia telah berhasil menjaga rahasia Rian, dan yang lebih penting, Duke Alaric membiarkan Rian memiliki rahasia dengan Elara. Dengan ini, Anya telah menembus dinding pertahanan Rian dan mendapatkan semacam persetujuan pasif dari Duke Alaric untuk menjadi sekutu rahasia anaknya.
Dinding itu tidak runtuh, tetapi kini ada lubang kecil, tempat seekor anak kucing yang diselamatkan menjadi simbol rahasia bersama.
...****************...
Bersambung...
Terima kasih telah membaca📖
Jangan lupa bantu like komen dan share❣️