DICERAIKAN KARNA MANDUL, DIHAMILI OLEH MAFIA KEJAM

"Nona??" sapa dokter pria melambaikan tangan nya didepan wajah Dara.

Dara tersentak menatap mata Dokter itu, "Ahh?? Maaf Dok..! Saya hanya syok setelah mendengar ucapan Dokter, kenapa anak saya tidak normal dok? Saya rasa ketika ngidam mereka enggak ada yang aneh." tanya Dara penasaran.

Dokter Pria itu bernama Daniel yg memiliki bola mata Hazel itu terkekeh, padahal dia bukan tipe dokter yang mampu tertawa hanya tersenyum saja namun palsu, kini perhatian suster teralihkan dari si kembar ke Daniel yang begitu tampan saat tertawa.

Dara mengerjabkan mata nya 2 kali, "Apa ada yang lucu dengan pertanyaan saya dok?" tanya Dara malah memasang raut wajah sungguh serius seakan-akan nyawa nya adalah taruhan nya.

Daniel menetralkan ekspresi nya dalam sekejap membuat takjub siapapun yang berada di dalam ruangan itu, kecuali Dara dan si Kembar.

"Nona Dara, saya tidak bilang kalau anak anda tidak normal tapi mereka sangat spesial." jelas Daniel dengan ramah.

Dara mengerutkan kening nya, "Itu sama aja enggak normal dok." keluh Dara.

"Hah!" Daniel malah bingung karna dia seorang Dokter tentu saja kejeniusan anak Dara adalah hal yang langka, terapi kenapa Dara malah takut.

"Kenapa ya dok?" tanya Dara yang belum mengerti.

Dokter Daniel berdehem pelan lalu berkata, "Begini Nona? Saya harap anda bisa mengerti dengan penjelasan tentang biologis yang akan saya katakan. Kemungkinan besar kedua anak nona mengikuti gen biologis orangtua nya.". Ucap dokter itu.

"Saya memang cerdas Dok tapi Saya masih di dalam kategori normal, memang nya siapa yang mereka ikuti?" kesal Dara malah protes pada Daniel.

Daniel malah kebingungan bagaimana pertanyaan Dara malah menyimpang dari pekerjaan nya, Dara bukan butuh dokter anak melainkan mungkin butuh dokter Psikolog.

"Ya bisa saja mereka mewarisi gen ayah kandung mereka." jawab Daniel putus asa.

Dara terpaku, "Ayah kandung mereka?" gumam Dara dengan nada lirih.

Daniel melihat ekspresi Dara yang seketika berubah 180° pun entah mengapa merasa terusik, "Nona? Ada apa?" tanya Daniel dengan hati-hati.

"Terima kasih dok..! Saya akan pergi." kata Dara berdiri dari duduk nya menundukkan sedikit kepala nya lalu mengulurkan kedua tangan nya disambut oleh si kembar.

Dokter Daniel hanya melihat kepergian Dara yang seperti nya tersinggung dengan kata-kata terakhir Daniel, "Apa nona itu ada masalah besar dengan ayah kandung mereka? Kenapa dia berubah murung?" gumam Daniel terheran.

Dara menggandeng tangan Caitlin di sebelah kanan dan tangan kiri nya menggandeng tangan Carlos, Dara melamun tak menyadari semua orang yang ada di rumah sakit memekik dalam hati melihat ketiga nya, ada yang mimisan dan ada juga lemas setelah dilewati oleh mereka terutama melihat kecantikan Dara.

Disetiap perjalanan Carlos menatap tajam para lelaki yang menatap kagum Mommy nya, sebagian ada yang menciut, namun sebagian malah ileran karna terlalu fokus mengagumi wajah serta tubuh Dara, namun mereka tak menyadari mata tajam milik Carlos seakan menusuk-nusuk punggung mereka.

"Mommy?" Carlos menggoyang-goyangkan tangan Dara, Dara yang melamun segera tersadar. Dia langsung menunduk melihat ke arah putra nya.

"Ada apa sayang?" tanya Dara.

"Jangan melamun..!" pinta Carlos serius menarik tangan Dara, Dara berkongsi di hadapan Carlos tetapi tidak melepaskan pegangan nya pada Caitlin.

"Kenapa memang nya sayang? Apa mommy menabrak seseorang?" tanya Dara tersenyum lembut, senyuman Dara berhasil membuat siapapun semakin meleleh melihat kecantikan Dara.

Carlos mengangkat tangan kecil nya lalu memegang pipi Dara yang kian tersenyum manis dengan mengecup tangan kecil menggemaskan itu.

"Jangan menatap mommy ku..!" tegas Carlos menatap tajam semua pria yang hendak melangkahkan kaki mendekati mereka berhenti di tempat.

Dara terkejut langsung mengalihkan pandangan nya, semua orang langsung sadar alasan anak nya meminta Dara untuk tidak melamun, Dara buru-buru mencari masker nya dari dalam tas nya.

Dara mengutuk diri nya yang tidak sadar kalau negara Indonesia ini sangat memuja kecantikan berbeda dengan di negara tempat tinggal nya sebelum ini yang hanya menatap kagum saja dari jauh tanpa melakukan tindakan berlebihan.

Carlos memperhatikan tindakan Dara seolah mendukung sang mommy untuk menutupi wajah nya, Dara menoleh ke arah putri kecil nya, ternyata putri nakal nya itu telah menghilang.

"Ehh? Caitlin mana? Caitlin kamu dimana sayang?" Dara berubah panik tak menemukan putri kecil nya.

"Tenang Mom..! Kita cali ket dicana..!" tunjuk Carlos, Dara berdiri dan menggendong Carlos.

Biasa nya Carlos akan memberontak dan tak ingin digendong tapi melihat Dara berlari membuat bibir mungil nya tersenyum tipis karna mereka menjauhi para lelaki yang menatap kagum Mommy nya.

Sungguh bocah yang posesif, beruntung Carlos tak punya Ayah. Entah seperti apa yang akan terjadi pada keluarga mereka jika Carlos dan Ayah kandung nya bertengkar memperebutkan Dara.

"Apa kamu lihat? Mereka benar-benar memiliki kecantikan Dewa-dewi." bisik salah satu Pasien.

Semua yang sempat melihat wajah Dara dan si kembar tadi malah bergosip seakan bertemu Artis top yang kepergok menjalin hubungan saja dengan pria Konglomerat ternama, padahal Dara bukan Artis, sungguh kecantikan adalah puncak kesuksesan di dunia nyata.

Dara terus mencari keberadaan Caitlin. "Ya Tuhan... Dimana Cait ku?" lirih Dara begitu khawatir.

"tulun kan kalos Mom..!" pinta Carlos dan Dara menurunkan Carlos serta menunduk memegang bahu kecil Carlos.

"Sayang? Kamu mau bantu mommy kan?" tanya Dara yang sangat tahu putra nya bisa diandalkan.

Carlos mengangguk lalu tersenyum dan hal itu menyejukkan hati Dara walau masih cemas, "Carlos akan cali sebelah cana..! Mommy cali sebelah situ, kita akan beltemu dicini dalam waktu 20 menit. Bagaimana mom?" ucap Carlos.

Dara melihat jam tangan nya begitu juga dengan Carlos dia juga melihat jam tangan kecil nya, " Setuju..!" sahut Dara. Dara dan Carlos pun berpencar mencari Caitlin.

Di lorong yang sunyi, seorang anak kecil yang begitu menggemaskan tengah melangkahkan kaki melihat sekitar dengan mulut sedikit ternganga.

"Dimana jalan kelual nya ya? ket mau beli makanan yang didepan tadi." gumam gadis kecil itu yang tak lain adalah Caitlin yang ingin membeli cilok.

Caitlin melihat seorang pria gagah membelakingi nya. Pria tersebut tengah sibuk menghubungi seseorang, Caitlin tanpa ada rasa takut sedikitpun menghampiri sosok itu, dengan kaki kecil nya yang melompat-lompat senang seperti menemukan harta karun.

Caitlin menarik-narik Jas Pria didepan nya, awal nya sosok itu mengabaikan dan ketika Ia mulai kehilangan kesabaran langsung menoleh, akan tapi tidak ada siapapun yang dia lihat. Sehingga pria tersebut kembali berbicara dengan seseorang lewat ponsel nya.

"Om?? Ket dibawah...!" ucap Caitlin dengan suara lucu nya membuat pria tadi kembali menoleh kebelakang, namun kali ini bola mata nya menetap ke bawah sehingga bisa melihat Caitlin.

"Kamu yang menarik-narik Jas-ku makhluk kecil?" tanya Pria itu dengan suara berat nya yang cukup terkejut melihat ekspresi imut Caitlin.

“Boleh Ket numpang beltanya om maluk becal?” tanya Caitlin yg tak marah disebut makhluk kecil karna Ia memang masih kecil.

Pria itu menyunggingkan senyum tipis nya sangat tipis dan nyaris tak terlihat oleh siapapun, "Apa yang ingin kau tanyakan cacing kecil?" tanya pria tersebut.

"Dimana jalan kelual dali tempat ini? Aku kesasal om." tanya Caitlin mengedarkan pandangan nya.

Pria itu adalah Nicoles yang melihat sekitar, "Kau tak takut pada ku?"

Caitlin menggeleng, "Kenapa halus tatut?" tanya Caitlin dengan polos.

Nicoles cukup terpana sesaat karna ada seorang anak kecil yang tidak takut pada nya, namun tak urung dia memberi tahu arah jalan yang Caitlin inginkan, Caitlin tersenyum ceria lalu kembali menarik jas Pria itu.

"Apa lagi makhluk cacing kecil?” tanya Nicoles.

"Telima kacih om maluk cacing becal." ucap Caitlin menyebalkan lalu berlari dengan kaki kecil nya meninggalkan Nicoles yang terbelalak.

"Siapa Nico??? Siapa anak itu?? Bawa dia padaku..! dia akan menjadi cucukuu...!"Pekik Seorang Wanita yang tak lain adalah Ibu kandung Nicoles, dia merasa jatuh cinta dengan sikap berani bocah kecil yang melawan anak kandungnya dikenal sungguh galak.

"Ckkk!! Sudahlah ma..! Aku nggak suka menculik anak kecil lagian dia punya Orangtua." ucap Nicoles pada ibu nya.

Aneh nya Nicoles tak marah pada anak itu padahal bisa saja Nicoles menghiraukan Caitlin dan juga menghabisi Caitlin yang sudah mengganggu nya, namun sekarang entah apa yang salah dengan nya.

\*

Bersambung................................