NovelToon NovelToon
Rembulan Yang Dilupakan

Rembulan Yang Dilupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Persahabatan / Fantasi / Fantasi Wanita / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Puvi

Dibesarkan oleh keluarga petani sederhana, Su Yue hidup tenang tanpa mengetahui bahwa darah bangsawan kultivator mengalir di tubuhnya. Setelah mengetahui kebenaran tentang kehancuran klannya, jiwanya runtuh oleh kesedihan yang tak tertahankan. Namun kematian bukanlah akhir. Ketika desa yang menjadi rumah keduanya dimusnahkan oleh musuh lama, kekuatan tersegel dalam Batu Hati Es Qingyun terbangkitkan. Dari seorang gadis pendiam, Su Yue berubah menjadi manifestasi kesedihan yang membeku, menghancurkan para pembantai tanpa amarah berlebihan, hanya kehampaan yang dingin. Setelah semuanya berakhir, ia melangkah pergi, mencari makna hidup di dunia yang telah dua kali merenggut segalanya darinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Latihan di Bawah Bunga Plum yang Belum Mekar

Hari-hari berikutnya di Sekte Qingyun mengalir dengan ritme yang baru: ritme disiplin yang disengaja. Pagi masih dimulai dengan meditasi kelompok di Aula Utama, tetapi kini Su Yue, Xuqin, dan Lanxi mendekatinya dengan fokus yang berbeda. Mereka bukan lagi sekadar mencoba merasakan Qi; mereka dengan sengaja mengarahkan siklus energi mereka sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dari teknik baru yang mereka pelajari.

Su Yue, dengan gulungan "Embun Beku di Ujung Jari" terbuka di pangkuannya, berusaha bukan hanya menarik energi es, tetapi memampatkannya. Alih-alih membiarkan Qi-nya menyebar seperti kabut dingin, dia mencoba memusatkannya, memadatkannya menjadi sebuah titik dingin yang tajam dan terkonsentrasi di ujung jari telunjuknya. Prosesnya sulit dan membutuhkan konsentrasi ekstrem. Seringkali, konsentrasinya pecah, dan energi itu menyebar kembali. Tapi setiap kali dia berhasil, meski hanya sesaat, dia merasakan potensi yang mengerikan dari sebuah titik es yang bisa menembus hampir semua hal.

Di sebelahnya, Xuqin bernapas dengan pola tertentu, mengikuti "Sirkulasi Qi Alami Kayu". Aliran Qi hijaunya tidak lagi sekadar mengalir; dia membayangkannya seperti akar yang menyebar halus ke seluruh tubuhnya, memperkuat setiap sel, membawa perasaan ketahanan dan regenerasi yang lambat namun pasti. Luka-luka kecil dari perjalanan sepertinya sembuh lebih cepat. Fokusnya adalah pada ketahanan dan dukungan.

Lanxi, dengan wajah berkonsentrasi penuh, mempraktikkan "Seni Bumi yang Kokoh". Dia merasakan Qi cokelat kemerahannya mengeras seperti batu di sekitar tulang dan ototnya. Saat dia meninju udara dalam latihan fisik setelah meditasi, pukulannya memiliki bobot yang berbeda, lebih padat, lebih beresonansi. Dia juga berlatih menciptakan lapisan pelindung Qi sederhana di lengan bawahnya, meski masih sangat tipis dan cepat habis.

Setelah meditasi pagi dan pelajaran teori, mereka menyisihkan waktu khusus di Paviliun Bunga Plum Musim Dingin mereka untuk berlatih bersama. Taman kecil itu menjadi tempat uji coba mereka.

"Su Yue, coba serangan titik itu pada batu uji ini," kata Xuqin, menunjuk ke sebuah batu besar yang mereka pinjam dari area latihan umum.

Su Yue mengangguk. Dia mendekati batu itu, mengangkat tangan kanannya, jari telunjuk teracung. Dia menarik napas, memusatkan perhatian. Qi es mengalir, bukan ke seluruh tangannya, tetapi hanya ke ujung jari itu. Sebuah kristal es kecil, seukuran kuku, terbentuk di sana, memancarkan hawa dingin yang tajam. Lalu, dengan gerakan cepat, dia menusukkannya ke permukaan batu.

Krek!

Bukan ledakan, tapi suara retakan yang jernih. Di titik yang dia tunjuk, sebuah lubang kecil sedalam satu ruas jari muncul, dikelilingi oleh retakan-retakan rambut yang membeku. Efeknya jauh lebih dalam dan terkonsentrasi daripada semburan es biasa.

"Hebat!" seru Lanxi. "Itu bisa untuk melumpuhkan titik akupuntur atau merusak armor tipis!"

"Tapi butuh waktu untuk mempersiapkannya," analisis Xuqin. "Dalam pertarungan cepat, mungkin sulit."

Su Yue mengangguk, memeriksa jarinya yang sedikit memutih karena dingin. "Perlu latihan lebih cepat. Dan mungkin bisa digunakan tidak hanya dengan jari."

Sesi berikutnya, mereka berlatih kerja sama. Xuqin berperan sebagai pendukung, menggunakan Qi kayunya untuk mencoba memperkuat ketahanan Lanxi atau memberi sinyal peringatan tentang kelemahan posisi musuh imajiner. Lanxi sebagai penyerang utama, dengan pertahanan yang diperkuat. Dan Su Yue sebagai penyerang jarak dekat sekaligus eksekutor, mencari celah untuk serangan mematikan yang tepat.

Suatu sore, saat mereka sedang beristirahat usai latihan, seorang murid perempuan yang tidak mereka kenal mendatangi pagar paviliun mereka. Dia terlihat seusia mereka, dengan wajah bulat yang ramah dan mata yang cerdas.

"Permisi," sapanya dengan suara sopan. "Apa kalian Su Yue, Xuqin, dan Lanxi?"

Mereka saling pandang, waspada. "Iya. Ada yang bisa kami bantu?" jawab Xuqin.

"Aku Mei Ling, murid luar juga. Aku dengar dari perbincangan di Balai Misi kalian bertiga berhasil menyelesaikan misi pengawalan ke Kota Mata Angin dengan catatan baik." Dia tersenyum, mencoba mencairkan ketegangan.

"Aku dan dua temanku sedang mencari anggota tambahan untuk sebuah misi tingkat menengah. Memburu seekor 'Kelinci Bulan Beracun' di Hutan Bambu. Binatang spiritual tingkat rendah, tapi cepat dan licik, butuh tim untuk mengepung. Upahnya dua ratus Api, dibagi rata. Apakah kalian tertarik?"

Ini adalah kesempatan seperti yang disarankan Senior Song: misi tim lebih besar. Tapi mereka belum mengenal orang ini.

"Mengapa memilih kami?" tanya Su Yue langsung, tanpa basa-basi.

Mei Ling tidak tersinggung. "Karena reputasi kalian. Dan... aku melihat kalian berlatih. Kalian serius. Dan kerja sama kalian terlihat solid. Lebih baik bekerja sama dengan orang serius daripada dengan yang hanya mengandalkan omongan besar seperti beberapa kelompok lain." Nada suaranya mengandung sedikit ejekan, mungkin mengarah pada kelompok seperti Gao Feng.

"Kami butuh waktu untuk mempertimbangkan," kata Xuqin. "Bisakah kami memberi tahu besok?"

"Tentu," kata Mei Ling. "Kami akan di Balai Misi besok pagi. Jika tertarik, temui kami di sana." Dia membungkuk lalu pergi.

Setelah dia pergi, Lanxi berkomentar, "Dia terlihat baik. Dan misi berburu binatang spiritual... mungkin tidak terlalu berbahaya daripada berurusan dengan bandit atau tetua mabuk."

"Tapi 'beracun'," ingat Su Yue. "Itu artinya kita butuh persiapan ekstra. Mungkin butuh pil penawar atau pengetahuan tentang tanaman penawar."

Xuqin mengangguk. "Itu poin bagus. Tapi dua ratus Api untuk dibagi... jika kita berenam, itu sekitar tiga puluh tiga Api per orang. Cukup lumayan untuk misi berburu satu binatang. Kita harus memastikan pembagiannya adil dan bahannya jelas."

Mereka memutuskan untuk mencari informasi tentang Kelinci Bulan Beracun di perpustakaan kecil untuk referensi murid. Ditemani oleh cahaya lentera minyak, mereka menemukan catatan singkat: makhluk seukuran kelinci besar, bulu keperakan, bergerak sangat cepat di malam hari. Gigitannya menyuntikkan neurotoksin ringan yang bisa melumpuhkan otot selama beberapa jam, tetapi jarang mematikan kecuali dalam dosis besar. Kelemahannya: sensitif terhadap cahaya terang dan suara frekuensi tinggi.

"Jadi kita butuh jaring, atau cara untuk membatasi geraknya, dan sumber cahaya kuat," simpul Xuqin.

"Atau, aku bisa mencoba membekukan tanah di sekitarnya untuk memperlambatnya," tambah Su Yue.

"Dan aku bisa membuat getaran di tanah untuk merasakan pergerakannya," usul Lanxi.

Mereka mulai merasa tertantang. Ini adalah masalah yang bisa dipecahkan dengan kemampuan mereka yang beragam.

Keesokan paginya, setelah meditasi, mereka pergi ke Balai Misi. Di sana, Mei Ling dan dua temannya sudah menunggu. Kedua temannya adalah laki-laki, yang satu tinggi kurus dengan mata sipit bernama Tao, dan yang satu lagi bertubuh sedang dengan ekspresi datar bernama Wei. Mereka terlihat kalem dan profesional.

"Jadi, bagaimana keputusannya?" tanya Mei Ling.

"Kami tertarik," jawab Xuqin. "Tapi kami punya beberapa pertanyaan. Siapa yang akan memimpin? Bagaimana pembagian tugas? Dan bagaimana dengan penanganan racun jika ada yang tergigit?"

Tao, yang tinggi kurus itu, menjawab. "Aku yang akan memimpin perencanaan. Aku punya pengalaman berburu binatang kecil. Untuk tugas, kita bagi berdasarkan kemampuan. Yang memiliki kemampuan penginderaan atau pembatasan gerak akan bertugas mengepung. Yang memiliki serangan jarak jauh atau cepat akan bertugas menyerang. Untuk racun, kami sudah menyiapkan tiga dosis penawar umum. Tapi lebih baik tidak sampai tergigit."

Pembicaraan berlanjut. Mereka berdiskusi tentang rute, waktu (Kelinci Bulan aktif di malam hari), dan rencana darurat. Su Yue memperhatikan dinamika kelompok baru ini. Mereka tampak kompeten dan tidak arogan. Tidak ada perasaan tidak enak seperti dengan Gao Feng.

Akhirnya, mereka setuju. Misi dijadwalkan untuk dua hari lagi, memberi mereka waktu untuk persiapan akhir. Mereka sepakat pembagian Api akan rata setelah misi selesai, dan semua bahan yang digunakan (seperti pil penawar) akan dipotong dari hasil bersama terlebih dahulu.

Saat mereka meninggalkan Balai Misi, perasaan aneh menyergap Su Yue. Ini adalah pertama kalinya mereka bekerja sama dengan orang asing dengan tujuan bersama sejak pertemuan dengan Lanxi dan Xuqin. Itu terasa... dewasa. Seperti langkah alami dalam perjalanan mereka.

"Sekarang kita punya tujuan," kata Lanxi, bersemangat. "Aku akan latihan 'Seni Bumi' ku lebih giat lagi. Aku ingin bisa merasakan getaran kelinci itu dari jarak jauh!"

Xuqin tersenyum. "Dan aku akan mencari informasi lebih lanjut tentang tanaman di Hutan Bambu, siapa tahu ada yang bisa dimanfaatkan."

Su Yue memandangi tokennya. Mereka masih memiliki sisa Api dan pil. Dia memutuskan untuk menggunakan satu Pil Pencerahan Qi malam ini, berharap bisa sedikit memperkuat fondasinya lagi sebelum misi.

Malam itu, di pondoknya yang sunyi, Su Yue menelan pil kecil itu. Rasa dingin yang familiar namun lebih intens menyebar di tubuhnya. Dia memandu energinya, memusatkannya pada pemurnian dan perluasan meridian, serta memadatkan kumpulan Qi di dantiannya. Prosesnya lambat, berlarut-larut. Dia tidak mengharapkan terobosan, hanya konsolidasi.

Saat fajar menyingsing, dia membuka mata. Tidak ada peningkatan tingkat yang dramatis, tapi aliran Qi-nya terasa lebih halus, lebih patuh. Kontrolnya atas teknik titik es terasa sedikit lebih mudah. Itu cukup.

1
Melvina Sary
Menangkan suyue
Melvina Sary
Gao Feng jahat
Melvina Sary
Hehee takut dia itu
Melvina Sary
Bagus kerjasamanya 🙏
Mistik 55
Good senior song
Mistik 55
Mantap thor lanjut
Melvina Sary
Lohh udah bab terakhir nya. Perasaan cepat banget. Satu kopi thor ☕
Puvi: Makasih kk🙏
total 1 replies
Melvina Sary
Mari berangkat misi kedua 🏇
Melvina Sary
Gooooo misi kedua 💪
Melvina Sary
Mantap untuk permulaan 👍
Melvina Sary
Tetua aneh
Melvina Sary
Loh. Jumpa tuh orang
Melvina Sary
Mantap thor
HUOKIO
Bagus. Cepat up nya thor
Puvi: Makasih kak
total 1 replies
Melvina Sary
Seru banget ada komedi nya
Puvi: Makasih kakak🙏
total 1 replies
Melvina Sary
UP lagi thor 👍
Melvina Sary
Mantap untung banyak
Mistik 55
Bagus banget 🙏
Puvi: Makasih kak🙏
total 1 replies
Melvina Sary
Pedagang Chen sangat baik☺️
Puvi: iya tuh
total 1 replies
Melvina Sary
Semakin seru thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!