Gadis Incaran Vampir

"Kamu terluka?" tanya Darryl pada Angel.

Sebenarnya sejak tadi, Darryl merasa sangat penasaran dengan sedikit luka di bibir bawah Angel. Tapi, dia tidak berani untuk bertanya.

Angel menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin juga dia katakan dimana luka yang sebenarnya berada.

"Tidak kak, terimakasih banyak. Maaf gara-gara aku, kalian jadi tidak bisa bersenang-senang di tempat itu!"

"Angel, kami sangat bersenang-senang!" kata Olivia membantah apa yang dikatakan Angel.

Olivia cukup bersenang-senang tadi, meski ia hanya di lukis bersama dengan Aline.

"Benar, tadi sangat menyenangkan. Angel, nanti saat sampai rumah, apa aku boleh menghubungimu..."

Aline sudah tidak tahan lagi. Aline merasa sangat kesal. Sejak tadi yang diperhatikan oleh Darryl, yang terus di ajak bicara hanya Angel saja.

"Aku sangat lelah, aku masuk duluan ya!" kata Aline yang sudah tidak mau lagi mendengar betapa romantisnya Angel dan Darryl.

Angel dengan cepat menoleh,

"Aline..." lirihnya pelan.

Olivia merasa ada yang aneh dengan Aline.

"Dia kenapa ya? sejak tadi terlihat bete?" tanya Olivia.

Angel sendiri tidak yakin, tapi sepertinya memang dia suka pada Darryl.

"Kak, Olivia. Sudah malam, terimakasih banyak sudah mengantar kami!" kata Angel.

Darryl mengerti maksud Angel. Dan memang, sekarang sudah sangat malam. Seharusnya memang dia pulang, supaya Angel bisa istirahat.

"Kalau begitu kami pulang dulu, istirahatlah dengan baik. Jika butuh apapun, bantuan apapun, hubungi aku. Sampai jumpa Angel!" Darryl terus berusaha menunjukkan perhatiannya pada Angel.

"Baik, hati-hati di jalan kak, Olivia!" kata Angel sambil melambaikan tangan.

Ketika mobil Darryl sudah menjauh, barulah Angel masuk ke dalam rumah. Ternyata Aline masih berdiri di dekat sofa ruang tamu.

"Kamu dan kak Darryl pacaran?" tanya Aline dengan nada ketus pada Angel.

Angel yang mendengar pertanyaan itu merasa kalau dugaannya sejak tadi benar. Aline terlihat kesal, karena apa yang dikatakan oleh Darryl padanya.

"Itu..."

"Kalian sudah kembali?" tanya bibi Martha yang keluar dari kamarnya mendengar suara Angel dan Aline.

"Menyebalkan!" kata Aline yang terlihat kesal lalu masuk ke dalam kamarnya.

Bibi Martha yang melihat anaknya seperti itu, lantas mendekati Angel.

"Dia kenapa?" tanya bibi Martha.

"Bibi, Aline salah paham. Dia pikir aku dan kak Darryl pacaran..."

Namun belum selesai Angel bicara. Martha sudah menepuk kedua telapak tangannya.

Prokk

"Itu bagus sekali, bagus sekali kalau begitu. Angel, bibi Debora memang ingin menjodohkan kalian. Kamu tahu tidak, Darryl itu suka sama kamu. Ini sangat bagus, bibi sangat senang mendengarnya kalau kalian pacaran. Bibi akan telepon Debora sekarang, dia pasti sangat senang!" kata Martha yang terlihat sangat excited.

"Tapi bibi..."

"Istirahatlah sayang, kalian pasangan yang serasi. Bibi sangat tenang, kalau kamu memang pacaran dengan Darryl. Di kota ini tidak akan ada pemuda yang lebih baik dari Darryl!"

Ceklek

Bibi Martha mengatakan semua itu sambil menutup pintu kamarnya. Bibi Martha bahkan terlihat sangat antusias. Padahal Angel belum selesai dengan apa yang ingin dia sampaikan.

Angel hanya bisa menghela nafas berat. Tapi, dalam keadaan sedang kesal seperti itu, pasti menjelaskan kepada Aline juga akan percuma. Angel akan bicara dengan Aline besok saja.

Angel masuk ke dalam kamar, mengunci pintunya. Dan memeriksa dadanya sebelah kiri.

Matanya terpaku pada apa yang dia lihat itu, tepat di atas sesuatu yang sangat sensitif, hanya berjarak sekitar lima centimeter saja dari sana. Sebuah gigitan terlihat sangat jelas. Angel melihat bekas gigitan yang ada di tangannya, mendekatkan keduanya.

Dan seluruh tubuh Angel rasanya lemas. Ketika kedua gigitan itu sama persis.

"Ternyata memang pria itu!" gumamnya merasa sangat cemas. Dia sungguh merasa sangat cemas.

Angel tak habis pikir. Ada apa dengan pria itu? kenapa dia terus mengganggunya. Apa yang sebenarnya di inginkan pti itu.

Angel kemudian teringat apa yang pria itu katakan sebelum dia pingsan. Pria itu mengatakan Angel adalah miliknya.

'Tandai? bukankah pria itu mengatakan waktunya menandai? apa ini....'

Angel memundurkan langkahnya, dia sama sekali tidak paham semua ini. Dia mencoba memikirkannya tapi rasanya tidak bisa menemukan jalan keluar yang tepat.

Angel pergi ke kamar mandi, berusaha menghilangkan tanda itu. Tapi tidak bisa. Angel benar-benar menyerah, kulitnya yang merah dan sakit malah, karena terus di coba di gosok dengan lumayan kuat.

Merasa apa yang dia lakukan sia-sia. Angel memutuskan untuk pergi tidur saja. Dan seperti biasanya, malamnya tidak pernah bisa tenang. Jika tidak mimpi tentang sesuatu yang terlihat seperti jaman kerajaan dulu. Dia akan bermimpi tentang pria itu lagi.

Dan malam ini, dia bermimpi berada di sebuah kerajaan, atau bangunan yang mirip dengan sebuah kerajaan.

Tapi anehnya, dia melihat pria itu di sana. Pria yang selama ini datang ke mimpinya, pria yang ternyata memang ada. Dan dia adalah salah satu tuan muda keluarga Valleroy.

Pria itu tengah di paksa berlutut di depannya. Dan tatapannya, tatapannya sangat mengerikan. Seperti menembus jantung Angel.

Tok tok tok

"Angel, bangun. Ibu menyuruhmu sarapan!" pekik Aline dari luar.

Angel membuka matanya, dia bangkit dan memposisikan dirinya duduk di atas tempat tidurnya.

Gadis itu terlihat melamun, dia benar-benar bingung. Mimpinya semalam, dia melihat pria itu dipaksa berlutut di hadapannya. Dipaksa oleh orang-orang dengan baju atau pakaian ala-ala kerajaan jaman dulu. Dan pria itu terlihat sangat marah. Tatapannya begitu tajam.

Tok tok tok

"Angel, bangun nak. Ayo sarapan, Darryl sudah datang. Dia akan mengajakmu ke kampus untuk mengurus pendaftaran ulang!"

Angel terkesiap. Sepagi ini? bahkan sepagi ini Darryl sudah datang. Angel menepuk keningnya. Aline pasti semakin salah paham padanya.

***

Bersambung...