NovelToon NovelToon
Bun Dasim

Bun Dasim

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Balas Dendam
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: bundaAma

Alzena Jasmin Syakayla seorang ibu tunggal yang gagal membangun rumah tangganya dua tahun lalu, namun ia kembali memilih menikah dengan seorang pengusaha sekaligus politikus namun sayangnya ia hanya menjadi istri kedua sang pengusaha.

"Saya menikahi mu hanya demi istri saya, jadi jangan berharap kita bisa jadi layaknya suami istri beneran"

Bagas fernando Alkatiri, seorang pengusaha kaya raya sekaligus pejabat pemerintahan. Istrinya mengidap kanker stadium akhir yang waktu hidupnya sudah di vonis oleh dokter.

Vileni Barren Alkatiri, istri yang begitu mencintai suaminya hingga di waktu yang tersisa sedikit ia meminta sang suami agar menikahi Jasmin.

Namun itu hanya topeng, Vileni bukanlah seorang istri yang mencintai suaminya melainkan malaikat maut yang telah membunuh Bagas tanpa di sadari nya.

"Aku akan membalas semua perbuatan yang kamu lakukan terhadap ku dan orang tuaku...."

Bagaimana kelanjutan polemik konflik diantara mereka, yuk ikuti kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundaAma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

-12

Brughhhh

Aeuhhhh... Ahhhh

Wanita apaan kamu....

Bagas menjatuhkan dirinya sendiri ke lantai, sembari setengah berteriak dengan menahan suaranya, matanya berdenyut hingga beberapa kali berkedip kedip ketakutan, tubuhnya bergidik ngeri seraya bangun dari lantai.

"Diammm disana!!!!!" teriak Bagas saat melihat Jasmin terbangun dari baringan nya.

"Jangan mendekat...." ujarnya seraya berjalan sempoyongan ke arah sofa di dekat ranjang, kedua tangannya memegang dada, jantung nya berdetak lebih cepat, bukan karena jatuh cinta tapi karena kaget sekaget kaget nya, entah dia yang ketinggalan zaman hingga tak mengetahui jika wanita sekarang seberani itu atau memang Jasmin yang tipenya geragasan.

Jasmin hanya cekikikan menahan tawanya saat melihat tingkah Bagas yang tak bisa di sebut laki laki dewasa, ia malah terlihat layaknya ABG yang di culik Tante Tante.

"Apa bapak SE gak pernah itu di peluk cewek asing, sampe sampe kagetnya kayak di sambar petir?" tanya Jasmin dengan nada mengejek.

"Yah jelas kaget lah, kamu keliatan nya polos, Alim padahal aslinya gragasan...." ujar Bagas seraya membaringkan tubuhnya di atas sofa dan menenggelamkan wajahnya di bawah bantal.

"Ku kira laki ternyata banci, ya kali om om takut sama yang muda kayak saya...." sindir Jasmin sembari meluruskan tubuh nya lalu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Bagas tak mau menanggapi ocehan Jasmin, kepalanya berdenyut hebat seiring mengerasnya sesuatu di bawah sana, sebisa mungkin ia menahan rasa ke lelakian nya agar tidak meledak.

Ia mencoba menjernihkan otak nya dengan memikirkan istri pertamanya, ia tidak boleh menyentuh Jasmin sama sekali, ia harus selalu menjaga dirinya agar tidak melukai istri pertamanya yang tengah sakit sakitan. Bersenang bersenang di tengah istri nya melawan penyakit kanker tidak boleh sampai terjadi.

Namun sekeras apapun Bagas menahan naluri kelelakiannya tetap saja otaknya malah kembali lagi pada saat tangan Jasmin meraba perut berotot nya.

Pikiran nya malah bertraveling sendiri, membayangkan betapa kenyal nya tubuh yang tadi pagi ia sentuh tanpa terhalang oleh apapun, tangan lembut Jasmin yang menyentuh perutnya malah membawanya pada hayalan kotor di otaknya.

Tiba tiba saja, tangan Jasmin melingkar kembali di perut milik Bagas, kali ini tangan Jasmin lebih tidak sopan, masuk ke dalam baju kaos milik Bagas, mengelus pelan perut berotot milik suaminya, naik turun seolah tengah menggoda sang suami dengan memainkan jari dan telapak tangannya di atas perut Bagas, sampai puncaknya tiba tiba saja tangan Jasmin masuk tanpa permisi ke dalam celana milik Bagas tangannya menari perlahan hingga akhirnya memegang tongkat keras di bawah sana dengan penuh kelembutan, di belainya sesuatu yang keras di bawah sana hingga menimbulkan sensasi nikmat kepada sang pemilik, pijatan lembut tangan mungil Jasmin mampu membuat dada Bagas bergemuruh pijatan yang awalnya lembut kini semakin cepat memaju mundurkan telapak tangan yang membelit milik Bagas di bawah sana.

Ahh..ahhh ahhh.....awhhhh ekhhhhhh

Sialllll

Bagas mengumpat saat kembali sadar jika itu haluan nya, tangan yang sedari tadi ia bayangkan tangan Jasmin melainkan tangan miliknya sendiri, ia buru buru bangun seraya menepis nepis tangannya dengan jijik, bagaimana tidak jijik, ini adalah kali pertamanya ia memainkan solo karir dalam hidupnya.

Tidak bisa, ini tidak bisa di tunda lagi

Dengan cepat ia bangun dari tempatnya, lalu berdiri menatap Jasmin yang tengah berada di atas ranjang, dilihatnya Jasmin tengah tertidur pulas terlihat dari tidurnya yang sudah amburadul, mulai dari kaki yang mengangkang selimut yang terlempar dan kepala yang tidak lagi berada di atas bantal

Senyuman tipis itu muncul, bibir Bagas menukik ke atas mengukir senyum tanpa di perintah, dengan perlahan ia membenarkan posisi tidur sang istri lalu menyelimuti nya kembali, pantas saja Azzam tidak mau tidur bersama ibunya ternyata se ekstrim ini cara tidur sang istri.

Cuppp

Bibir Bagas menyentuh kening Jasmin dengan hangat, kecupan yang cukup lama dan pertama kali ia lakukan dengan suka rela.

Namun rasanya tak puas, lagi lagi Bagas mencium kening nya, lalu kedua pipinya, setelah beberapa kali tetap saja, bukannya merasa puas ia malah semakin merasa menginginkan lebih, tanpa memikirkan apapun ia mencium bibir sang istri lalu menc*mbunya dengan menggebu, tangannya masuk begitu saja ke dalam baju milik Jasmin.

Capp...cappp cluppp....

Bagas semakin beringas menc*mbu sang istri yang tengah tertidur pulas, tangannya memijat sesuatu yang kenyal yang ia bayangkan sedari tadi.

Awhhhhh

Jasmin terusik dari tidurnya hingga menyadarkan Bagas dari tindakannya, buru buru ia merapikan kembali baju sang istri dan mengelap bekas ciuman nya tadi.

Kepalanya semakin berdenyut, ia berlari secepat mungkin ke dalam kamar mandi untuk menetralisir kembali pikiran nya yang teracuni oleh Jasmin. Bagas berdiri di bawah kucuran air dingin dari shower untuk kembali merilekskan tubuhnya, namun tetap saja bayangan nya pada Jasmin tak bisa lepas dari pikiran nya, malah lagi lagi ia memikirkan hal aneh lagi tentang nya dan Jasmin.

Ahhh siallll.... Kalo gini terus gue bisa mati...

Semalaman Bagas mengguyur tubuhnya dengan air dingin di shower entah berapa jam lamanya ia mengguyur tubuhnya dengan air dingin ia baru berhenti setelah jam menunjukkan pukul setengah dua dini hari.

Di rebahkan nya tubuh beku nya di atas sofa seraya menggulung tubuhnya dengan selimut tebal yang ada di sana.

Jasmin terbangun tepat saat azan subuh berkumandang, dilihatnya Bagas masih menggulung tubuhnya di dalam selimut.

"Padahal ini jakarta yang panas nya gak kira kira...." cibirnya saat melihat tubuh Bagas yang hampir seluruhnya tergulung selimut tebal.

Langkah kakinya membawanya ke dalam bilik kamar mandi, matanya menangkap baju piyama tidur yang di gunakan Bagas semalam tergeletak di atas wastafel gosok gigi.

"Ini juga baju basah malah di simpen di sini bukan ke keranjang...."

"Sungguh pria amburadul...." cibir nya lagi, namun tangannya tetap memasukkan pakaian nya ke dalam keranjang.

Selesai mengambil air wudhu, Jasmin segera menunaikan ibadah sholat subuh, tak lupa ia pun selalu berdoa kepada Allah agar senantiasa menjaganya dan seluruh keluarga nya dari segala jenis musibah dan kejahatan.

Setelah selesai, Jasmin membangunkan Bagas dengan pelan, meskipun kemarin ia tak melihat Bagas sholat ia tetap membangun kan sang suami untuk mengingatkan jika waktu sudah subuh.

"Pak udah subuh...." ujar Jasmin seraya menggoyangkan tubuh Bagas.

Namun Bagas tak bergeming ia hanya semakin mengeratkan selimut yang di kenakan nya seolah tengah kedinginan.

"Emang dasarnya susah bangun kali yah...." ujar Jasmin, namun punggung tangan nya tak sengaja sedikit menyentuh wajah Bagas yang tak tertutup selimut.

Wajahnya terasa panas, untuk memastikan nya lagi, Jasmin menyentuh kening dan seluruh wajah Bagas dengan tangannya.

"Kok bisa tiba tiba demam gini?" tanya Jasmin lalu mencoba memeriksa leher dan dada sang suami.

"Pak, bapak badannya panas, minum obat yah?" tanya Jasmin, namun Bagas tak menjawab ia hanya bangun lalu mendudukkan tubuhnya dengan hati hati.

"Bikinin saya teh jahe..." titahnya datar tanpa ekspresi, lalu pindah berbaring ke atas ranjang

1
31_PUTU WIDIARTA
Keren banget nih cerita, semangat terus author!
Kanza: dukun author pemula ini yah bun🙏
total 1 replies
Willian Marcano
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!