Semua orang terkejut saat bos besar mereka muncul dengan menggandeng seorang wanita muda. Karyawan pria terpesona karena lekuk tubuh dan aset besar yang terpampang itu, sementara karyawan wanita merasa cemburu pada sosok yang berjalan bersama atasan mereka.
"Turunkan pandangan kalian!" desis Vino dengan nada dingin. Banyak yang berbisik-bisik tentang Sea menyebutnya sebagai perayu ulung. Mendengar itu, David merasa darahnya mendidih. Ia berhenti, berputar, dan menatap tajam mereka yang berani menggunjing istrinya.
"Berani-beraninya kalian menyebut istriku penggoda!Kalian ingin mencari masalah, ya?"
Semua orang kaget saat tahu bahwa wanita yang mereka bicarakan ternyata adalah istri dari atasan mereka.
"A-ampun, Tuan. Kami tidak tahu kalau Nyonya adalah istri Anda!" kata salah satu dari mereka dengan nada takut.
David mendengus kesal. Wajahnya menjadi lebih lembut saat merasakan usapan halus di tangannya.
"Jangan emosi, sayang. Nanti mereka bisa ketakutan," bisik Sea den
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atik's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11
11
Vino yang menyaksikan tingkah Erna jadi khawatir sendiri. Jarang-jarang ada wanita yang berani mengejek Tuan Muda-nya yang sudah pasang muka marah kayak banteng siap nyeruduk.
"Tolong jaga sopan santun Anda, Nona Erna!" ucap Vino dengan nada datar.
"Emangnya kenapa hahh! Biar aja Tuan Muda-mu ini ngerasain gimana rasanya diremehin orang lain. Jangan kalian kira aku nggak tahu kalau kalianlah yang bikin aku kehilangan muka di dunia modeling. Cihh, mentang-mentang punya kekuasaan kalian pikir bisa seenaknya ngatur masalah orang lain apa! Sea, kamu jangan deket-deket sama manusia jahat kayak dia. Nanti kamu bisa ketularan!" teriak Erna dengan nada kesal setelah meluapkan semua unek-uneknya.
"Baik kak!,"
Ekspresi David dan Vino langsung berubah drastis mendengar jawaban Sea. Mereka menarik napas dalam-dalam, mencoba mencerna kejujuran polos dari gadis yang baru saja bicara tanpa pikir panjang.
"Sea?," tanya David dengan nada sedikit terkejut.
"Iya, Tuan. Eh, bos,," jawab Sea sambil menatap wajah bosnya yang rupawan.
"Kamu serius mau menjauhiku?" tanya David, berusaha menahan gejolak emosi dalam dirinya.
Sea terdiam sejenak, tampak berpikir keras.
"Kak Erna bilang aku harus menghindar dari bos David karena bos David punya penyakit yang bisa menular!" jawab Sea dengan polosnya.
Seketika tubuh David terasa lemas tak bertenaga. Gadis itu benar-benar pandai memainkan perasaannya.
"Aku sehat walafiat, Sea. Kamu bisa cek semua data kesehatan aku di rumah nanti!" ucap David dengan nada sabar.
Dahi Erna berkerut dalam. Sekarang dia mengerti bahwa David-lah yang membawa Sea pergi dari rumahnya tadi malam.
"Sea, jadi kamu menginap di rumahnya semalam?" tanya Erna dengan nada menyelidik sambil menatap tajam ke arah David.
Sea mengangguk dengan antusias. Dia kemudian menatap tangannya yang sedang digenggam oleh Erna dan bosnya.
"Iya, Kak Erna tahu gak, rumahnya bos David itu besar sekali. Di dalamnya ada kolam renang yang sangat luas, ada juga patung yang bisa menyemburkan air. Pokoknya banyak sekali hal menakjubkan di rumah bos David. Eh satu lagi, di rumahnya bos David juga ada pintu ajaib! Aku sangat suka berada disana!" jawab Sea dengan mata berbinar penuh kekaguman.
Ekspresi yang berbeda muncul di wajah kedua orang yang berdiri di samping Sea. Jika David merasa bangga karena Sea mengagumi apa yang dia punya, berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh Erna. Dalam benaknya sekarang, David adalah seorang pria mesum yang sudah mengincar gadis di bawah umur. Mukanya kemudian memerah menahan amarah.
"Kau pria brengsek. Tega-teganya kamu memperalat anak kecil ini untuk memuaskan nafsu bejatmu. Bajingan, akan kubunuh kau saat ini juga!" amuk Erna dengan geram.
David dan Vino terkejut mendengar tuduhan Erna. David memberi isyarat dengan anggukan kepala kepada para pengawal yang berjaga di dekat mobil saat Erna hendak menyerangnya.
"Apa yang kalian lakukan? Lepaskan aku! Aku ingin menghabisi pedofil itu!" teriak Erna sambil meronta-ronta, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman anak buah David.
"Kak Erna, apa itu pedofil?" tanya Sea dengan bingung.
Sea tidak tahu apa yang harus dia lakukan ketika beberapa pria menakutkan menangkap temannya.
"Pedofil itu..."
"Diam!" sergah David memotong ucapan Erna.
Sea merasa sangat panik. Ia berniat membantu Erna, namun tangannya justru dicekal oleh David.
"Biarkan saja!" perintah David dengan nada dingin.
"Tapi, Bos, kasihan Kak Erna tidak bisa berbicara!" ujar Sea sambil menunjuk mulut Erna yang tersumpal kain.
"Justru bagus. Ucapannya bisa meracuni pikiranmu. Otakmu yang masih polos tidak akan bisa mencernanya dengan benar," sindir David, meremehkan kepolosan Sea.
Namun, Sea sama sekali tidak mengerti sindiran itu. Ia justru membuat David terdiam dengan jawabannya.
"Ya memang otak harus polos, bos. Kalau otak ada benjolan, namanya kangker otak dong!" jawab Sea polos, tanpa mengerti maksud perkataan David.
Erna yang sedang mengumpat dalam hati, dengan mulut tersumpal, rasanya ingin menangis saja.
"Wanita bodoh!" ucap Vino singkat dalam hati kemudian pergi meninggalkan Erna yang masih mengamuk.
*****
Singkat cerita
Sudah seminggu Sea menempati rumah mewah milik bosnya. Sejak saat itu, kehidupannya berubah total. Tidak ada lagi rasa takut kelaparan yang menghantuinya setiap hari, juga tidak ada lagi caci maki dan hinaan dari orang-orang di sekitarnya. Namun, kadang Sea merasa tidak nyaman berada di tempat semewah itu. Ia pernah mencoba meminta izin untuk pindah, tetapi bukannya diizinkan, ia malah dikurung dan tidak diperbolehkan keluar rumah sampai sekarang. Sea bingung dengan sikap bosnya yang terkesan berlebihan, namun ia tak kuasa menolak semua keinginannya.
"Hahh... Jangan berpikir negatif tentang orang yang sudah berbaik hati menampungmu, Sea. Bos melakukan ini pasti karena kasihan dengan nasibmu yang selalu terlunta-lunta. Jangan sampai lupa diri, Sea!" gumam Sea menasihati dirinya sendiri.
David yang saat itu sedang memperhatikan Sea dari balik jendela tersenyum geli mendengar gumamannya. Ia kemudian menoleh ke arah Yudi.
"Apa saja yang dia lakukan seharian di rumah ini, Yud?" tanya David penasaran.
David sangat ketakutan saat Sea meminta izin untuk pindah dari rumah tersebut. Ia bahkan sampai tidak bisa tidur selama beberapa hari saking khawatirnya Sea akan pergi dari sisinya. Setelah berdiskusi dengan Yudi dan Vino, akhirnya David memutuskan untuk mengurung Sea dengan alasan ada banyak penyakit menular di luar sana. Dan untungnya gadis kecil itu langsung menurut tanpa banyak bertanya.
"Nona Sea sering bermain dengan para pelayan di dapur, Tuan Muda. Mereka saling bercerita tentang pengalaman hidup masing-masing!" jawab Yudi.
David tersenyum. Ia kemudian menatap lagi ke arah Sea yang sedang bermain kaki di dalam kolam renang.
"Apalagi?",.
"Nona Sea sepertinya tertarik pada dunia desain, Tuan Muda. Di taman tadi Nona Sea terlihat sangat fokus menggambar!",.
"Bawa hasil gambarnya kesini. Aku ingin melihatnya!" ucap David penuh semangat.
Yudi terdiam sejenak.
"Kenapa?" tanya David heran melihat Yudi yang masih berdiri di belakangnya.
“Tuan Muda, apakah Anda yakin ingin melihat hasil gambar Nona Sea?” tanya Yudi dengan ekspresi wajah yang tampak aneh.
David mengerutkan dahinya.
“Kenapa? Bukankah gambar itu tidak mungkin bergerak hidup?”
Yudi menggeleng pelan.
“Tidak.”
“Lalu?”
“Saya akan segera mengambilnya, Tuan Muda!” jawab Yudi lalu segera beranjak pergi.
“Itu seharusnya sudah kamu lakukan dari tadi!” sahut David.
David kembali menatap ke arah kolam renang saat terdengar tawa riang Sea. Senyumnya mengembang melihat Sea yang asyik bermain air sendirian.
“Gadis kecil kita sangat menggemaskan, bukan, Vin?” tanya David.
Vino mengangguk patuh.
"Tentu saja, Tuan Muda!"
"Awas saja jika kamu berani menatap senyumnya lebih dari sedetik!" ancam David sambil memberikan tatapan tajam ke arah Vino.
Terdengar helaan napas panjang dari Vino.
"Saya mengerti, Tuan Muda."
"Mana berani saya menatap senyum Nona Sea jika Anda sendiri sudah memberikan ancaman yang sangat mengerikan."
David membuat peraturan aneh di rumah itu. Semua pria dilarang menatap wajah Sea lebih dari satu detik. Siapa pun yang melanggar, David mengancam akan mendonorkan bola mata mereka kepada yang membutuhkan.
karna cerita anda sama dengan orang lain yg judulnya istri kecil sang pewaris cuma yg beda cm nama tokohnya...klu gak percaya cb cek dia udah ada bab 2 hargailah karya orang tor ...
jangan asal ketik kasihan orang yg udah mikir2 eh gak tau udah d jiplak