NovelToon NovelToon
Reinkarnasi si Pelayan Setia

Reinkarnasi si Pelayan Setia

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Harem / Cinta Murni / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

Di istana yang berkilauan, kebohongan adalah mata uang dan darah adalah harga dari kesetiaan. Seorang pelayan setia menyaksikan dosa tak terampuni yang dilakukan sang Permaisuri—dan dibungkam selamanya.
Atau begitulah yang Permaisuri pikirkan.

Langit yang menjadi saksi pilu mengembalikan Takdir si pelyan setia, mengembalikannya dari gerbang kematian, memberinya wajah baru, identitas baru—tubuh seorang selir rendahan yang terlupakan. Dengan jiwa yang terbakar dendam dan ingatan yang tak bisa dihapus, ia harus memainkan peran sebagai wanita lemah, sambil merajut jaring konspirasi paling mematikan yang pernah ada di istana. Tujuannya bukan lagi sekadar bertahan hidup, melainkan merenggut keadilan dari singgasana tertinggi.

Setiap bisikan adalah pertaruhan. Setiap senyuman adalah topeng. Di tengah intrik berdarah antara selir dan para menteri, mampukah ia meruntuhkan kekuasaan sang Permaisuri dari bayang-bayang sebelum identitas aslinya terungkap dan ia mati untuk kedua kalinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12: Bangkit Sebagai Selir Xia Fei

Raga Selir Xia adalah sebuah penjara yang terbuat dari kelemahan. Setelah transfer jiwa yang brutal oleh Dendam Langit, Xiao Ling mendapati dirinya terperangkap dalam kulit yang terasa terlalu tipis, otot yang terlalu kendur, dan napas yang dangkal. Ini adalah tubuh yang telah menyerah, yang hanya menyisakan kerangka untuk ditempati oleh amarah yang membara.

Xiao Ling mendorong dirinya untuk berdiri. Setiap sentimeter gerakan terasa seperti melawan gravitasi yang berlipat ganda. Kaki Selir Xia gemetar; ia terbiasa dengan kekuatan dan ketangkasan seorang pelayan yang selalu bergerak cepat, bukan kelemahan yang rapuh ini. Namun, di dalam kelemahan fisik itu, jiwanya berteriak, memaksa tubuh baru itu untuk patuh.

Pelayan tua di sebelahnya, yang kemudian Xia ingat bernama Mei, masih berdiri dengan kebingungan yang membeku.

“Mei,” panggil Xia, suaranya sedikit lebih kuat dari bisikan. Ia harus menghemat energinya, menguasai dialek dan nada suara Selir Xia yang berpendidikan, bukan suara kasar Xiao Ling si pelayan.

“Ya, Nyonya?” jawab Mei, matanya yang cekung memancarkan keprihatinan yang tulus.

“Kau tidak perlu memanggil tabib. Aku telah melampaui kelelahan biasa,” ujar Xia, memaksakan senyum tipis. Senyum itu terasa asing, seperti masker yang dingin di wajah barunya. “Dengarkan aku baik-baik, Mei. Berapa lama aku tidak sadarkan diri?”

“Tiga hari, Nyonya. Kami takut Anda ... takut Anda tidak akan bangun lagi setelah hukuman dari Permaisuri itu.” Mei menundukkan kepala, takut menyebut nama Xiu Feng di Istana Dingin yang sunyi itu.

Xia mengangguk, internalisasi kenangan Selir Xia asli bergejolak di benaknya: hukuman cambuk ringan karena terlambat memberikan hormat, penghinaan yang dilakukan secara publik, dan isolasi yang mematikan. Penderitaan Xia asli adalah bahan bakar tambahan bagi api dendamnya.

“Tiga hari. Cukup lama bagi dunia untuk melupakanku,” gumam Xia. Ia berjalan tertatih-tatih menuju satu-satunya cermin perunggu besar di ruangan itu. Cermin itu kusam, tetapi cukup untuk memperlihatkan sosoknya yang baru. Wajah ini memang memiliki kecantikan bawaan, tetapi dibayangi oleh kelesuan yang membuat Raja Tien Long mengabaikannya. Wajah yang dulunya melankolis kini dihiasi oleh sepasang mata yang tajam dan bertekad baja—mata Xiao Ling.

“Aku ingin mandi air panas yang mengandung rempah penghilang lelah, Mei. Cari ramuan yang paling mahal, meskipun itu harus mengambil dari jatah makanan kita. Aku ingin membersihkan kotoran yang menempel di tubuh ini, bukan hanya debu, tetapi rasa takut dan keputusasaan yang melumpuhkannya.”

Mei mengangkat wajahnya, terkejut. “Nyonya, kita tidak punya cukup perak untuk rempah mahal. Dan Anda tahu, jatah kita diawasi ketat oleh pelayan Kepala Istana Permaisuri ...”

“Berhenti menyebutkan apa yang tidak bisa kita lakukan, Mei,” potong Xia, suaranya kini menusuk dan berwibawa, jauh dari kebiasaan Selir Xia yang selalu patuh dan menangis. “Kita akan mendapatkannya. Jangan tanya bagaimana. Aku bertanya, apakah kau setia padaku? Bukan pada tubuh yang lemah ini, tetapi pada diriku yang sekarang bangkit.”

Mei berlutut dengan tiba-tiba, keheranan campur harapan memenuhi dirinya. Selama bertahun-tahun, Mei telah menyaksikan Selir Xia dihancurkan. Perubahan drastis ini adalah keajaiban, atau mungkin kegilaan. Tapi setidaknya, itu adalah perlawanan.

“Saya setia, Nyonya. Saya telah melayani Anda sejak Anda datang ke istana. Saya akan mengikuti setiap perintah Anda.”

“Bagus,” kata Xia. “Mulai sekarang, kau adalah mataku dan telingaku. Istana Dingin ini terlalu sunyi. Kita akan membuatnya bersuara. Aku butuh peta kecil istana. Aku butuh daftar lengkap pelayan dan kasim yang ditugaskan di Istana ini, dan yang paling penting: aku ingin tahu siapa yang mengirim makanan dan jamu kita setiap hari, dan dari dapur mana.”

Insting Xiao Ling sebagai pelayan tingkat atas yang pernah bertanggung jawab atas keselamatan Selir Hong kini mengambil alih. Prioritas utamanya adalah keamanan, dan setiap makanan adalah potensi racun.

“Nyonya, mengapa semua ini? Apakah Anda merasa ada yang salah dengan makanan kita?” tanya Mei, ketakutan.

Xia menoleh, tatapannya yang tajam membuat Mei merinding. “Mei, kau melihatku lemah selama ini. Kau melihat bagaimana Permaisuri Xiu Feng memperlakukan Selir Hong, dan bagaimana dia memperlakukan Selir Xia yang lama. Kita tidak lagi bermain sebagai korban. Permainan telah berubah. Dan dalam permainan ini, aku tidak akan kalah dua kali.”

Dia melangkah ke meja rias, menyentuh wajahnya. Kulitnya terasa seperti sutra yang dingin. Tubuh Selir Xia memang indah, meskipun sekarang tertutup bayangan penyakit. Xia menyadari potensi sensual dari wadah barunya—senjata yang tidak pernah dimiliki Xiao Ling, si pelayan.

Kecantikan ini, yang selama ini disembunyikan oleh kesedihan, kini akan menjadi umpan bagi Raja Tien Long, dan pada saat yang sama, pisau yang akan mengiris urat kesabaran Permaisuri Xiu Feng.

“Aku ingin kau menemukan beberapa potong kain yang layak. Pakaian Selir Xia yang lama terlalu kusam, terlalu menyedihkan. Kita harus mulai memancarkan kemuliaan. Aku ingin perhatian, Mei. Aku ingin Raja Tien Long menoleh, bukan karena rasa kasihan, tetapi karena rasa ingin tahu yang tak tertahankan.”

“Tetapi, Nyonya, Raja hampir tidak pernah mengunjungi Istana Dingin. Sudah lebih dari setahun…” Mei ragu-ragu.

“Itu akan berubah,” potong Xia dengan keyakinan absolut. “Dia mengabaikan Selir Xia yang depresi, tetapi dia tidak akan mengabaikan Selir Xia yang baru, yang tiba-tiba memiliki kecerdasan dan karisma. Kecemburuan Xiu Feng adalah pedang bermata dua. Dia menggunakan kecemburuannya untuk membunuh selir Hong, kesayangan Kaisar, dan dia akan menggunakannya untuk menghancurkan dirinya sendiri saat dia melihatku bangkit.”

Xiao Ling, yang kini sepenuhnya menyatu dengan identitas Selir Xia, menyentuh liontin giok kecil di lehernya. Ia mengambil napas dalam-dalam, menarik udara Istana Dingin yang pengap dan mengubahnya menjadi energi dendam. Ia harus segera mempelajari kebiasaan, tulisan tangan, dan setiap kenangan Selir Xia asli, agar transformasinya terlihat alami, bukan seperti invasi roh yang kejam.

“Pergi, Mei. Lakukan apa yang kuperintahkan. Aku akan menggunakan waktu ini untuk mengenal tubuhku yang baru. Ingat, kita tidak boleh membuat kesalahan sekecil apa pun. Xiu Feng akan mencari celah. Dan aku akan membiarkannya mencari—karena saat dia mencari, dia akan kehilangan pijakan di tempat lain.”

Mei bergegas keluar, merasakan adrenalin yang sudah lama hilang. Ini adalah kali pertama dalam hidupnya di istana ia merasa memiliki harapan, meskipun harapan itu terasa dingin dan berbahaya.

Selir Xia, kini sendirian, berjalan kembali ke cermin. Ia mengangkat tangannya dan menyentuh bibirnya. “Xiao Ling tidak mati sia-sia, selir Hong,” bisiknya, suaranya dipenuhi janji yang diukir oleh api spiritual. “Aku di sini. Dan Permaisuri Xiu Feng akan membayar harga untuk setiap tetes darah yang telah ia tumpahkan.”

Ia memejamkan mata, merasakan kekuatan 'Dendam Langit' bersemayam di intinya. Ini bukan sekadar balas dendam pribadi; ini adalah keadilan kosmik yang harus dipenuhi. Untuk mencapai keadilan, ia harus terlebih dahulu menguasai wadahnya yang lemah, mengubah kelemahan Selir Xia menjadi kekuatan yang tak terduga.

Dia membuka mata. Cermin itu memantulkan kembali seorang selir yang rapuh, tetapi tatapannya kini memiliki kekejaman yang tersembunyi—kekejaman yang lahir dari penderitaan dua nyawa tak berdosa.

Selir Xia telah bangkit, dan Istana Naga yang selama ini hanya mengenalnya sebagai bayangan akan segera menyambut kedatangan naga betina yang sesungguhnya.

"Xiu Feng... kau akan menyesal lahir dan menjadi permaisuri yang licik..." gumam Xia tajam.

1
Wida_Ast Jcy
keren certinya saling follow yuk kak
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: oke siap. udah aku folback ya kakak. Terima kasih banyak sudah mampir. lope lope sejagat😍🙏👍
total 1 replies
Ita Xiaomi
Kecerdikan utk melawan kelicikan.
Ita Xiaomi
Seramnya tinggal di lingkungan yg penuh intrik dan konspirasi.
Ita Xiaomi
Wah keren ceritanya. Menegangkan.
Ita Xiaomi: Sama-sama kk. Insyaa ALLAH. Tq kk. Berkah&Sukses selalu.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!