Reinkarnasi si Pelayan Setia
Tawa Raja Tien Long bergema di seluruh Istana Kehangatan, sebuah melodi langka yang biasanya teredam oleh urusan negara dan formalitas kaku. Di tengah aula yang dihiasi sutra emas dan ukiran naga, Selir Hong tersipu, wajahnya bersinar seperti bunga persik yang baru mekar.
“Hong-er, kamu sungguh permata yang ditemukan takdir,” kata Raja Long, membelai pipi Hong dengan kelembutan yang jarang ia tunjukkan di hadapan umum. “Sejak kamu datang, istana ini benar-benar hidup. Tidak lagi terasa seperti makam emas.”
Xiao Ling, berdiri dua langkah di belakang Selir Hong, memegang nampan teh giok. Tangannya teguh, tetapi hatinya bergetar bangga. Sudah tiga tahun ia melayani Selir Hong, sejak Hong hanyalah seorang wanita muda dari keluarga pejabat rendahan. Sekarang, Hong adalah salah satu selir favorit Raja, sebuah posisi yang didapat bukan dari intrik, tetapi dari ketulusan dan kehangatan yang tak tertandingi.
“Yang Mulia terlalu memuji,” jawab Selir Hong, suaranya lembut namun percaya diri. “Keindahan ini hanya mungkin berkat kehangatan yang Anda berikan, dan tentu saja, berkat Xiao Ling. Dia adalah bayanganku yang paling rajin. Bahkan saat aku tidur, aku tahu dia menjagaku.”
Raja Long menoleh, tatapannya menyapu sosok Xiao Ling yang mengenakan jubah pelayan berwarna abu-abu yang bersih. “Ya, Xiao Ling. Kesetiaanmu tidak luput dari perhatianku. Semua orang tahu bahwa Selir Hong beruntung memilikimu.”
Xiao Ling menundukkan kepala sedalam-dalamnya. “Hamba hanya melakukan tugas, Yang Mulia. Selir Hong adalah kebahagiaan hamba.”
Sejak kecil, Xiao Ling telah diajari bahwa loyalitas adalah mata uang yang lebih berharga daripada emas. Melayani Hong adalah hal paling membahagiakan dalam hidupnya. Ia menyaksikan bagaimana intrik dan kecemburuan melilit istana, tetapi di Istana Kehangatan, mereka menciptakan gelembung perlindungan yang hangat.
“Dengar, Hong-er,” lanjut Raja Long, bersandar ke depan dengan raut wajah serius. “Aku telah memutuskan. Aku akan memberikan hadiah yang pantas untuk Istana Kehangatan. Sebuah paviliun baru akan didirikan di sebelah Taman Anggrek. Aku ingin kamu menjadi Nyonya dari paviliun itu. Tempat yang lebih besar, lebih aman, dan lebih mewah.”
Mata Hong melebar. “Paviliun baru? Itu terlalu berlebihan, Yang Mulia.”
“Tidak ada yang berlebihan untukmu,” tegas Raja Long. Ia meraih tangan Hong. “Aku lelah dengan perdebatan di Balai Utara. Aku lelah dengan suasana dingin di Balai Tengah. Aku hanya ingin kembali ke tempat ini, ke Istana Kehangatan, dan menemukan kedamaian.”
Xiao Ling menuangkan teh wangi ke cangkir Raja, matanya tetap tertuju pada gerakan tangannya, tetapi telinganya menangkap setiap kata. Balai Tengah. Itu adalah kediaman Permaisuri Xiu Feng. Penyebutan itu seolah mengirimkan embusan angin dingin yang sekejap memadamkan kehangatan ruangan.
“Xiao Ling, bagaimana menurutmu?” tanya Selir Hong, tiba-tiba memanggilnya untuk berbagi kegembiraan.
Xiao Ling mengangkat pandangannya. “Ini adalah kehormatan besar, Selir. Ini menunjukkan betapa dalamnya kasih sayang Yang Mulia. Dengan lokasi yang lebih strategis, urusan harian Selir akan jauh lebih mudah.”
Raja Long tersenyum, puas dengan respons cerdas pelayan itu. “Lihat? Bahkan pelayanmu tahu bahwa ini adalah kemajuan. Persiapkan dirimu, Hong-er. Aku akan mengumumkan ini secara resmi besok pagi di hadapan semua pejabat. Biarkan semua orang tahu siapa yang membawa cahaya ke dalam hidupku.”
Setelah Raja Long pergi, membawa serta rombongan pengawalnya yang berisik, Selir Hong berbalik, memeluk Xiao Ling erat-erat, sebuah tindakan yang tidak biasa dilakukan majikan terhadap pelayannya.
“Xiao Ling, apakah kamu mendengarnya? Paviliun baru! Kita berhasil! Kita bisa memiliki taman obat kita sendiri, dan aku bisa memiliki perpustakaan yang selalu aku impikan!” Hong memegang bahu Xiao Ling, wajahnya penuh harapan.
“Tentu saja, Selir. Ini adalah kemenangan bagi ketulusan Anda,” kata Xiao Ling, hatinya ikut melompat kegirangan. Namun, saat ia melihat bayangan pintu yang ditutup oleh penjaga, ia teringat sesuatu. “Namun, Selir, dengan kehormatan besar, datanglah perhatian yang lebih besar.”
Hong melepaskan pelukan, sedikit cemberut. “Maksudmu… Permaisuri?”
“Permaisuri Xiu Feng sudah merasa tidak nyaman sejak Raja sering mengunjungi Istana ini. Dengan pengumuman paviliun baru, dia tidak akan hanya merasa tidak nyaman, dia akan marah,” bisik Xiao Ling, mengambil cangkir teh yang telah kosong.
Hong menghela napas, ekspresinya berubah dari cerah menjadi sedikit muram. “Aku tahu. Xiu Feng selalu dingin. Aku selalu menghindarinya, tetapi dengan promosi ini, kita harus lebih sering berhadapan dengannya dalam pertemuan formal.”
Xiao Ling meletakkan cangkir di nampan. “Jangan khawatirkan dia. Tugas hamba adalah memastikan tidak ada bayangan yang mencapai Anda. Mulai sekarang, kita harus menggandakan kewaspadaan kita. Kita akan membatasi interaksi dengan pelayan luar, terutama yang berasal dari Balai Tengah.”
Hong mengangguk. “Baiklah. Aku percaya penuh padamu, Xiao Ling. Kamu adalah mataku di istana yang gelap ini.”jawab selir Hong penuh dengan perasaan percaya dan kebanggaan tersendiri.
Selir Hong, tidak pernah menyangka hari ini datang, ketika tangan kokoh itu merengkuh dan membelanya di tengah badai persaingan Harem.
Saat malam tiba, Xiao Ling memastikan setiap pintu dan jendela terkunci. Ia memeriksa kembali semua makanan dan air minum yang disiapkan untuk Hong. Ia tahu bahwa kebahagiaan mereka adalah penghinaan bagi mereka yang hidup dalam kecemburuan.
Ketika Hong sudah tertidur pulas, Xiao Ling duduk di sudut ruangan, di balik tirai sutra. Suasana di luar Istana Kehangatan terasa tegang. Keheningan malam di istana bukanlah kedamaian, melainkan penantian. Tiba-tiba, ia mendengar langkah kaki yang cepat di koridor batu di luar. Itu bukan langkah pengawal yang berpatroli; itu lebih terburu-buru, lebih panik.
Xiao Ling mengintip melalui celah tirai. Ia melihat seorang kasim berlari menuju Istana Raja. Wajah kasim itu pucat pasi, seperti baru saja melihat hantu.
Mengabaikan intuisinya yang berteriak waspada, Xiao Ling hampir kembali ke tempat duduknya ketika ia melihat kasim itu berhenti di depan gerbang utama istana Raja, berlutut, dan meneriakkan sesuatu yang membuatnya tercekat napas.
Teriakan itu tidak keras, tetapi cukup untuk memecahkan keheningan istana yang mencekam.
“Yang Mulia! Tabib Hao memohon audiensi! Ada kabar penting dari Balai Tengah—Kesehatan Permaisuri Xiu Feng… telah dikonfirmasi! Dia tidak akan pernah bisa hamil!”
Dunia Xiao Ling terhenti. Kabar itu bukan hanya pukulan bagi Permaisuri Xiu Feng. Itu adalah bom yang dilemparkan ke dalam Istana Naga, dan Selir Hong, yang kini tengah mengandung kebahagiaan Raja, tiba-tiba menjadi target yang paling terang di seluruh kekaisaran. Xiao Ling tahu, malam itu, gelembung perlindungan mereka telah pecah, dan masa depan Istana Kehangatan kini digantung di ujung sebilah pisau yang tak terlihat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Ita Xiaomi
Wah keren ceritanya. Menegangkan.
2025-10-15
1
Wida_Ast Jcy
keren certinya saling follow yuk kak
2025-10-27
1