Dona Agnesia dan Bayu Wirawan adalah sepasang kekasih yang gemar sekali berpetualang. Mereka ikut dalam klub pencinta alam di Kampus mereka. Mereka sudah bersama selama lima tahun, dan selama itu pula banyak gunung yang sudah mereka daki. Sampai pada akhirnya mereka memilih untuk mendaki Puncak Cartenz, salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Pada akhirnya keinginan mereka pun tercapai, tapi di Gunung itu pula akhirnya kisah Cinta mereka harus dipisahkan oleh kematian. Sang kekasih hati pergi untuk selama- lamanya dalam pelukan Cartenz. Apakah Dona bisa menerima kepergian sang Kekasih? dan apakah Dona bisa membuka hatinya untuk Cinta yang baru. baca terus kelanjutan ceritanya hanya di NT.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16. DIKLAT HARI TERAKHIR
PLAKKK...PLAKKK...
"be-beraninya kamu menamparku...??" ucap kak Kinan.
"Iya jelas aku berani, karena kamu sudah keterlaluan! Bayu sedang sakit dan aku harus cepat-cepat membawakan bubur dengan teh untuknya tapi kamu malah mendorongku. Aku bilang padamu ya, jangan keterlaluan!" aku pun segera meninggalkannya dan kembali lagi ke dapur umum untuk meminta bubur dan teh kepada senior.
Mereka heran karena aku datang lagi meminta bubur dan teh, lalu aku pun memberitahukan bahwa kak Kinan telah mendorongku sehingga bubur dan teh yang aku bawa tumpah semua di tanah.
Mereka pun jengkel dengan kak Kinan, dan segera memberikan lagi bubur dan teh untukku.
Aku pun segera kembali ke tenda dengan membawa bubur dan juga air teh, "kenapa kamu lama sekali, Dona?" tanya kak George.
"Kakak tau tidak, kak Kinan telah mendorongku lalu bubur dan teh yang aku bawa pertama kali tumpah semua di tanah, sehingga aku harus mengambil yang baru. Aku telah menamparnya bolak-balik biar dia rasa kalau aku punya batas kesabaran." jelasku kepada kak George dan Bayu, mereka pun kaget mendengar penjelasanku.
"Bay, kamu bangun dulu supaya aku suapin kamu bubur dan minum obat. kamu harus sehat Bayu jangan sakit." ucapku sambil membantunya dan menyenderkan dia di tas carrier.
"Iya Dona, makasih buat perhatiannya kepadaku." jawabnya.
"Iya jelas aku perhatian karena kamu kekasihku, dan aku tidak suka tindakan kak Kinan tadi itu."
"Sudah tidak apa-apa Dona, yang sabar ya." ucap Bayu menenangkanku.
"Nanti kakak akan bicara kepada Kinan, supaya dia jangan seperti anak kecil." ucap kak George.
Aku pun tidak membalas perkataannya karena memang aku sangat jengkel dan juga marah.
Setelah aku menyuapi dan memberikan obat kepada Bayu, aku pun menyuruhnya untuk beristirahat dulu satu jam, dan aku kembali bergabung bersama kelompokku untuk mendengarkan materi hari ini, yang membahas tentang survival dan semuanya yang berhubungan dengan alam.
Aku dapat melihat tatapan emosi dari mata kak Kinan, aku yakin kak George pasti sudah memarahinya. Biarkan saja biar dia tau rasa, awas aja kalau berani mencari masalah lagi denganku, aku akan meladeninya, dia pikir aku akan takut dengannya.
Tidak lama Lidya, Riri, dan Nita menghampiriku, "Say, apa benar kamu menampar si Kinan itu bolak-balik?" tanya Lidya dengan berbisik.
"Iya, aku memang menamparnya." ucapku kepada Lidya.
"Wahh...aku bahagia mendengarnya! akhirnya kamu bisa melawan dia juga. Jangan terlalu takut dengan dia, terlalu sombong sih!" jawab Lidya dengan menggebu-gebu.
"Tapi kalian semua tau dari mana tentang insiden ini?" tanyaku kepada mereka.
"Dari kakak senior yang namanya Fahrul tuh! katanya pas kamu nampar Kinan, dia ada lihat. Dan memang benar kata kak Fahrul kalau Kinan mendorong kamu hingga kamu jatuh, dan bubur yang ada di tangan kamu terjatuh ke tanah?" tanya Riri.
"Iya jelas aku kesal, itu kan bubur untuk Bayu, karena dia sedang sakit dan aku terburu-buru."
"Cie...cie...yang sudah mulai sayang sampai dia berani menampar kak Kinan." ucap Nita yang membuat mereka bertiga tertawa sampai senior di belakang menegur kami berempat dan akhirnya kami kembali fokus dengan materi dari bang Ronald.
Tiga jam sudah kami mendengarkan materi dari bang Ronald setelah itu kami pun bersiap-siap untuk pergi ke kawah ratu untuk berjalan-jalan.
Aku menghampiri Bayu untuk melihat keadaannya. "Bay, gimana keadaan kamu? apakah kamu mau ikut juga ke kawah ratu?" tanyaku padanya.
"Aku ikut Dona, aku udah baikan kok! kan sayang kalau sampai sini gak pergi ke kawah ratu." jawabnya.
"Tapi aku takut kamu kecapean dan sakit lagi." ucapku khawatir padanya.
"Gak kok Don, aku udah minum obat dan sempat istirahat juga. jadi aku udah siap untuk pergi ke kawah ratu." jawabnya lagi.
"Baiklah kalau begitu, apalagi perjalanan dari area camp ke kawah ratu membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam."
Akhirnya tibalah waktunya bagi kami menuju kawah ratu, perjalanan yang kami tempuh ke sana kurang lebih dua jam.
Kami sampai di kawah ratu sekitar jam setengah 12 siang, lumayan kurang lebih dua jam perjalanan kami sampai di sana. di sana kami berfoto-foto dan juga bertamasya tapi kami tidak boleh terlalu dekat dengan kawahnya karena asap yang keluar itu bisa berbahaya bagi kesehatan.
Kami berada di sana sekitar 2 jam, kami juga makan siang di sana, setelah selesai semuanya kami kembali ke area camp.
Dalam perjalanan pulang kami banyak bertemu dengan monyet, dan karena kami membawa banyak makanan jadi kami pun memberikan sedikit cemilan kami kepada mereka. kami sampai di area camp sekitar jam 6, saat adzan maghrib. jadi untuk yang bergama muslim mereka segera bersih-bersih dan menunaikan ibadah shalat maghrib.
Kami pun segera memasak menurut kelompok kami masing-masing, selesai makan kami segera beristirahat karena besok kami harus kembali ke Jakarta.
***
Pagi ini kami dibangunkan jam 4 pagi, kami segera cuci muka dan sikat gigi setelah itu langsung berkumpul per kelompoknya.
Kami sempat diberikan teh dan juga dua keping biskuit setelah itu mata kami ditutup dan kami mulai berjalan dengan tuntunan para senior.
Kami melewati jalan setapak, tanah berlumpur, disuruh jalan jongkok, jalan dengan merangkak, kami terus dituntun hingga kami sampai di sungai dengan airnya yang begitu dingin seperti es batu tapi entah mengapa bagiku air itu sangat sejuk.
Lalu kami dibawa ke sebuah aliran air yang menurut aku lumayan dalam. Aku sedikit takut dan merasa ngeri tapi aku yakinkan dalam hati bahwa para senior tidak mungkin ada niat mencelakai kami.
Lalu tiba tiba saja aku merasa badanku sampai ke kepala sempat mereka rendam dalam air, tapi tidak lama mungkin hanya sedetik setelah itu mereka tarik kembali ke atas. Lalu dibukalah penutup mata kami masing-masing.
Disitulah aku melihat ternyata kami berada di air terjun dengan air yang dalamnya sepinggangku dan ternyata matahari sudah bersinar dengan pemandangan yang sangat luar biasa.
Aku sempat melihat wajah Bayu, tapi syukurlah aku lihat Bayu baik-baik saja, malahan dia kelihatan sangat senang.
Di situ kami menyanyikan lagu Indonesia Raya, lalu mengucapkan janji para pencinta alam, dan setelah itu kami diberikan nama gunung masing-masing.
Nama gunungku adalah Peni, yang artinya adalah perempuan pemberani.
Setelah itu kami pun melakukan foto bersama-sama sebagai kenang-kenangan.
Setelah selesai semuanya kami pun kembali ke camp, sampai di sana kami bersih-bersih dan berganti pakaian. Lalu kami beberes tenda, membongkar tenda dan membersihkan tempat bekas camping kami.
Setelah semuanya sudah beres kami pun makan pagi plus makan siang bersama.
Aku tidak akan pernah lupa kenangan diklat angkatan kami. Sekarang kami sudah resmi menjadi anggota mapala, dan akan menjalankan tugas kami dengan baik.
"Bayu, kamu baik-baik aja kan?" tanyaku kepada Bayu yang saat ini sedang duduk di sebelahku.
"Aku baik-baik aja kok, makasih ya buat perhatian kamu kepadaku selama kita di gunung." Ucap Bayu.
"Sama-sama, Bay." Jawabku sambil tersenyum tulus kepadanya.
Tidak lama para senior mengembalikan handphone kami masing-masing. Karena selama kami di gunung handphone disita oleh para senior dan juga dimatikan.
Akhirnya tibalah waktu di mana kami harus turun kembali ke tempat pendaftaran awal untuk melapor karena hari ini kami akan kembali ke Jakarta, dan bis yang akan membawa kami pulang ke Jakarta juga sudah menunggu kami di bawah.
Kita akan ikuti terus perjalanan cinta Bayu dan Dona. Sampai ketemu kembali di bab berikutnya dengan latar kota Jakarta.
***BERSAMBUNG***