NovelToon NovelToon
Luka

Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Trauma masa lalu
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: oland sariyy

Segala derita dan air mata di masa lalu berhasil menjadi kan sosok Naima Maheswari menjadi wanita mandiri.

Kata malas dan malas sudah menjadi makanan sehari - hari yang di cap sang bapak kepada ibu nya.Naima bukan lagi bayi kecil yang tidak mengerti keadaan di sekitar nya.
Akan kah Naima membenci pernikahan atau malah sebaliknya dan bertemu lagi dengan sosok pria yang mirip dengan kelakuan Ayah nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memulai Dari Awal

Dengan di bantu oleh Lara serta Pak Agus,detik itu juga Naima bersama ibu dan adik nya pindah dari rumah tua yang sudah lama mereka tempati,rumah itu hasil jerih payah Maryah bersama Rudi.menyimpan banyak kenangan pahit yang tidak perlu mereka kenang lagi.

Tak ada guna nya memperebutkan rumah yang sengaja Rudi beli atas nama nya sendiri,Rudi pasti tidak akan mau mengalah sekalipun itu untuk kedua anak kandung nya sendiri.

Kepergian Maryah menjadi tanda tanya besar para tetangga yang melihat,Maryah tak berniat untuk menjelaskan apapun kepada mereka yang kepo dengan masalah hidup nya, suatu hari nanti mereka pasti akan tahu sendiri perselingkuhan yang Rudi lakukan.

" Maryah...Jangan pergi dulu, jelaskan kepada Kami apa yang sudah terjadi,kenapa kalian pindah?" tanya Bu Kokom yang memang terkenal sebagai biang gosip di sekitar rumah nya.

" Kami mau cari suasana baru." bukan Maryah yang menjawab pertanyaan dari Bu Kokom melainkan Naima.

Sedang kan Maryah sudah masuk ke dalam mobil milik Lara,Dito bergegas menutup pintu mobil bagian belakang supaya tidak ada tetangga yang bisa mengusik ketenangan Ibu nya yang sedang rapuh.

Di teras sana Rudi sama sekali tidak berniat mencegah kepergian istri dan kedua anak nya, tatapan Rudi tetap fokus pada layar ponsel sambil tersenyum lebar.

"Eh Rudi... Kamu kenapa tidak ikut pindah juga?" tanya Bu Kokom menghampiri Rudi lalu duduk di samping Rudi di ikuti juga oleh dua wanita lain nya yang juga merupakan tetangga mereka.

Rudi yang di tanya langsung menyimpan ponsel perlahan mengangkat wajah tenang nya.

" Ini rumah ku, kenapa Aku harus ikut pindah?" jawab Rudi santai.

" Lalu mereka?" tanya Bu Sri kebingungan.

Rudi bukan nya langsung menjawab malah sibuk membalas pesan dari Neneng,Bu Kokom yang tingkat kepo nya tinggi melebihi tiang listrik sontak saja memanjang kan leher mengintip layar ponsel Rudi.

" Beh.... Pantasan saja dia cuek begini,Pak Rudi selingkuh kan dari Maryah?" desak Kokom langsung mengerti dengan apa yang sudah terjadi.

Isi chat Rudi dengan wanita yang di beri nama sayang itu sangat mesra sekali,bahkan mengalahkan romantis nya suami Bu Kokom.

Tidak sengaja juga Bu Kokom melihat gambar seorang wanita yang tidak memakai busana dan sedang menatap nakal ke arah kamera.

" Bukan urusan kalian! Sudah pergi dari sini jangan sibuk mengurusi urusan orang lain,urus saja suami kalian di rumah jangan sampai punya pacar baru." Rudi bangkit mengganti baju nya karena tidak tahan dengan gambar yang di kirim Neneng kepada nya.

Brum....Brum..Brummm.

Asap sepeda motor milik Rudi mengepul di udara sampai membuat Bu Kokom dan yang lain nya terbatuk-batuk.

Mereka belum puas tetapi Rudi sudah terlebih dahulu pergi tidak tahu mau kemana.

" Rudi...Woi jangan pergi dulu." teriak Bu Kokom membuat yang lain tertawa melihat kelakuan nya.

Desas-desus tentang perselingkuhan Rudi dan pergi nya Maryah dari rumah langsung menyebar di sekitar tempat tinggal mereka.kecepatan mulut Bu Kokom mengalahkan kecepatan jaringan wifi.

Sebagian ada yang kaget mendengar cerita Rudi dan Maryah sebagian nya lagi terlihat biasa saja karena beberapa kali mereka pernah melihat Rudi tengah bersama wanita selingkuhan nya.

Sementara itu,di dalam mobil terjadi keheningan yang berkepanjangan.baik Naima maupun Dito sibuk menatap ke luar jendela mobil mencari rumah kontrakan yang bisa mereka tempati malam ini juga.

Lara sudah menawarkan mereka agar menginap di rumah nya untuk malam ini saja tetapi Bu Maryah tidak setuju karena tidak mau merepotkan Lara ataupun orang tua nya.bahkan Ibu dari Lara sampai turun tangan membujuk Bu Maryah namun tetap di tolak juga.

" Ra! Kamu pulang saja dulu Ra, nanti kami bisa jalan kaki cari kontrakan nya." ucap Naima merasa tidak enak sudah begitu banyak merepotkan Lara.

" Tanggung Nai,Aku akan pulang setelah kalian mendapatkan rumah kontrakan." jawab Lara tegas tak mau di bantah.

Naima menghela nafas berat,Lara sama keras kepala nya dengan dia.setelah cukup lama berkeliling dan belum juga menemukan kontrakan yang mereka inginkan.Bu Maryah lalu meminta Pak Agus untuk membelokkan mobilnya menuju ke arah pasar.mungkin saja di sekitar pasar ada rumah kosong.di sana juga terkenal dengan sewa rumah yang lumayan murah,selain itu Bu Maryah juga bisa lebih dekat lagi ke tempat kerja nya.

" Sabar ya Bu! Suatu hari nanti Naima akan membawa Ibu dan Dito pergi dari tempat ini,Naima janji." ucap Naima sambil menggenggam tangan ibu nya yang terasa dingin.

Maryah mengangguk sambil tersenyum tipis, walaupun masih sedih dan terluka tetapi Maryah berusaha mengubur nya dalam-dalam.

Singkat cerita akhirnya mereka berhasil menemukan sebuah kontrakan yang tidak terlalu luas tetapi cukup untuk mereka tempati bertiga.

Naima menatap dalam rumah kontrakan ini,di sini mereka akan memulia kehidupan baru.

Rumah ini berdiri Kokoh dengan dinding yang di beri cat putih.pemilik kontrakan ini sengaja mengecat ulang kontrakan nya demi menarik minat konsumen.

Halaman depan masih kosong, nanti dia berencana menanam berbagai sayuran agar bisa punya kebun sayur sendiri dan menghemat pengeluaran ibu nya.

Jarak rumah ini dengan pasar hanya beberapa langkah saja,kurang dari lima menit Maryah sudah sampai di pasar.jadi mulai besok pagi dia tak perlu lagi berangkat terlalu cepat seperti kebiasaan nya selama ini.

Lara bersama Pak Agus sudah di minta pulang oleh Naima dan juga Bu Maryah,hari sudah semakin gelap mereka takut Lara kecapean dan berakhir sakit setelah membantu pindahan dadakan ini.

Sewa rumah ini sudah di bayar lunas untuk satu tahun ke depan tentu saja oleh Ayah Lara,awal nya Naima tidak setuju,namun dia tidak punya pilihan lain untuk menerima bantuan ini,Ayah Lara memberikan dua pilihan kepada nya, terima bayaran kontrakan atau tinggal bersama dengan mereka.

Setelah berdiskusi dengan ibu nya,Naima memutuskan untuk menerima pilihan pertama,mana mungkin mereka tinggal di rumah Lara .itu terlalu merepotkan dan mereka pasti akan merasa canggung dengan keadaan itu.

Naima menggenggam erat tangan ibu nya melangkah perlahan masuk ke dalam rumah.

Belum sempat mereka membuka pintu, dari arah belakang datang sebuah mobil yang mengangkut perabotan rumah.

Naima melirik ibu nya merasa syok karena di antara mereka tidak ada yang memesan barang tersebut.

Dito yang sudah berada di dalam rumah kembali keluar melihat siapa yang datang ke rumah ini.

" Apa benar ini rumah Bu Maryah?" tanya pria yang baru saja turun dari mobil.

" Iya benar,ada apa ya Mas?" tanya Bu Maryah lagi.

" Kami mau mengantar pesanan perabotan rumah untuk Ibu,mau di taruh di mana barang nya Bu?" tanya pria itu dengan sopan.

Bu Maryah kembali menatap Naima dengan dahi yang mengernyit heran.dari mana barang ini datang, padahal besok rencana nya Naima baru akan membeli kasur rumah menggunakan tabungan nya sendiri,malam ini mereka sudah berencana tidur dengan alas seadanya.bisa berteduh dari panas dan hujan saja sudah cukup.jika punya uang lebih baru lah mereka bisa menyicil membeli perabotan rumah.

Semua perabotan rumah yang ada di rumah rumah lama sama sekali tidak mereka bawa, kepindahan ini terlalu cepat dan mereka tidak berpikir sampai sejauh itu.mau kembali ke rumah lama juga terasa berat pasti Rudi tidak akan membiarkan mereka masuk ke dalam rumah.

" Tapi Saya tidak pernah memesan barang-barang itu Mas! Mungkin Mas salah alamat." jawab Bu Maryah pelan dan menggeser posisi berdiri menjadi lebih dekat kepada putra nya.

Pria itu lalu menjelaskan sesuatu kepada Bu Maryah dan kedua anak nya, sementara yang satu nya lagi sibuk menurunkan barang-barang lalu di letakkan di teras rumah.

" Jadi ini dari Pak Akbar?" ulang Naima yang tahu kalau Akbar yang di maksud adalah Ayah nya Lara.

" Iya benar Mbak,apa barang nya sudah bisa di masukkan?" tanya pria itu mengulang pertanyaan yang sama karena teras ini mulai penuh dengan berbagai macam perabotan rumah.

Naima pun dengan berat hati mengangguk setuju,ia lalu meminjam handphone jadul milik ibu nya dan mencoba menghubungi Lara untuk memastikan kebenaran nya.

" Bagaimana nak? Apa benar ini dari orang tua Lara?" tanya Bu Maryah menghampiri putri nya .

" Iya Bu! Mereka tidak menerima penolakan." jawab Naima dengan tatapan kosong.

Naima sangat berterima kasih dengan bantuan dari Pak Akbar,dia juga berjanji akan membalas kebaikan mereka dengan hal yang lebih besar.semua yang sudah Pak Akbar dan Bu Reva lakukan untuk mereka akan selalu Naima ingat di memori nya.

Dari arah luar muncul Dito yang membantu memindahkan kasur ke dalam kamar.

Bu Maryah menatap sekeliling dengan ekspresi kagum.akhir nya kedua anak nya bisa merasakan tidur di atas kasur yang empuk dan suasana rumah yang bersih dan nyaman.

" Besok Ibu akan berterima kasih kepada orang tua Lara, mereka sudah begitu banyak membantu kita."ucap nya dengan lirih penuh keharuan.

" Tadi Naima sudah mengucapkan kata terima kasih kepada mereka,besok Naima akan menemani Ibu."Naima lalu membantu Dito mengatur tata letak perabotan rumah supaya kontrakan kecil ini terlihat estetik.

Bu Maryah sejak tadi sudah menguap, beliau juga membantu menata dapur supaya pekerjaan ini lebih cepat selesai,besok mereka harus kembali beraktivitas seperti biasa.apa yang terjadi kemarin sore tidak boleh mengubur mimpi indah mereka di hari esok.

" Lebih baik ibu ke kamar saja,sisa nya biar Kami berdua yang mengurus nya."ucap Naima yang sudah berencana tidur satu kamar dengan sang ibu sedangkan Dito tidur di kamar paling depan.

Maryah ingin menolak tetapi Naima sudah lebih dulu mengajak nya masuk ke salah satu kamar lalu membantu nya berbaring di kasur yang sudah memakai alas yang baru dan wangi.

" Ibu istirahat ya, nggak usah mikir yang macam-macam."bisik nya pelan lalu mengecup kening sang ibu penuh kasih sayang.

Maryah memandang punggung Naima yang perlahan menjauh terhalang oleh pintu yang sudah tertutup rapat.tatapan mata putri nya menyiratkan kesedihan yang mendalam.ia tahu beban yang di pikul oleh putri nya tidak lah ringan .

" Nai,ibu tahu kamu pasti menyimpan begitu banyak luka di hati mu ,maafkan Ibu yang tidak bisa membahagiakan kalian dan menyeret kalian masuk ke kehidupan yang tidak layak ini.Ibu minta maaf nak."lirih Maryah dengan suara yang bergetar.

Air mata yang tadi sudah mengering kini kembali menetes dari sudut mata nya, membasahi pipi yang sudah keriput sesuai dengan ucapan Rudi tadi sore.

Di balik pintu yang tertutup rapat,Naima pun tak kuasa menahan tangis nya.hati nya terasa sesak.sejak tadi Naima berusaha terlihat kuat di depan ibu nya hanya ingin membuat ibu nya tidak merasa bersalah.

" Aku bisa hidup tanpa Bapak,tapi Aku nggak bisa hidup tanpa Ibu."

Bersambung.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di kolom komentar,Like,vote dan bantu rate ⭐⭐⭐⭐⭐ nya guys.

1
ChikoRamadani
siapa yang menolong naima??? apa dokter bagas???
Sudah gila saraf otak pak rudi, dia yang menghabiskan uangnya demi si neneng itu malah balik menyalahkan naima... tega banget seorang ayah tanpa memberi nafkah dan kasihsayang ingin menukarkan harga diri anaknya buat orang lain karena demi uang...
oland sariyy: perlu di kutuk kayak nya si Rudi ini ya kakak 😁😁
total 1 replies
oland sariyy
selamat membaca teman-teman semua nya.jangan lupa.tinggalkan jejak kalian di kolom komentar ya
ChikoRamadani
kira" apa yang dilakukan naima yah ??? jadi penasaran 🤔
lanjut dong thor
oland sariyy: tunggu di bab berikutnya kakak 😁😁
total 1 replies
ChikoRamadani
Mereka selalu diuji mulai dari tidak diberikan kasih sayang seorang ayah, tidak diberi nafkah dan saat mereka dalam situasi terpuruk pun ayahnya tidak peduli sama sekali...
naima dan dito sangat menyayangi ibunya,
tapi bagaimana mereka bisa mendapatkan biaya untuk operasi? apakah ada yg membantu mereka? semoga saja ada orang baik yang bsa menolong ibunya...


sepertinya dokter bagas dia tertarik pada naima tetapi dia sadar diri, naima masih bocah....
ChikoRamadani
lanjut kakk,,
oland sariyy: siap kak
total 1 replies
oland sariyy
terimakasih sudah setia di cerita terbaru author,maaf kalau agak lama update nya kakak, author lagi kurang fit 🙏🙏
ChikoRamadani
Sedih banget loh jadi mereka, tidak diberikan kasihsayang sama sekali... hanya luka dan trauma yang diberikan oleh pak rudi...
bu maryah sudah pasrah dengan tindakan kasar pak rudi tapi dia selalu percaya pak rudi setia...
setelah ini, apakah bu maryah tetap bertahan dengan segala cobaan rumahtangga mereka, dan apakah naima dito masih mau menerima perilaku buruk pak rudi kepada mereka....
ChikoRamadani
miris banget lihat keadaan mereka, apalagi pak rudi tidak ada rasa peduli kepada keluarganya sendiri. mana kakak pak rudi merendahkan bu maryah bilangin miskin dan banyak hutang eh gak sadar dia adiknya saja tidak pernah memberikan nafkah untuk keluarganya malahan bu maryah yang berjuang keras untuk membiayai kehidupan anaknya...
naima,punya teman yang baik , selalu bantuin ketika lagi kesusahan dengan cara diam" memasukkan selembar uang ke dalam tas naima. tapi naima susah dia tidak pernah memanfaatkan temannya itu karena dia anak yang tulus...
oland sariyy: hai kakak terimakasih sudah mampir di karya terbaru author 😊🙏
total 1 replies
oland sariyy
Hai semua nya selamat datang di karya terbaru author 😊😊😊🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!